Kisah Mantan Preman Probolinggo, Sukses Jadi Peternak Lebah Beromzet Puluhan Juta

Rabu, 06 Januari 2021 - 18:01 WIB
loading...
Kisah Mantan Preman Probolinggo, Sukses Jadi Peternak Lebah Beromzet Puluhan Juta
Abdul Rohman, mantan preman sukses beternak madu lebah
A A A
PROBOLINGGO - Berbekal ulet dan tekun, Abdul Rohman (55), warga Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sukses beternak lebah madu .

Tempat ternak madu dilakukan berpindah-pindah mencari lahan yang musim bunga randu dan mangga untuk kebutuhan nutrisi lebahnya. Madu yang dihasilkan setiap panen mencapai tiga kwintal selama sebulan dengan omset Rp 30 hingga Rp40 juta.

(Baca juga: Pemkab Blitar Kembali Buka Wisata Dengan Pembatasan Ketat )

Abdul Rohman menceritakan, dirinya mulai menggeluti lebah madu ini sejak enak tahun terakhir. Bisnis ini dimulai setelah hijrah dari dunia kelam yang selama ini dilakoninya. "Saya dulu dipercaya menjaga ternak lebah di daerah Jawa Tengah," ujarnya, Rabu 6/1/2021).

Dengan modal menjual sepeda motor satu-satunya, Rohman mulai mencoba berternak madu. "Awalnya 10 kotak. Alhamdulillah sekarang mencapai sekitar belasan ribu kotak lebah," lanjutnya.

Masa panen madu pada bulanJuni hingga Desember. Setelah itu lebah tidak produktif dan dirawat saja. Di masa pandemi COVID-19, permintaan pasar madu hasil produksinya meningkat hingga 20 persen. "Di masa pandemi COVID-19, permintaan madu meningkat tajam," tambahnya.

(Baca juga: Perkuat Produksi Lokal, Solusi Atasi Fluktuasi Harga Kedelai )

Sementara itu tokoh masyarakat Lumbang, Bambang Heri Wahyudi mengatakan sosok Abdul Rohman merupakan figur yang menginspirasi. Masa lalunya memang dan terkenal di dunia hitam. "Setelah hijrah, kini Abdul Rohman sukses ternak madu, dan sudah melaksanakan ibadah haji bersama keluarganya," kata Yudi.

Menurutnya, kisah Rohman dapat dijadikan contoh. Dengan keuletan, segala sesuatu yang dicita-citakan akan terwujud. Tidak melihat masa lalu dan kuncinya semangat dan serius. "Bahkan di masa pandemipun, madu tidak mengalami dampak buruk, justru bertambah banyak permintaan," urainya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4191 seconds (0.1#10.140)