Toleransi Beragama Tumbuh Subur di Keluarga Calon Wali Kota Beragama Konghucu Andrei Angouw

Jum'at, 11 Desember 2020 - 17:44 WIB
loading...
Toleransi Beragama Tumbuh...
Calon Wali Kota Manado, Andrei Angouw. Foto/Okezone/Subhan Sabu
A A A
MANADO - Toleransi bukanlah kata asing bagi Andrei Angouw, Calon Wali Kota Manado yang berdasarkan hitung cepat dari sejumlah lembaga survei, mampu memenangkan kontestasi Pemihan Wali Kota (Pilwako) Manado .

(Baca juga: Jadi Calon Wali Kota Pertama Beragama Konghucu, Andrei Angouw: Tunggu Penetapan Resmi KPU )

Dalam keluarga Andrei Angouw, toleransi itu tumbuh dengan subur. Meski menganut agama Konghucu, istrinya Irene G. Pinontonan justru menganut agama lain, yakni Kristen Protestan. Namun itu tidak menjadi masalah bagi Andrei, intinya yang penting menjaga kerukunan.

"Yang penting keluarga rukun, bisa membina anak-anak, bisa menjadi bagian yang baik untuk membesarkan bangsa ini. Itu paling penting," kata Andrei, Jumat (11/12/2020).



Menurutnya, keluarga itu sel terkecil dari suatu negara, dari keluarga-keluarga terbentuklah negara. Setiap negara punya nilai-nilai sendiri, nilai-nilai keluarga inilah yang membentuk nilai-nilai negara. Kalau keluarga berantakan, negara berantakan. "Keluarga semua bagus, keluarga semua menjalankan nilai-nilai dengan bagus, etos kerja bagus, dididik dengan bagus semua keluarga begitu, negara kuat," ujar Andrei.

(Baca juga: Aduh, Usai Coblosan 15 Tahanan Kasus Korupsi di Rutan Kejati Jatim Positif COVID-19 )

Untuk itu, Andrei mengaku menyesalkan akan adanya isu-isu Suku, Ras, Agama dan Antargolongan (SARA) yang selalu didengung-dengungkan dalam penyelanggaraa Pilkada di Kota Manado .

"Saya sebenarnya menyesalkan, tapi ya saya tahu dalam kontestasi Pilkada kita juga lihat bukan hanya di sini ( Manado ) bahwa memang isu-isu itu paling gampang dimainkan, tapi isu itu yang sangat berbahaya, isu yang sangat tidak mendidik, kita berharap isu itu nanti ke depan tidak ada lagi karena itu berpotensi memecah belah bangsa kita," jelas Andrei.

Andrei mengaku tidak mau terpengaruh dengan adanya isu-isu tersebut. Dia memilih untuk tidak mau mendengar isu-isu itu, tidak mencari beritanya, tidak mencari isunya, bahkan kalau ada yang menyampaikan dia memilih untuk mengabaikannya agar tidak mempengaruhi konsentrasi dia.

(Baca juga: Positif COVID-19, Petugas KPPS di Gunungkidul Tetap Bertugas, KPU Kecolongan? )

Dia mengaku mengganggap isu-isu itu bukan sebagai hal yang besar. Dia lebih memilih berkonsentrasi untuk memenangkan pilkada saja. Karena bagi dia, apapun agamanya, semua warga negara Indonesia.

"Yang penting kita berniat membangun bangsa ini, kita bekerja untuk seluruh masyarakat tanpa melihat agama, etnis dari masyarakat tersebut. Jadi untuk saya itu hal yang not big deal," terang ayah empat orang anak ini.

Jika nanti KPU menetapkan dia sebagai Wali Kota Manado , hal itu menurutnya bisa menjadi contoh keberagaman. Untuk itu dia mengaku sangat mengapresiasi bahwa masyarakat Kota Manado , sudah tidak melihat isu-isu tersebut karena isu itu isu yang sempit pikirannya dan berharap ini menjadi contoh bagi bangasa indonesia.

"Saya berharap Kota Manado menjadi contoh bagi daerah-daerah lain bahwa bukan lihat agama bukan lihat etnisnya, lihat nanti kerjanya," pungkas Andrei.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7299 seconds (0.1#10.140)