Redam Emosi Warga, Ini Rahasia Besar yang Dilakukan Wali Kota Risma
loading...
A
A
A
SURABAYA - Banyak rahasia yang mulai diungkapkan Tri Rismaharini ketika menjabat sebagai orang nomor satu di Surabaya. Salah satunya rahasia meredam emosi warganya dengan cara sederhana.
Bagi Risma, menanam pohon di berbagai wilayah Kota Pahlawan menjadi salah satu senjata utamanya.
Selain berfungsi untuk penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida, pohon juga menambah suasana kota menjadi lebih sejuk.
"Banyak pertanyaan, kenapa Bu Risma tanam pohon banyak, biar supaya Surabaya lebih dingin. Karena kalau panas orang akan mudah emosi, mudah marah. Jadi kenapa kita harus tanam pohon sebanyak-banyaknya," kata Risma, Senin (14/12/2020).
Ia melanjutkan, menanam pohon ada tata cara atau teori perantingan yang tepat. Ini dilakukan agar petugas tidak sembarang dalam melakukan perantingan pohon. Hasilnya pun bisa maksimal dan memiliki nilai guna.
"Kalau di atas itu banyak daun, maka pohon itu akan berat, sehingga kalau kena angin dia gampang tumbang karena daya dorongnya (angin) semakin tinggi. Karena itu pohon juga tidak boleh terlalu tinggi," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu menambahkan, ketika pohon itu terlalu banyak daun, maka cahaya matahari tidak masuk.
Apalagi, saat terjadi angin kencang maka beban pohon akan semakin berat karena angin tidak bisa melintas di ranting dan daun.
"Makanya daun-daun di atas harus diranting supaya cahaya matahari dan angin bisa lewat. Sehingga pohon itu tidak mudah roboh," ungkapnya.
Sedangkan jika cabang pohon itu banyak, maka yang harus dikurangi ialah yang cabang-cabang kecil. Sementara untuk cabang besar dibiarkan saja jika tidak mengganggu orang atau kendaraan melintas di jalan.
"Kalau cabangnya banyak yang dikurangi cabang yang kecil-kecil. Cabang besar dibiarkan saja, kecuali kalau cabang besar itu mengganggu orang lewat atau dia sudah terlalu tinggi," urainya.
Menurut dia, memilih posisi cabang pohon yang akan dipangkas juga penting. Sebab, jika asal memotong cabang, hal itu juga dapat berakibat beban pohon akan semakin berat ketika diterjang angin kencang.
(Baca juga: Sosialisasi Prokes, Polres Probolinggo Kota Bagikan Masker Gratis di Warung Kopi)
"Jadi kalau misal ada pohon, ada cabang besar, usahakan itu cabangnya maksimal tiga. Tiga cabang itu dari tiga sisi berbeda. Segitiga itu paling sempurna kekuatannya," sambungnya.
Selain memberikan arahan terkait cara perantingan pohon, Risma juga kembali mengingatkan agar memangkas cabang pohon yang terlalu rendah dan mengganggu pedestrian jalan. Ini dilakukan agar ketika ada orang melintas, ia tetap berada di jalur pedestrian itu.
(Baca juga: Gresik Masih Kebanjiran, Sampai Mana Revitalisasi Sungai Kali Lamong?)
"Agar orang bisa lewat (pedestrian). Kalau orang tidak bisa lewat maka orang itu akan turun ke jalan nanti kalau tertabrak mobil maka kita yang salah," jelasnya.
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
Bagi Risma, menanam pohon di berbagai wilayah Kota Pahlawan menjadi salah satu senjata utamanya.
Selain berfungsi untuk penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida, pohon juga menambah suasana kota menjadi lebih sejuk.
"Banyak pertanyaan, kenapa Bu Risma tanam pohon banyak, biar supaya Surabaya lebih dingin. Karena kalau panas orang akan mudah emosi, mudah marah. Jadi kenapa kita harus tanam pohon sebanyak-banyaknya," kata Risma, Senin (14/12/2020).
Ia melanjutkan, menanam pohon ada tata cara atau teori perantingan yang tepat. Ini dilakukan agar petugas tidak sembarang dalam melakukan perantingan pohon. Hasilnya pun bisa maksimal dan memiliki nilai guna.
"Kalau di atas itu banyak daun, maka pohon itu akan berat, sehingga kalau kena angin dia gampang tumbang karena daya dorongnya (angin) semakin tinggi. Karena itu pohon juga tidak boleh terlalu tinggi," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu menambahkan, ketika pohon itu terlalu banyak daun, maka cahaya matahari tidak masuk.
Apalagi, saat terjadi angin kencang maka beban pohon akan semakin berat karena angin tidak bisa melintas di ranting dan daun.
"Makanya daun-daun di atas harus diranting supaya cahaya matahari dan angin bisa lewat. Sehingga pohon itu tidak mudah roboh," ungkapnya.
Sedangkan jika cabang pohon itu banyak, maka yang harus dikurangi ialah yang cabang-cabang kecil. Sementara untuk cabang besar dibiarkan saja jika tidak mengganggu orang atau kendaraan melintas di jalan.
"Kalau cabangnya banyak yang dikurangi cabang yang kecil-kecil. Cabang besar dibiarkan saja, kecuali kalau cabang besar itu mengganggu orang lewat atau dia sudah terlalu tinggi," urainya.
Menurut dia, memilih posisi cabang pohon yang akan dipangkas juga penting. Sebab, jika asal memotong cabang, hal itu juga dapat berakibat beban pohon akan semakin berat ketika diterjang angin kencang.
(Baca juga: Sosialisasi Prokes, Polres Probolinggo Kota Bagikan Masker Gratis di Warung Kopi)
"Jadi kalau misal ada pohon, ada cabang besar, usahakan itu cabangnya maksimal tiga. Tiga cabang itu dari tiga sisi berbeda. Segitiga itu paling sempurna kekuatannya," sambungnya.
Selain memberikan arahan terkait cara perantingan pohon, Risma juga kembali mengingatkan agar memangkas cabang pohon yang terlalu rendah dan mengganggu pedestrian jalan. Ini dilakukan agar ketika ada orang melintas, ia tetap berada di jalur pedestrian itu.
(Baca juga: Gresik Masih Kebanjiran, Sampai Mana Revitalisasi Sungai Kali Lamong?)
"Agar orang bisa lewat (pedestrian). Kalau orang tidak bisa lewat maka orang itu akan turun ke jalan nanti kalau tertabrak mobil maka kita yang salah," jelasnya.
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
(boy)