Ini Kesiapan Asrama Haji Jadi Tempat Observasi COVID-19

Rabu, 13 Mei 2020 - 19:52 WIB
loading...
Ini Kesiapan Asrama Haji Jadi Tempat Observasi COVID-19
Kamar-kamar di Asrama Haji Surabaya sufah disiapkan sebelum dipakai untuk tempat observasi pasien COVID-19. Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Asrama Haji Sukolilo Surabaya sudah berbenah untuk kesiapan menjadi temoat observasi COVID-19. Demikian juga para petugas yang disiapkan di Asrama Haji untuk merawat dan menjaga warga yang tinggal sementara di sana. Para petugas itu terdiri dari anggota Linmas, Satpol PP, perawat hingga dokter.

(Baca juga: Ruang Pertemuan RS Disulap Jadi Tempat Menampung Pasien COVID-19 )

Kepala UPT Asrama Haji Sukolilo, Sugianto menuturkan, penggunaan kamar di Asrama Haji Sukolilo ini sebagai bentuk dukungan kepada Pemkot Surabaya terhadap upaya penanganan COVID-19.

"Kami sudah menyiapkan dua gedung yang bersebelahan tapi ada jarak pembatasnya. Masing-masing berkapasitas 24 kamar dua lantai, jadi total dua gedung itu ada 48 kamar," kata Sugianto saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Rabu (13/5/2020).

Ia melanjutkan, jika nantinya kebutuhan kamar di Asrama Haji dinilai kurang, pihaknya memastikan telah menyiapkan opsi gedung lain yang berjauhan namun masih di area asrama.

"Kami sudah mengantisipasi, ada opsi (gedung) yang berjauhan tapi masih di Asrama Haji. Kami juga dibantu Ibu wali kota terkait operasionalnya di dalam gedung ini termasuk kebersihan dan keamanan," katanya.

Menurutnya, pengawasan terhadap ODP yang menjalani isolasi nantinya cukup ketat. Mereka yang tinggal sementara di sana tidak boleh meninggalkan jauh area gedung dan menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi mereka tidak boleh meninggalkan jauh dari area gedung, karena akses ke gedung ini ada pagarnya. Selain itu mereka juga akan mendapat supply makan tiga kali sehari," jelasnya.

Sugianto menekankan bahwa penggunaan Asrama Haji Sukolilo sebagai ruang oservasi tidak mengganggu pelayanan ibadah haji. Sebab penggunaan Asrama Haji untuk ruang isolasi sampai 10 Juni 2020. Jadi misalnya kalau sewaktu-waktu perjalanan haji dibuka kembali, maka asrama bisa digunakan sebagaimana mestinya.

"Ada batas waktu maksimal penggunaan Asrama Haji untuk karantina ini sampai tanggal 10 Juni. Tapi saya yakin mudah-mudahan tidak sampai tanggal itu," ujarnya.

Sugianto menegaskan, bahwa orang yang menjalani observasi di Asrama Haji bukanlah pasien positif Covid-19 atau sakit. Tapi mereka adalah keluarga yang terdampak. Karena itu, ia menekankan kepada masyarakat maupun pegawai di Asrama haji agar tidak perlu khawatir.

"Jadi yang dikirim di sini bukan orang positif COVID-19 atau sakit, tapi orang yang diisolasi di sini adalah orang yang terdampak," katanya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2736 seconds (0.1#10.140)