Dampak COVID-19, Penyaluran Kredit di Jawa Timur Melambat

Selasa, 19 Januari 2021 - 14:50 WIB
loading...
Dampak COVID-19, Penyaluran Kredit di Jawa Timur Melambat
Foto/ilustrasi SINDOnews
A A A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 mengakibatkan kinerja penyaluran kredit di Jawa Timur (Jatim) mengalami perlambatan. Selama triwulan III 2020, perbankan di Jatim hanya mampu mengucurkan kredit sebesar Rp562,49 triliun. Angka turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp573,34 triliun.

Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan, penyaluran kredit perbankan pada triwulan III 2020 yang melambat utamanya akibat kredit investasi. Perlambatan pertumbuhan kredit investasi terjadi pada sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Pertanian serta Perikanan. “Perlambatan kredit investasi ini dipicu pembatasan kegiatan operasional karena pandemi COVID-19,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim Difi Ahmad Johansyah, Selasa (19/1/2021).

Berdasarkan sektor ekonomi secara umum, perlambatan kredit disebabkan oleh sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran. Melambatnya kredit sektor Industri Pengolahan disebabkan oleh subsektor Industri Semen, Kapur dan Gips, Barang-barang dari Semen, dan Kapur (turun dari 12,79% menjadi -19,69%). “Penurunan ini sejalan dengan konsumsi semen domestik ekspor yang turun lebih dalam dari bulan lalu. Sehingga pertumbuhan kredit pada subsektor ini melambat,” imbuh Difi.

Sementara itu di sektor Perdagangan Besar dan Eceran, mengalami perlambatan penyaluran kredit didorong oleh subsektor Perdagangan Dalam Negeri Rokok. Dari 252,80 menjadi -53,02%. Lalu subsektor Perdagangan Ekspor Tembakau, turun dari 88,47% menjadi -19,73%. “Perlambatan ini sejalan dengan kenaikan harga pada komoditas aneka rokok yang diperkirakan dapat mempengaruhi prospek penjualan rokok dan tembakau,” tandas Difi.

Data BI Jatim juga menunjukkan, sebesar 62,81% kredit, disalurkan di Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Kelima pusat penyaluran kredit tersebut mayoritas merupakan sentra industri dan perdagangan, serta daerah dengan aktivitas ekonomi yang tinggi. Hal ini mengindikasikan permintaan kredit lebih didominasi oleh daerah yang menjadi pusat-pusat perekonomian di Jatim.

Dari kelima daerah tersebut, penurunan pertumbuhan kredit paling dalam terjadi di Kota Gresik dan Surabaya. Penyebab melambatnya pertumbuhan kredit di Kota Gresik disebabkan oleh sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta perikanan, konstruksi. Sementara di Kota Surabaya perlambatan kredit terutama disebabkan oleh sektor perdagangan besar dan eceran serta real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1870 seconds (0.1#10.140)