Suara Gemuruh Guguran Mulai Terdengar Jauh dari Lereng Merapi
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Suara gemuruh guguran lambai terdengar dari puncak Merapi. Kali ini suara gemuruh tidak hanya terdengar dari pos Pengamatan Gunung Merapi , namun jauh dari lereng Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah ini.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB tadi malam, terdengar empat kali suara gemuruh guguran. Gemuruh guguran kali ini tidks hanya terdengar di pos pengamatan Babadan dan Jrakah saja. "Namun terdengar agak jauh juga seperti di desa Tunggularum, Wonokerto, Turi Sleman," terangnya kepada wartawan, Minggu (20/12/2020).
Dijelaskannya dengan suara gemuruh guguran yang terdengar ini, menunjukkan aktivitas vulkanik Merapi yang masih tinggi. Desakan magma, menyebabkan terjadinya gempa guguran sehingga menjadikan dinding lava yang berada di puncak labil dan runtuh. "Namun memang belum ada lava baru," katanya.
Dari laporan yang masuk kata dia, sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 pagi ini, gempa guguran tercatat sebanyak 27 kali. Kemudian gempa hembusan sebanyak 23 kali, gempa fase banyak 95 kali dan gempa vulkanik dangkal 15 kali. "Status Merapi masih siaga atau level III," tandasnya. (Baca: Ambil Batang Kayu di Sungai, Kakek di Wajo Hilang Terseret Arus).
Dengan kondisi ini BPPTKG merekomendasikan jarak sampai dengan 5 km dari puncak Merapi harus bebas dari aktivitas manusia. Hal ini untuk antisipasi awan panas serta potensi lahar melalui alur alur sungai di lereng Merapi. "Kita belum bisa prediksi kapan terjadi erupsi namun memang sudah dekat untuk fase erupsi ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 24.00 WIB tadi malam, terdengar empat kali suara gemuruh guguran. Gemuruh guguran kali ini tidks hanya terdengar di pos pengamatan Babadan dan Jrakah saja. "Namun terdengar agak jauh juga seperti di desa Tunggularum, Wonokerto, Turi Sleman," terangnya kepada wartawan, Minggu (20/12/2020).
Dijelaskannya dengan suara gemuruh guguran yang terdengar ini, menunjukkan aktivitas vulkanik Merapi yang masih tinggi. Desakan magma, menyebabkan terjadinya gempa guguran sehingga menjadikan dinding lava yang berada di puncak labil dan runtuh. "Namun memang belum ada lava baru," katanya.
Dari laporan yang masuk kata dia, sejak pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 pagi ini, gempa guguran tercatat sebanyak 27 kali. Kemudian gempa hembusan sebanyak 23 kali, gempa fase banyak 95 kali dan gempa vulkanik dangkal 15 kali. "Status Merapi masih siaga atau level III," tandasnya. (Baca: Ambil Batang Kayu di Sungai, Kakek di Wajo Hilang Terseret Arus).
Dengan kondisi ini BPPTKG merekomendasikan jarak sampai dengan 5 km dari puncak Merapi harus bebas dari aktivitas manusia. Hal ini untuk antisipasi awan panas serta potensi lahar melalui alur alur sungai di lereng Merapi. "Kita belum bisa prediksi kapan terjadi erupsi namun memang sudah dekat untuk fase erupsi ini," pungkasnya.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(nag)