Wisata Bahari Jadi Tumpuan Surabaya Selama Pandemi, Ini yang Dilakukan Risma
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kota Surabaya tidak memiliki sumber daya alam (SDA) yang mumpuni untuk dijadikan sebagai objek wisata. Namun, potensi sektor bahari masih menjanjikan sebagai ladang untuk meraup keuntungan di tengah pandemi COVID-19 .
Salah satunya denganmemberdayakan warga di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Romokalisari, Jalan Tambak Osowilangun Surabaya. Kini, kompleks pelelangan ikan ini menjadi salah satu destinasi wisata bahari dan kuliner di Kota Pahlawan. (Baca Juga: 10 Tahun Mengabdikan Diri untuk Kota Surabaya, Risma Bangun 128 Jembatan Baru)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, perpaduan antara wisata kuliner, wisata bahari dan pasar apung yang ada di Kompleks Sentra Ikan Romokalisari ini diharapkan semakin memberikan dampak positif ke warga sekitar. Terutama manfaat untuk ekonomi mereka. “Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi seluruh warga, khususnya para nelayan sekitar," kata Rismasaat ditemui diKompleks Sentra Ikan Romokalisari, Kamis (10/12/2020).
Pihaknyajuga mengajak kepada para pedagang dan nelayan yang ada di Kompleks Sentra Ikan Romokalisari ini agar dapat menjaga kebersihan. Baik itu dari sisi makanan maupun stand-stand. Harapannya, agar semakin banyak pengunjung atau wisatawan yang datang ke Surabaya. (Baca Juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga)
“Kalau semakin banyak orang datang ke Surabaya, artinya kita punya pasar, maka akan semakin banyak pembeli. Jadi karena itu jangan karena ini sudah ditata bagus, kemudian kita tidak menjaga kebersihan, maka orang tidak akan mau ke sini lagi," ucapnya.
Dia menambahkan, modal utama untuk meningkatkan pengunjung atau pembeli adalah kebersihan. Oleh sebab itu, dia ingin agar para pedagang dapat benar-benar memperhatikan kebersihan setiap makanan yang dijual. “Modal utama adalah bersih, termasuk makanan kita. Sekali lagi kita harus mau berubah. Berubah untuk lebih baik bukan untuk lebih jelek. Kalau sudah ada akses, artinya Tuhan telah membuka pintu kita," ujarnya. (Baca Juga: Andrei Angouw Bakal Jadi Walikota Pertama di Indonesia Beragama Konghucu)
Presiden UCLG Aspac inipun menjelaskan, membangkitkan destinasi itu bukan hanya sekadar menyiapkan fasilitas. Tapi, bagaimana memanage pengelolaannya menjadi salah satu dorongan agar bisa menarik. Karenanya, salah satu yang bakal dilakukannya ialah menyiapkan pelatihan kepada para pedagang di Komplek Sentra Ikan Romokalisari.
"Misal bagaimana mengelola masakan, karena kalau itu tidak dilakukan maka akan susah untuk menarik pembeli. Karena itu kan satu paket antara panorama, pemandangan dengan kuliner. Karena itu harus ada training-training untuk bagaimana mengolah makanan sehingga orang (pembeli) mau kembali,"katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang mengungkapkan, ada beberapa potensi yang dikembangkan di Komplek Sentra Ikan Romokalisari. Salah satunya budidaya kepiting soka. "Karena memang potensi di sini, di Pulau Galang itu juga banyak kepitingnya. Nanti mereka (nelayan) tangkap terus dimasukkan ke dalam kumbung-kumbung (keramba) tadi untuk dijadikan soka," kata Herlambang. (Baca Juga: Awas, Kasus Positif COVID-19 di DIY Terus Bertambah Kini Jadi 7.612 Orang)
Selain budidaya kepiting soka, pihaknya juga mengaku memberdayakan nelayan sekitar. Caranya dengan memanfaatkan perahu nelayan untuk dijadikan wisata air di saat weekend. "Nanti Sabtu-Minggu warga bisa memanfaatkan wisata perahu. Jadi nelayan-nelayan Romokalisari ini kita berdayakan. Ada 14 Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di sini, ini yang kita maksimalkan," katanya.
Salah satunya denganmemberdayakan warga di sekitar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Romokalisari, Jalan Tambak Osowilangun Surabaya. Kini, kompleks pelelangan ikan ini menjadi salah satu destinasi wisata bahari dan kuliner di Kota Pahlawan. (Baca Juga: 10 Tahun Mengabdikan Diri untuk Kota Surabaya, Risma Bangun 128 Jembatan Baru)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan, perpaduan antara wisata kuliner, wisata bahari dan pasar apung yang ada di Kompleks Sentra Ikan Romokalisari ini diharapkan semakin memberikan dampak positif ke warga sekitar. Terutama manfaat untuk ekonomi mereka. “Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi seluruh warga, khususnya para nelayan sekitar," kata Rismasaat ditemui diKompleks Sentra Ikan Romokalisari, Kamis (10/12/2020).
Pihaknyajuga mengajak kepada para pedagang dan nelayan yang ada di Kompleks Sentra Ikan Romokalisari ini agar dapat menjaga kebersihan. Baik itu dari sisi makanan maupun stand-stand. Harapannya, agar semakin banyak pengunjung atau wisatawan yang datang ke Surabaya. (Baca Juga: Tangis Tiwi Pecah, Hasil Hitung Cepat Pecundangi Adik Ipar Ganjar Pranowo di Pilbup Purbalingga)
“Kalau semakin banyak orang datang ke Surabaya, artinya kita punya pasar, maka akan semakin banyak pembeli. Jadi karena itu jangan karena ini sudah ditata bagus, kemudian kita tidak menjaga kebersihan, maka orang tidak akan mau ke sini lagi," ucapnya.
Dia menambahkan, modal utama untuk meningkatkan pengunjung atau pembeli adalah kebersihan. Oleh sebab itu, dia ingin agar para pedagang dapat benar-benar memperhatikan kebersihan setiap makanan yang dijual. “Modal utama adalah bersih, termasuk makanan kita. Sekali lagi kita harus mau berubah. Berubah untuk lebih baik bukan untuk lebih jelek. Kalau sudah ada akses, artinya Tuhan telah membuka pintu kita," ujarnya. (Baca Juga: Andrei Angouw Bakal Jadi Walikota Pertama di Indonesia Beragama Konghucu)
Presiden UCLG Aspac inipun menjelaskan, membangkitkan destinasi itu bukan hanya sekadar menyiapkan fasilitas. Tapi, bagaimana memanage pengelolaannya menjadi salah satu dorongan agar bisa menarik. Karenanya, salah satu yang bakal dilakukannya ialah menyiapkan pelatihan kepada para pedagang di Komplek Sentra Ikan Romokalisari.
"Misal bagaimana mengelola masakan, karena kalau itu tidak dilakukan maka akan susah untuk menarik pembeli. Karena itu kan satu paket antara panorama, pemandangan dengan kuliner. Karena itu harus ada training-training untuk bagaimana mengolah makanan sehingga orang (pembeli) mau kembali,"katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang mengungkapkan, ada beberapa potensi yang dikembangkan di Komplek Sentra Ikan Romokalisari. Salah satunya budidaya kepiting soka. "Karena memang potensi di sini, di Pulau Galang itu juga banyak kepitingnya. Nanti mereka (nelayan) tangkap terus dimasukkan ke dalam kumbung-kumbung (keramba) tadi untuk dijadikan soka," kata Herlambang. (Baca Juga: Awas, Kasus Positif COVID-19 di DIY Terus Bertambah Kini Jadi 7.612 Orang)
Selain budidaya kepiting soka, pihaknya juga mengaku memberdayakan nelayan sekitar. Caranya dengan memanfaatkan perahu nelayan untuk dijadikan wisata air di saat weekend. "Nanti Sabtu-Minggu warga bisa memanfaatkan wisata perahu. Jadi nelayan-nelayan Romokalisari ini kita berdayakan. Ada 14 Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di sini, ini yang kita maksimalkan," katanya.
(nic)