Pemerintah Kabupaten Lembata Gencarkan Sektor Pariwisata sebagai Leading Sector Percepatan Ekonomi

Kamis, 31 Desember 2020 - 18:17 WIB
loading...
Pemerintah Kabupaten Lembata Gencarkan Sektor Pariwisata sebagai Leading Sector Percepatan Ekonomi
Lonely Planet pernah menobatkan NTT sebagai destinasi terbaik di dunia. Tidak heran karena NTT menyimpan banyak keindahan alam yang menawan, termasuk Lembata
A A A
LEWOLEBA - Lonely Planet pernah menobatkan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai destinasi terbaik di dunia. Tidak heran karena NTT menyimpan banyak keindahan alam yang menawan, namun belum terekspos dengan baik. Karena itulah, Anda bisa menjadikan NTT sebagai list liburan bersama keluarga.

Tempat wisata di NTT punya ragam pilihan destinasi. NTT merupakan provinsi yang didominasi wilayah kepulauan yang indah. Pemerintah Nusa Tenggara Timur membuka semua destinasi wisata unggulan daerah ini untuk dikunjungi wisatawan mulai 15 Juni 2020.

Jika ingin berwisata bahari maupun pegunungan, cobalah masukkan Kabupaten Lembata, NTT ke dalam daftar liburan Anda. Bagaimana tidak, daerah itu mempunyai banyak tempat wisata unik. Kabupaten Lembata memiliki batas wilayah Laut Flores di sebelah utara dan Laut Sawu di sebelah selatan. Sementara di sebelah barat berbatasan dengan Selat Boleng serta Selat Lamakera, dan di sebelah timur berbatasan dengan Selat Alor.

Dengan kondisi geografis berupa gugusan kepulauan, keindahan alam di Kabupaten Lembata begitu mengagumkan dan tidak kalah saing dengan wisata alam di Bali, Jawa, Lombok, Manado, Medan, dan lainnya. Tidak heran jika wilayah kabupaten yang beribukota di Lewoleba ini memiliki banyak destinasi unggulan. Alamnya juga masih hijau.

Meski Lembata hingga saat ini masih masuk dalam zona hijau penyebaran Covid-19, namun penerapan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan atau cleanliness, health, safety, environment (CHSE) tetap diberlakukan di berbagai destinasi wisata.

Menurut Bupati Lemabata Eliaser Yentji Sunur dengan berwisata ke Lembata juga menjadi salah satu upaya mendorong pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia. "Saya kira tepat datang ke Lembata. Di sini tanpa ada sekat dan tidak perlu ada rasa khawatir, tidak perlu ragu. Masyarakat juga sangat welcome untuk menyambut siapapun yang berwisata ke Kabupaten Lembata. Sektor pariwisata merupakan sektor dominan atau merupakan leadingsector di Kabupaten Lembata," jelas Eliaser Yentji Sunur, Bupati Lembata saat ditemui Okezone belum lama ini.

Sunur menambahkan, melihat daripada potensi dan karakteristik dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi, dibagi dalam dua koridor, yang keduanya akan saling terhubung, baik memanjang maupun melingkari Pulau Lembata. Menghubungkan Maumere di Kabupaten Sikka, lalu Marapokot di Kabupaten Nagekeo.

"Supaya kita semakin dekat dengan Labuan Bajo. Karena tidak mungkin juga kita langsung menarik turis datang, kita menggeser turis dari Labuan Bajo, karena stay-nya mereka kan sudah cukup lama di Labuan Bajo. Nah, kita akan menarik ini dengan membangun link. Nah, linkini bukan bicara mobilisasi orang untuk datang ke Lembata saja, tapi produk Lembata ini untuk dijual sampai ke tempat lain,” jelas bupati.

Link tersebut lanjut Bupati Sunur, termasuk untuk memberikan support terhadap sumber prioritas di Labuan Bajo. Mungkin mereka kekurangan ikan, kita mendorong ikannya. Mereka kekurangan ternak kita dorong untuk ternaknya. Nah, itu konsep kita, bukan hanya bicara untuk keluar saja, tetapi antar daerah dan antar sektor yang ada yang tergabung dalam tourism link cage.
Pemerintah Kabupaten Lembata Gencarkan Sektor Pariwisata sebagai Leading Sector Percepatan Ekonomi

Untuk informasi, Pemerintah Kabupaten Lembata dan Kabupaten Sikka, telah menandatangani kesepakatan bersama percepatan pembangunan antar kedua daerah, di Gedung Sikka Convention Center (SCC) kota Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa (20/10) lalu. Kedua daerah menyepakati kerjasama di delapan sektor, yakni perdagangan, ekonomi kreatif, pariwisata, perikanan, pendidikan, kesehatan, pertanian, dan peternakan.

RPJMD Kabupaten Lembata periode 2017-2022 menempatkan sektor pariwisata sebagai leading sector dengan sektor pendorong utama adalah perikanan dan pertanian. "Itu melihat dari sebaran karakteristik potensi kekayaan alam, kekayaan budaya, daya tarik wisata, yang menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Lembata, maka konsep pengembangannya diatur dan dibuat sedemikian rupa, sehingga mencakupi seluruh daya tarik yang ada," ungkapnya.

Sunur menjelaskan, konsep pengembangan pariwisata dengan model Grand Line Tourism Development. Pemerintah Kabupaten Lembata membagi pulau ini dengan tiga pengembangan atau disebut juga dengan klaster pengembangan. Pengembangan wilayah satu, wilayah dua, wilayah tiga masing-masing dengan titiknya. Masing-masing memiliki poin untuk jadi titik petumbuhan.

Daya tarik pertama destinasi wisata Gunung Api Batutara yang meletus tiap 20 menit sekali setiap hari. Gunung api yang terletak di Kabupaten Lembata, ini lebih dikenal dengan sebutan Pulau Komba. Keunikan tersebut yang membuat Gunung Api Batu Tara masuk Nominasi Wisata Unik Terpopuler versi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017.

Erupsi Gunung Batutara mengeluarkan letusan tipe strombolian–letusan pendek, hanya menghasilkan sejumlah kecil lava, menjulang tinggi 15-90 meter ke udara, dan tergolong tidak berbahaya. Kita bisa langsung menyaksikan erupsi Gunung Batutara dengan jarak aman 50 meter.

Kurang lebih 1.5 jam menggunakan kapal cepat dan kapal biasa kurang lebih 4 jam, arah selatan kota Lewoleba, Gunung Batutara akan menyejukan mata dan pikiran melalui abu vulkanik yang dimuntahkan ke dalam laut, maupun letusan asap yang terus terjadi.

"Cakupannya sampai ke Teluk Lewoleba, sampai ke Gunung Ile Lewotolok, gunung yang kita bisa masuk ke dalam kawah gunung, kemudian bisa bermain bola di dalam, karena ada lahan luas, bentangan pasir putih sekitar dua kali lapangan sepak bola," jelasnya.

Kedua, ada Lamalera yang dikenal sebagai Lamalera laut ikan asin, di sini wisatawan dapat menyaksikan penangkapan ikan paus secara tradisional. "Kita angkat di sana, jadi manusia yang menjadi objek, bukan ikan paus yang menjadi objek. Jadi tradisi ini kita jaga," tambahnya.

Ketiga, travel fishing, mulai dari bagian selatan arah ke timur, yang mencakup sampai dengan Kecamatan Buyasuri dan Kecamatan Omesuri. Dari ketiga klaster pengembangan atau 3 titik pertumbuhan wisata tersebut bisa menjadi daya tarik pendukungnya wisata Lembata.

Pemerintah Kabupaten Lembata juga membangun beberapa rest point dengan 2 destinasi, yaitu city branding di Bukit Cinta Lembata. Di Bukit Cinta Lembata ini merupakan kawasan integrasi, yang terdapat Bukit Doa, Bukit Susu, dan akan dibangun museum yang ada di atas puncak bukit.

"Ada Bukit Jomblo, ada Kawela Hill, ada pantainya, nah itu city branding kita. Sementara di Lamalera itu menjadi branding destination. Kebetulan juga sama dari target prioritas dari pemerintah provinsi bahwa Lamalera dijadikan pusat wisata estate merupakan bagian dari tujuh prioritas pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur," ungkapnya.

Pemerintah Kabupaten Lembata membangun sebaran wisatanya, yakni rest point-rest point. Dari Lembata, kemudian Lewoleba, menuju city branding-nya Bukit Cinta. Bupati Sunur menjelaskan Desa Pasir Putih Mingar masuk dalam destinasi simpul pariwisata Lembata yang disebut MLT atau singkatan dari Mingar, Lolong dan Tawauwutun.

Ketiga lokasi ini merupakan bagian dari apa yang disebut wisata estate untuk menopang Lamalera sebagai branding destinasi di Lembata. Lamalera, selain sebagai merupakan branding destinasi di Kabupaten Lembata, juga adalah bagian dari wisata estate yang dikembangkan Pemerintah Provinsi NTT.

Kampung Lamalera justru jadi bagian dari wilayah yang bisa menopang pariwisata di NTT. Lamalera dikenal sebagai daerah yang warganya merupakan pemburu ikan paus yang kepopulerannya sudah mendunia. “Kita menonton penangkapan ikan paus whale catchingsecara tradisional. Kita angkat di sana ada lamava yaitu sebutan bagi para pemburu ikan paus.Jadi manusia yang menjadi objek, bukan ikan paus yang menjadi objek. Jadi tradisi ini kita jaga,” ucapnya.

Daerah pantai bagian barat Lamalera masuk dalam koridor ekonomi satu, yang juga terdapat sarang burung walet, sehingga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat.Sementara koridor ekonomi dua dominan ke pariwisata, yaitu wisata kuliner ikan teri Desa Hadakewa. Selain itu, sedang dikembangkan juga wahana bermain guna meningkatkan perekonomian masyarakat di desa setempat. Pengembangan kawasan wisata Pantai Lewolein di Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur diharapkan menjadi salah satu simpul pengembangan pariwisata Lembata.

Pantai Lewolein merupakan pantai rekreasi yang sangat indah dan memiliki keistimewaan yang unik, yaitu komposisi letak dan panorama alam. Terdapat juga Teluk Lewolein dengan potensi alam bawa laut yang indah untuk diving dan snorkeling serta wisata mancing. Dari pantai ini pengunjung bisa menyaksikan sunset di Puncak Gunung Ile Ape. Ponorama pantai dengan hamparan pasir putih keabu-abuan.

Selain Lewolein, ada pula Pojok Cinta di Desa Balauring, Pantai Bean, Kecamatan Omesuri dan Pantai Wade yang akan dibangun areal kampung dan tempat pemancingan serta atraksi Welok yakni atraksi berburu tradisional.

Bergeser ke arah timur ada simpul pariwisata yang namanya Wowong, Beang atau Walupang atau Togotani yang ada di sekitar Pantai Apen dan sekitarnya. Sementara aksesbiliti sedang dibangun, dari titik pengembangan tadi dikelola oleh desa kecuali bukit cinta ini bentuk community based tourism jadi masyarakat dilibatkan.

"Sehingga diharapkan dengan konsep seperti ini pariwisata yang mulai muncul di sektor pundukung di sekitar titik pariwisata yang ingin kita angkat menjadi titik pertumbuhan di Kabupaten Lembata. Sehingga kebijakan saya pada 2021 itu namanya tourism link cage. Jadi bagaimana kita membangun link bisnis ke daerah-daerah," jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Lembata Gencarkan Sektor Pariwisata sebagai Leading Sector Percepatan Ekonomi

Lembata juga menyimpan potensi laut, yang oleh kelompok Soga Genan, Desa Babokerong Loang, menyulap sedikit potensi lautnya untuk menghasilkan rumput laut berkualitas. Semangat masyarakat inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten menetapkan, Desa Babukerong sebagai desa tematik rumput laut. “Sebagai bupati, ini saya harus mengenali seluruh karakter mana yang bisa kita angkat dan itu pilihan saya di pariwaisata. Karena kita bukan bicara tentang daya tarik saja, tapi kita juga bicara tentang masyakaratnya, kita bicara tentang budayanya, tentang pertaniannya,” ucapnya.

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menepati janjinya untuk membangun ruas jalan ke Lamalera, Kabupaten Lembata. Hal itu telah dibahas dan disetujui KUA PPAS 2021 Provinsi NTT, senilai Rp 19,5 miliar untuk pembangunan jalan ke Lamalera sepanjang 18 kilometer, terkait jalan Waijarang-Wulandoni, khususnya dari Penekene sampai Lamalera.

Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen untuk membuka akses jalan ke Lamalera, sebagai destinasi pariwisata yang sudah mendunia. Aksesibilitas adalah faktor terpenting dalam membangun pariwisata, menjadi sektor yang berpengaruh pada kebangkitan dan kesejahteraan masyarakat NTT.

Pariwisata di NTT harus dibangun dalam konsep yang komprehensif, yang mencakup 5 A, yakni terkait Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, Amenitis, Awareness. Lamalera sudah menjadi destinasi yang aktraktif, mampu menarik perhatian dunia. Dan untuk itu Pemprov NTT sudah membangun home stay, yang bekerja sama dengan penduduk setempat.

Diharapkan agar aspek Amenitis, bisa bertumbuh melalui inisiatif warga setempat, untuk menghadirkan kuliner bagi para wisatawan yang berkunjung ke Lamalera. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan kesadaran (Awareness) dari warga maupun penyelenggara atau Pemerintahan Lokal untuk memanfaatkan sektor pariwisata di Lamalera. Termasuk dengan menjaga kebersihan, serta menjaga kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan.

“Lembata memiliki beragam destinasi wisata ekslusif, beda dengan yang lain.Keunikan dan ekslusifnya seperti apa, datang dan rasakan langsung," pungkas Bupati Sunur.
(ars)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3558 seconds (0.1#10.140)