Kesakralan Kandang Banteng Blitar Diobok-obok Mak Rini-Makde Rachmad, PDIP Evaluasi Total

Kamis, 10 Desember 2020 - 07:09 WIB
loading...
Kesakralan Kandang Banteng Blitar Diobok-obok Mak Rini-Makde Rachmad, PDIP Evaluasi Total
Tim pemenangan pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Blitar Rini Syarifah-Rachmad Santoso (Mak Rini- Makde Rachmad) melakukan pers rilis kemenangan. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Kemenangan Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, di Pilkada Kabupaten Blitar , menjadi kado pahit bagi PDIP. Kandang banteng yang dikenal sakral bagi trah Bung Karno, kini tak lagi memerah.

(Baca juga: PDIP Anggap Kekalahan di Blitar Peristiwa Luar Biasa )

Kekalahan pasangan petahana Kabupaten Blitar Rijanto- Marheinis Urip Widodo, yang pada Pilkada Kabupaten Blitar , lima tahun lalu menghadapi bumbung kosong, menjadi sengatan yang menyakitkan bagi partai berlgo banteng moncong putih tersebut.

Prediksi bakal menang mudah menghadapi nama baru di kancah politik Kabupaten Blitar , ternyata faktanya dibalik 180 derajat. Dalam hitung cepat Rijanto-Marheinis dibuat keteteran oleh Mak Rini-Makde Rachmad.

Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius PDIP. Bahkan, Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jatim, Budi Sulistyono menyebut, kalahnya paslon petahana yang diusung PDIP di Kabupaten Blitar , sebagai peristiwa yang luar biasa.

(Baca juga: Jungkalkan Paslon PDIP di Kandang Banteng, Makde Rachmad: Sekarang Kosong-kosong )

Sebab Kabupaten Blitar bagi PDIP merupakan salah satu daerah sakral. "Daerah sakral (Kabupaten Blitar ). Luar biasa itu kalau sampai lepas," ujar Budi Sulistyono alias Kanang saat berada di Posko Pemenangan Cabup Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kabupaten Kediri, Rabu malam (9/12/2020).

Dari hasil hitung cepat Pilkada Kabupaten Blitar , paslon Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, meraih kemenangan 56,53 persen. Paslon nomor 02 tersebut menang di 15 kecamatan. Sedangkan paslon petahana Rijanto-Marheinis Urip Widodo yang diusung PDIP, Partai Gerindra, Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PPP hanya meraup 39,54 persen.



Paslon nomor 01 tersebut hanya menang di tujuh Kecamatan. Kanang mengaku sangat tidak menyangka jagonya bakal kalah. Ia melihat cabup dan cawabup Kabupaten Blitar (Rijanto dan Marheinis) sama-sama incumbent. Menurutnya, seorang incumbent sudah mengerti apa yang dilakukan untuk menang. Jalan apa yang harus ditempuh. Apa yang harus dibicarakan.

(Baca juga: Eri-Armuji untuk Sementara Pecundangi Machfud-Mujiaman, Ini Faktor Pemicunya )

Apa yang harus dilangkahkan, kata Kanang, seorang petahana harusnya sudah mengerti. Karenannya sejak awal ia mengaku optimis paslon Rijanto- Marheinis bakal menang. "Awalnya saya optimis betul. Tapi tiba tiba begini, saya gak ngerti," kata Kanang yang saat ini menjabat sebagai Bupati Ngawi.

Kendati demikian, meski selalu dianggap di atas angin, seorang paslon incumbent sebenarnya berada pada posisi tidak mudah. Kebaikan dan keburukan paslon incumbent sama sama mudah dilihat. Kalau buruk, kata Kanang pendatang baru sebagai l penantang akan mudah mengalahkan.

Sebaliknya jika baik, sehebat apapun penantang akan sulit mengalahkan. "Orang kalau di atas nek apik ketok apike, nek elek ketok eleke (Orang kalau di atas kalau baik terlihat kebaikannya, kalau jelek terlihat jeleknya)," tambah Kanang.

(Baca juga: 6 Pengawal Habib Rizieq Tewas, Kapolda Jateng Ingatkan FPI Tak Berlebihan Bersikap )

Kabupaten Blitar sejak awal menjadi daerah yang tidak dikhawatirkan. Karena dianggap sebagai daerah yang tidak dicemaskan, Kabupaten Blitar termasuk daerah yang dilepas. Perhatian partai (PDIP) menurut Kanang lebih fokus kepada Kota Blitar yang lebih dicemaskan.

Sebab yang dilawan paslon besutan PDIP adalah putra mantan Ketua DPC PDIP Kota Blitar (Muh Samanhudi Anwar) yang diketahui begitu mengakar. Bisa jadi karena fokus di Kota Blitar , kata Kanang Kabupaten Blitar justru akhirnya kalah. Sementara di Kota Blitar PDIP berhasil mempertahankan kemenangan. Kemungkinan lain, diakui Kanang bisa jadi karena faktor teledor.

"Bisa jadi seperti itu (teledor). Ini jauh dari sangkaan kita (kekalahan Kabupaten Blitar)," papar Kanang. Karena dianggap sebagai peristiwa yang luar biasa, Kanang juga menegaskan, Kabupaten Blitar menjadi bagian daerah yang akan dievaluasi partai. Kemudian juga Mojokerto dan Ponorogo.

(Baca Juga: Gibran dan Bobby Menang Pilkada, Pemimpin Muda Hasil Kaderisasi PDIP Bertambah)

PDIP menargetkan kemenangan di atas 12 daerah dari 19 daerah di Jawa Timur yang menggelar pilkada serentak. Namun dari data sementara yang masuk, kemenangan yang diraih PDI P hanya 11 daerah. "Pasti ada evaluasi partai. Terutama Blitar ," pungkas Kanang.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1264 seconds (0.1#10.140)