Manfaatkan Pasar Online, Perajin Batik Bertahan di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
BLORA - Sejumlah pelaku usaha mikro kecil menangah (UMKM) di Kabupaten Blora Jawa Tengah ikut terdampak pandemi COVID-19. Daya beli masyarakat terus menurun, seiring melemahkan sektornya perekonomian dan pemberlakuan social distancing.
“COVID-19 ini juga berpengaruh pada sektor kerajinan batik seperti kami. Kini sudah jarang ada pembeli datang ke rumah produksi karena takut dengan wabah, mungkin juga karena social distancing,” kata perajin batik, Yanik Mariana, Kamis (14/5/2020).
Perajin batik asal Kelurahan Beran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora itu pun harus menciptakan inovasi agar usahanya tetap berjalan. Di antaranya adalah memanfaatkan pasar online, sehingga pembeli tak perlu datang ke tokonya.
“Meskipun begitu, kami tetap bertahan, berjualan secara online lewat media sosial. Batik karya kami, difoto dan diunggah di media sosial. Sehingga pembeli tidak perlu datang. Hal ini kita lakukan agar ekonomi tetap jalan,” ucapnya.
Pihaknya juga terus melakukan produksi batik agar tidak sampai memberhentikan karyawannya. Produksi batik dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah.
“Kami tetap produksi. Karyawan tetap bekerja dengan memakai masker, jaga jarak dan kita beri fasilitas cuci tangan pakai sabun. Karena saat ini sedang Bulan Ramadhan, maka jam kerjanya agak dikurangi. Alhamdulillah masih bisa jalan walaupun biasanya bisa dapat 7-8 lembar, sekarang sehari hanya bisa dapat 3-5 lembar saja,” lanjut Yanik.
Menurutnya saat ini karyawan mengerjakan beberapa batik pesanan seragam kantor terlebih dahulu yang sudah jelas pembelinya. Sedangkan pembuatan kain batik untuk stok mulai dikurangi.
“Wabah COVID-19 ini juga berdampak pada pengiriman pasokan bahan baku pembuatan batik, seperti kain, malam, dan pewarna yang kebanyakan kami beli dari Solo dan Pekalongan. Kini agak susah karena ada pembatasan pembatasan,” tambahnya. ( )
Dirinya percaya bahwa pandemi ini akan segera berakhir dan semuanya bisa kembali berjalan seperti normal sedia kala. Dia berharap UMKM lain juga bisa bertahan terus berproduksi seperti yang dilakukannya.
“Kami berharap UMKM lainnya bisa seperti kami untuk tetap bertahan, tetap bekerja, tetap berkarya. Kami optimis wabah ini akan cepat berlalu jika kita semuanya bisa bersatu, dan kompak mendukung arahan pemerintah,” pungkas pengusaha batik Nimas Barokah ini.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Blora , Sarmidi, mengapresiasi para perajin batik yang tetap berusaha bertahan di tengah wabah COVID-19. Pihaknya memang terus memberikan dukungan agar sektor UMKM bisa terus berjalan.
“Khusus untuk batik, kami mengimbau agar perkantoran, dinas, instansi tetap bisa memberikan orderan seragam kepada para perajin lokal Blora. Sehingga sektor UMKM ini bisa tetap jalan,” ungkapnya.
“COVID-19 ini juga berpengaruh pada sektor kerajinan batik seperti kami. Kini sudah jarang ada pembeli datang ke rumah produksi karena takut dengan wabah, mungkin juga karena social distancing,” kata perajin batik, Yanik Mariana, Kamis (14/5/2020).
Perajin batik asal Kelurahan Beran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora itu pun harus menciptakan inovasi agar usahanya tetap berjalan. Di antaranya adalah memanfaatkan pasar online, sehingga pembeli tak perlu datang ke tokonya.
“Meskipun begitu, kami tetap bertahan, berjualan secara online lewat media sosial. Batik karya kami, difoto dan diunggah di media sosial. Sehingga pembeli tidak perlu datang. Hal ini kita lakukan agar ekonomi tetap jalan,” ucapnya.
Pihaknya juga terus melakukan produksi batik agar tidak sampai memberhentikan karyawannya. Produksi batik dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah.
“Kami tetap produksi. Karyawan tetap bekerja dengan memakai masker, jaga jarak dan kita beri fasilitas cuci tangan pakai sabun. Karena saat ini sedang Bulan Ramadhan, maka jam kerjanya agak dikurangi. Alhamdulillah masih bisa jalan walaupun biasanya bisa dapat 7-8 lembar, sekarang sehari hanya bisa dapat 3-5 lembar saja,” lanjut Yanik.
Menurutnya saat ini karyawan mengerjakan beberapa batik pesanan seragam kantor terlebih dahulu yang sudah jelas pembelinya. Sedangkan pembuatan kain batik untuk stok mulai dikurangi.
“Wabah COVID-19 ini juga berdampak pada pengiriman pasokan bahan baku pembuatan batik, seperti kain, malam, dan pewarna yang kebanyakan kami beli dari Solo dan Pekalongan. Kini agak susah karena ada pembatasan pembatasan,” tambahnya. ( )
Dirinya percaya bahwa pandemi ini akan segera berakhir dan semuanya bisa kembali berjalan seperti normal sedia kala. Dia berharap UMKM lain juga bisa bertahan terus berproduksi seperti yang dilakukannya.
“Kami berharap UMKM lainnya bisa seperti kami untuk tetap bertahan, tetap bekerja, tetap berkarya. Kami optimis wabah ini akan cepat berlalu jika kita semuanya bisa bersatu, dan kompak mendukung arahan pemerintah,” pungkas pengusaha batik Nimas Barokah ini.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Blora , Sarmidi, mengapresiasi para perajin batik yang tetap berusaha bertahan di tengah wabah COVID-19. Pihaknya memang terus memberikan dukungan agar sektor UMKM bisa terus berjalan.
“Khusus untuk batik, kami mengimbau agar perkantoran, dinas, instansi tetap bisa memberikan orderan seragam kepada para perajin lokal Blora. Sehingga sektor UMKM ini bisa tetap jalan,” ungkapnya.
(nun)