Peresmian Bendungan Karalloe Ditargetkan Tahun Ini, Pembangunan Sudah 87%
loading...
A
A
A
GOWA - Progres pembangunan Bendungan Karalloe yang terletak di Kecamatan Tompobulu dan Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa sudah mencapai 87 %. Bendungan ini dibangun dengan anggaran Rp1,2 triliun.
"Target kita bulan Oktober tahun 2021 sudah peresmian. Jika pelaksanaan lebih cepat, lebih baik lagi," ungkap Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Adenan Rasyid, Rabu (13/1/2020).
Menurut Adenan, pengerjaan Bendungan Karalloe tinggal bagian luar dinding bendungan dan mesin operasional, serta adanya sedikit hambatan di pembebasan lahan .
Menurutnya, masih ada sekitar 75 bidang tanah yang belum dibebaskan . Sehingga dibutuhkan dukungan Pemkab Gowa bersama Forkopimda untuk menyelesaikan persoalan pembebasan lahan ini.
Berdasarkan data teknis yang ada, Bendungan ini memiliki kapasitas tampung air sebesar 77 meter kubik. Selain itu, bendungan setinggi 85 MDPL ini memiliki luas genangan 145 hektare dengan kapasitas air baku untuk kebutuhan air bersih 440 liter per detik.
Bendungan ini juga nantinya akan dapat mengairi lahan persawahan seluas 7.000 hektare. Dari jumlah itu, sebagian besar lahan persawahan yang akan dialiri berada di Kabupaten Jeneponto. Di samping itu, bendungan ini juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangkit listrik dengan kapasitas 4,5 megawatt.
"Memang bendungan ini letaknya di Gowa, namun sebagian besar airnya akan mengaliri lahan persawahan yang ada di Kabupaten Jeneponto," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Gowa , Adnan Purichta berjanji mememberikan dukungan dalam penyelesaian pembangunan Bendungan Karalloe .
"Kami selaku pemerintah kabupaten siap mendukung proses pembangunannya hingga selesai pengerjaan Bendungan Karalloe . Kita memikirkan kepentingan masyarakat banyak yang akan bisa merasakan manfaat dengan kehadiran Bendungan Karalloe , walaupun bukan masyarakat Gowa langsung," jelasnya.
Selain Bendungan Karalloe , Bupati Adnan juga berharap pembangunan Bendungan Jenelata berjalan dengan lancar. Bahkan ia berpesan sejak awal agar pembebasan lahan dilakukan sebaik mungkin.
Dia berharap masalah pembebasan lahan yang terjadi di Bendungan Karalloe tidak terjadi di pembangunan Bendungan Jenelata.
Apalagi kata Adnan kehadiran Bendungan Jenelata akan membawa dampak yang baik Kabupaten Gowa, terutama dalam pengendalian banjir.
Dirinya menyebutkan bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Gowa pada awal tahun 2019 salah satunya karena aliran Sungai Jenelata yang tidak bisa dibendung.
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Gowa ini, pembangunan Bendungan Jenelata harus disukseskan bersama. Bendungan Jenelata memang betul-betul pemanfaatannya dirasakan langsung oleh masyarakat Gowa. Sehingga perlu sinergi semua pihak.
"Apapun yang menjadi kepentingan Balai untuk Bendungan Jenelata kami siap mem-backup. Kami berharap kalau ada langkah yang diambil oleh Balai agar dikomunikasikan dengan kita," ujarnya.
"Target kita bulan Oktober tahun 2021 sudah peresmian. Jika pelaksanaan lebih cepat, lebih baik lagi," ungkap Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Adenan Rasyid, Rabu (13/1/2020).
Menurut Adenan, pengerjaan Bendungan Karalloe tinggal bagian luar dinding bendungan dan mesin operasional, serta adanya sedikit hambatan di pembebasan lahan .
Menurutnya, masih ada sekitar 75 bidang tanah yang belum dibebaskan . Sehingga dibutuhkan dukungan Pemkab Gowa bersama Forkopimda untuk menyelesaikan persoalan pembebasan lahan ini.
Berdasarkan data teknis yang ada, Bendungan ini memiliki kapasitas tampung air sebesar 77 meter kubik. Selain itu, bendungan setinggi 85 MDPL ini memiliki luas genangan 145 hektare dengan kapasitas air baku untuk kebutuhan air bersih 440 liter per detik.
Bendungan ini juga nantinya akan dapat mengairi lahan persawahan seluas 7.000 hektare. Dari jumlah itu, sebagian besar lahan persawahan yang akan dialiri berada di Kabupaten Jeneponto. Di samping itu, bendungan ini juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangkit listrik dengan kapasitas 4,5 megawatt.
"Memang bendungan ini letaknya di Gowa, namun sebagian besar airnya akan mengaliri lahan persawahan yang ada di Kabupaten Jeneponto," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Gowa , Adnan Purichta berjanji mememberikan dukungan dalam penyelesaian pembangunan Bendungan Karalloe .
"Kami selaku pemerintah kabupaten siap mendukung proses pembangunannya hingga selesai pengerjaan Bendungan Karalloe . Kita memikirkan kepentingan masyarakat banyak yang akan bisa merasakan manfaat dengan kehadiran Bendungan Karalloe , walaupun bukan masyarakat Gowa langsung," jelasnya.
Selain Bendungan Karalloe , Bupati Adnan juga berharap pembangunan Bendungan Jenelata berjalan dengan lancar. Bahkan ia berpesan sejak awal agar pembebasan lahan dilakukan sebaik mungkin.
Dia berharap masalah pembebasan lahan yang terjadi di Bendungan Karalloe tidak terjadi di pembangunan Bendungan Jenelata.
Apalagi kata Adnan kehadiran Bendungan Jenelata akan membawa dampak yang baik Kabupaten Gowa, terutama dalam pengendalian banjir.
Dirinya menyebutkan bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Gowa pada awal tahun 2019 salah satunya karena aliran Sungai Jenelata yang tidak bisa dibendung.
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Gowa ini, pembangunan Bendungan Jenelata harus disukseskan bersama. Bendungan Jenelata memang betul-betul pemanfaatannya dirasakan langsung oleh masyarakat Gowa. Sehingga perlu sinergi semua pihak.
"Apapun yang menjadi kepentingan Balai untuk Bendungan Jenelata kami siap mem-backup. Kami berharap kalau ada langkah yang diambil oleh Balai agar dikomunikasikan dengan kita," ujarnya.
(luq)