Atasi Kendala Internet, Guru di Jabar Dibekali Tas Multifungsi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Program pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Barat nyatanya belum dapat diterapkan maksimal, khususnya di wilayah yang tak terjangkau jaringan internet (blank spot).
Ketiadaan jaringan internet tersebut mengakibatkan peserta didik kesulitan mendapatkan materi pengajaran. Tidak ada cara lain, kecuali para guru harus melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dengan mendatangi langsung siswanya di wilayah-wilayah pelosok itu.
(Baca juga: 4 Orang Tewas Keracunan Gas Elpiji di Jimbaran Bali)
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi menyebutkan, sedikitnya terdapat 1.200 desa di Jabar yang berstatus desa hutan, di mana jaringan internet sulit diakses. Kondisi geografis menjadi kendala dalam pelaksanaan PJJ di wilayah tersebut.
(Baca juga: Pesan Sang Kakak Sebelum Meninggal, Minta Mahfud MD Rangkul Ulama)
"Kalau letak sekolahnya mungkin masih ada di pusat kecamatan, tapi siswa-siswanya kebanyakan di pelosok yang tidak terjangkau jaringan internet. Akhirnya, tidak sedikit guru yang harus mengunjungi langsung ke rumah-rumah siswanya," ungkap Dedi dalam peluncuran program Tas Bakti Guru Kunjung di Bandung, Sabtu (19/12/2020).
Oleh karenanya, lanjut Dedi, melalui program Tas Bakti Guru Kunjung, pihaknya membuat sebuah terobosan, yakni membekali guru-guru yang mengajar di wilayah pelosok dengan sebuah tas khusus multifungsi.
Selain dilengkapi berbagai alat pelindung diri (APD) seperti masker, hand sanitizer hingga dan face shield, tas khusus tersebut juga dilengkapi dengan meja dan papan tulis berjalan, USB yang berisi bahan pengajaran dari Tikomdik Disdik Jabar serta video motivasi.
"Program Tas Bakti Guru Kunjung ini sebagai solusi terhadap keterbatasan infrastruktur PJJ di Jabar," katanya.
Dedi berharap, program hasil kolaborasi antara PT SMI, JAGI Foundation, Rumpun Indonesia, dan Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tikomdik) Disdik Jabar itu dapat memudahkan para guru yang mengajar di wilayah pelosok, termasuk melindungi kesehatan mereka di tengah pandemi COVID-19.
Kepala SMAN 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat, Lina yang turut hadir dalam peluncuran program Tas Bakti Guru Kunjung yang digelar secara virtual itu mengakui, selama PJJ diberlakukan, pihaknya rutin melakukan evaluasi.
"Berdasarkan evaluasi, meskipun Lembang terletak di kawasan perkotaan, namun masih ada pelajar yang tinggal di pelosok dan sulit mendapatkan jaringan internet," ungkapnya.
Menurut Lina, selain terkendala jaringan internet, siswa yang tidak dapat mengikuti PJJ umumnya karena tidak memiliki gadget atau perangkat teknologi informasi lainnya hingga persoalan ekonomi.
"Karenanya, guru tetap mengunjungi rumah-rumah para siswa ini supaya mereka tetap sama-sama mendapat pengajaran seperti siswa lainnya. Dengan adanya program Tas Bakti Guru Kunjung, kami merasa terbantu, apalagi kami mendapatkan berbagai alat pelindung diri," katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengapresiasi program Tas Bakti Guru Kunjung. Melaui program tersebut, para guru juga dipastikan menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat mengajar langsung siswanya.
"Pada masa AKB (adaptasi kebiasaan baru) ini, protokol kesehatan harus dipatuhi. Lewat program ini, guru yang akan mengajar tatap muka ke rumah siswa sudah dilengkapi alat pelindung lengkap dalam tas tadi. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung atas terselenggaranya program ini," katanya.
Ketiadaan jaringan internet tersebut mengakibatkan peserta didik kesulitan mendapatkan materi pengajaran. Tidak ada cara lain, kecuali para guru harus melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dengan mendatangi langsung siswanya di wilayah-wilayah pelosok itu.
(Baca juga: 4 Orang Tewas Keracunan Gas Elpiji di Jimbaran Bali)
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi menyebutkan, sedikitnya terdapat 1.200 desa di Jabar yang berstatus desa hutan, di mana jaringan internet sulit diakses. Kondisi geografis menjadi kendala dalam pelaksanaan PJJ di wilayah tersebut.
(Baca juga: Pesan Sang Kakak Sebelum Meninggal, Minta Mahfud MD Rangkul Ulama)
"Kalau letak sekolahnya mungkin masih ada di pusat kecamatan, tapi siswa-siswanya kebanyakan di pelosok yang tidak terjangkau jaringan internet. Akhirnya, tidak sedikit guru yang harus mengunjungi langsung ke rumah-rumah siswanya," ungkap Dedi dalam peluncuran program Tas Bakti Guru Kunjung di Bandung, Sabtu (19/12/2020).
Oleh karenanya, lanjut Dedi, melalui program Tas Bakti Guru Kunjung, pihaknya membuat sebuah terobosan, yakni membekali guru-guru yang mengajar di wilayah pelosok dengan sebuah tas khusus multifungsi.
Selain dilengkapi berbagai alat pelindung diri (APD) seperti masker, hand sanitizer hingga dan face shield, tas khusus tersebut juga dilengkapi dengan meja dan papan tulis berjalan, USB yang berisi bahan pengajaran dari Tikomdik Disdik Jabar serta video motivasi.
"Program Tas Bakti Guru Kunjung ini sebagai solusi terhadap keterbatasan infrastruktur PJJ di Jabar," katanya.
Dedi berharap, program hasil kolaborasi antara PT SMI, JAGI Foundation, Rumpun Indonesia, dan Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi (Tikomdik) Disdik Jabar itu dapat memudahkan para guru yang mengajar di wilayah pelosok, termasuk melindungi kesehatan mereka di tengah pandemi COVID-19.
Kepala SMAN 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat, Lina yang turut hadir dalam peluncuran program Tas Bakti Guru Kunjung yang digelar secara virtual itu mengakui, selama PJJ diberlakukan, pihaknya rutin melakukan evaluasi.
"Berdasarkan evaluasi, meskipun Lembang terletak di kawasan perkotaan, namun masih ada pelajar yang tinggal di pelosok dan sulit mendapatkan jaringan internet," ungkapnya.
Menurut Lina, selain terkendala jaringan internet, siswa yang tidak dapat mengikuti PJJ umumnya karena tidak memiliki gadget atau perangkat teknologi informasi lainnya hingga persoalan ekonomi.
"Karenanya, guru tetap mengunjungi rumah-rumah para siswa ini supaya mereka tetap sama-sama mendapat pengajaran seperti siswa lainnya. Dengan adanya program Tas Bakti Guru Kunjung, kami merasa terbantu, apalagi kami mendapatkan berbagai alat pelindung diri," katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengapresiasi program Tas Bakti Guru Kunjung. Melaui program tersebut, para guru juga dipastikan menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat mengajar langsung siswanya.
"Pada masa AKB (adaptasi kebiasaan baru) ini, protokol kesehatan harus dipatuhi. Lewat program ini, guru yang akan mengajar tatap muka ke rumah siswa sudah dilengkapi alat pelindung lengkap dalam tas tadi. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung atas terselenggaranya program ini," katanya.
(shf)