Gempa Majene 6,2 SR Ribuan Warga Mengungsi ke Tempat Lebih Tinggi
loading...
A
A
A
MAJENE - Gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter yang mengguncang Majene, Sulbar membuat warga yang tengah lelap tidur panik dan berhamburan keluar rumah.
Akibatnya gempa yang berpusat pada 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Bujur Timur di wilayah timur laut Kabupaten Majene ini membuat ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Nampak warga berbondong-bondong membawa pakaian seadanya berhamburan di jalan-jalan baik berjalan kaki, naik motor maupun mobil. Mereka memenuhi jalan jalan di Kota Majene karena memilih meninggalkan rumah karena takut ada gempa susulan.
"Ya pak kita semua ini pilih mengungsi dulu karena takut gempa susulan apalagi tadi ada info tsunami, " kata Iman warga Labuang, Majene.
Namun berdasarkan informasi BMKG gempa berkekuatan 6,2 Skala Richet tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 6.2 Skala Richter yang mengguncang wilayah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat Jumat (15/1/2021) pada pukul 01.28 WIB membuat Rumah Sakit Mitra Manakarra, Kantor Gubernur Sulbar, hotel dan rumah warga rata dengan tanah.
Akibatnya gempa yang berpusat pada 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Bujur Timur di wilayah timur laut Kabupaten Majene membuat sejumlah perawat dan pasein di Mitra Manakarra tersebut tertimbun.
Hingga saat ini aparat gabungan masih berusaha mengevakuasi para korban dari reruntuhan bangunan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa 6,2 Skala Richter ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan.
"Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti," kata dia.
Sedangkan IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.
Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Bisa diklik: Majene Diguncang Gempa, Warga dan Pedangang di Pasar Sentral Panik Berhamburan
"Terkait dengan gempa M6,2 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 km timur laut Majene. Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami," timpalnya.
Hingga kini belum ada perkembangan informasi terkait dampak akibat gempa tersebut.BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa.
Akibatnya gempa yang berpusat pada 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Bujur Timur di wilayah timur laut Kabupaten Majene ini membuat ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Nampak warga berbondong-bondong membawa pakaian seadanya berhamburan di jalan-jalan baik berjalan kaki, naik motor maupun mobil. Mereka memenuhi jalan jalan di Kota Majene karena memilih meninggalkan rumah karena takut ada gempa susulan.
"Ya pak kita semua ini pilih mengungsi dulu karena takut gempa susulan apalagi tadi ada info tsunami, " kata Iman warga Labuang, Majene.
Namun berdasarkan informasi BMKG gempa berkekuatan 6,2 Skala Richet tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 6.2 Skala Richter yang mengguncang wilayah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat Jumat (15/1/2021) pada pukul 01.28 WIB membuat Rumah Sakit Mitra Manakarra, Kantor Gubernur Sulbar, hotel dan rumah warga rata dengan tanah.
Akibatnya gempa yang berpusat pada 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Bujur Timur di wilayah timur laut Kabupaten Majene membuat sejumlah perawat dan pasein di Mitra Manakarra tersebut tertimbun.
Hingga saat ini aparat gabungan masih berusaha mengevakuasi para korban dari reruntuhan bangunan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa 6,2 Skala Richter ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan.
"Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti," kata dia.
Sedangkan IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.
Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Bisa diklik: Majene Diguncang Gempa, Warga dan Pedangang di Pasar Sentral Panik Berhamburan
"Terkait dengan gempa M6,2 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 km timur laut Majene. Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami," timpalnya.
Hingga kini belum ada perkembangan informasi terkait dampak akibat gempa tersebut.BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa.
(sms)