Korban COVID-19 di Belu Terus Melonjak, Warga Pikul Peti Jenazah Keliling Kota

Minggu, 17 Januari 2021 - 00:04 WIB
loading...
Korban COVID-19 di Belu Terus Melonjak, Warga Pikul Peti Jenazah Keliling Kota
Semakin meningkatnya jumlah korban jiwa pasien COVID-19 dan ketiadaan penanganan dari pemerintah daerah membuat masyarakat dan para kaum muda yang tergabung dalam Forum Hallo Belu hari ini melakukan aksi. Foto iNews TV/Stefanus DF
A A A
ATAMBUA - Semakin meningkatnya jumlah korban jiwa pasien COVID-19 dan ketiadaan penanganan dari pemerintah daerah membuat masyarakat dan para kaum muda yang tergabung dalam Forum Hallo Belu hari ini melakukan aksi turun ke jalan menuntut tim Gugus Tugas lebih serius menangani pasien yang terpapar virus COVID 19.

Terhitung sejak sepekan terdapat sudah enam warga mninggal dunia karena ganasnya virus Corona ini.


Dengan menggunakan APD lengkap para orang muda dan masyarakat yang tergabung dalam persatuan Hallo Belu ini membawa poster dan mengusung peti jenazah sebagai bentuk aksi protes masyarakat akan lemahnya pemerintah dan gugus tugas dalam menangani pasien COVID-19 di Kabupaten Belu.

"Kami menuntut pemerintah agar secepat nya membuka pelayanan kesehatan di rumah sakit yang sudah dua pekan ditutup. Selain itu meminta agar pemerintah kembali mengaktifkan kembali satuan gugus tugas yang hingga sekarang dinilai mati dan lamban dalam menangani pasien yang terpapar COVID 19," kata Ivon Sulaiman koordinator aksi, Sabtu (16/1/2021).

Dengan mengenakanAPDberupa baju hazmat dan mengusung peti jenazah sambil menyalakan lilin di samping peti jenazah. Mereka juga membawa serta poster potongan bertuliskan “Matinya Gugus Tugas COVID Belu, Kami Berduka dan RIP Nurani Humanis”.

"Peti jenazah yang dibawa sebagai pesan bahwa Negara dalam hal ini Pemerintah Daerah (Pemda) Belu melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 diKabupatenBelu telah “Mati”," timpalnya.

Menurut dia, aksi turun ke jalan yang di lakukan hari ini sebagai bentuk aksi protes kepada pemerintah dan satuan gugus tugas yang hingga saat ini dinilai mati dalam menangani pasien yang terpapar virus. Baik yang dirawat di ruangan isolasi rumah sakit maupun yang menjalankan isolasi mandri di rumah.

Baca juga: Gempa Majene 6,2 SR Hancurkan RS Mitra Manakarra, Sejumlah Perawat dan Pasien Tertimbun


Ivon Sulaiman menegaskan COVID-19 di Kabupaten Belu semakin mengganas dan telah memakan korbanjiwa.

"Meski wabah ganas itu sudah memkaan korban nyawa namun sangat disayangkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kabupaten Belu malah terkesan pasif, cuek, dan seolah olah menutup mata dengan ancaman penyakit mematikan yang sedang terjadi di tengah tengah masyarakat," ujarnya.

Selain itu, Ivon menyayangkan kebijakan penutupan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr Gabriel Manek, SVD Atambua yang adalah milik Pemda Belu malah ditutup saat situasi seperti sekarang ini.

“Masyarakat menjadi panik dan bingung, mau kemana jika sakit. Sedangkan para pejabat dan elit politik masih merasa nyaman-nyaman saja dengan keadaaan ini seolah olah tidak terjadi apa-apa, tidak ada solusi konkrit bagi masyarakat,” tukasnya.

Selain menggelar aksi mereka juga membacakan tuntutan mereka kepada Pemda Belu sekaligus mendeklarasikan diri bahwa dengan keterbatasan yang ada untuk menjadi Relawan Sosial guna membantu pemerintah, Masyarakat Kabupaten Belu dan mereka yang terpapar selama masa pandemi.

Adapun point tuntutan Komunitas Halo Belu diantaranya;

1. Mendesak Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Belu menjalankan fungsi dan tugasnya selama masa pandemi.
2. Mendesak Pemda Belu mengaktifkan fasilitas kesehatan Kabupaten Belu.
3. Mendesak Pemda Belu menyediakan tempat Karantina khusus bagi pasien yang terpapar COVID-19.
4. Mendesak Pemda Belu menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagitenaga kesehatansebagai garda terdepan.
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0817 seconds (0.1#10.140)