Tokoh Muda Tana Toraja Siap Tantang Petahanan di Pilkada
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tokoh muda Tana Toraja, Melky Gora Rantetana mendeklarasikan diri untuk maju di Pilkada Desember 2020.
Meski berstatus pendatang baru, dia siap menantang pasangan petahana Nicodemus Biringkanae dan Victor Datuan Batara.
Melky mengerti penjaringan yang dilakukan oleh sebagian besar partai sudah selesai. Bahkan beberapa partai diantaranya, juga sudah mengeluarkan surat rekomendasi.
Meski demikian, Melky tak ingin kalah sebelum bertarung. Sebagai langkah realistis, dia mematok target sebagai 02 untuk mendampingi kandidat yang mengusung perubahan di Tana Toraja.
"Saya memang tidak mendaftar pada tahapan penjaringan yang telah dilakukan oleh berbagai partai politik. Namun menyiapkan diri secara total untuk mendampingi siapapun kandidat yang akan membawa perubahan bagi Tana Toraja," kata Melky, Selasa (12/5/2020).
Melky yang merupakan Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tana Toraja ini menyatakan, akan mengoptimalkan jejaring partainya yang saat ini telah ada di 19 kecamatan dan 159 kelurahan/lembang. Infrastruktur partai yang lengkap menjadi salah satu modal Melky untuk bertarung.
"Infrastruktur partai sudah sangat siap, diisi oleh anak-anak muda progresif dan mengusung perubahan. DPP PSI dan DPW Sulsel juga sangat mendukung dan akan mengoptimalkan jaringan mereka termasuk kekuatan media sosial yang selama ini dimiliki oleh PSI," ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, PSI Tana Toraja intens melakukan pembagian sembako. Begitu pun pembangunan tandon air cuci tangan serta pembagian masker untuk warga sambil memberikan edukasi untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona.
Mantan Ketua BEM Fakultas Ekonomi & Akutansi Universitas Gunadarma Depok ini melanjutkan bahwa niatnya untuk maju di Pilkada menantang petahana, didasari atas kondisi pembangunan Tana Toraja yang dianggapnya tidak merata.
"Kemiskinan Tana Toraja itu 12,35% sebelum adanya pandemi Covid-19. Saat ini tentu lebih besar lagi warga miskin akibat pandemi. Aksesibilitas warga juga tidak merata sehingga menimbulkan ekonomi berbiaya tinggi dan juga kecemburuan sosial antar wilayah. Tana Toraja ini harus dibangun untuk semua warga," jelasnya.
Meski berstatus pendatang baru, dia siap menantang pasangan petahana Nicodemus Biringkanae dan Victor Datuan Batara.
Melky mengerti penjaringan yang dilakukan oleh sebagian besar partai sudah selesai. Bahkan beberapa partai diantaranya, juga sudah mengeluarkan surat rekomendasi.
Meski demikian, Melky tak ingin kalah sebelum bertarung. Sebagai langkah realistis, dia mematok target sebagai 02 untuk mendampingi kandidat yang mengusung perubahan di Tana Toraja.
"Saya memang tidak mendaftar pada tahapan penjaringan yang telah dilakukan oleh berbagai partai politik. Namun menyiapkan diri secara total untuk mendampingi siapapun kandidat yang akan membawa perubahan bagi Tana Toraja," kata Melky, Selasa (12/5/2020).
Melky yang merupakan Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tana Toraja ini menyatakan, akan mengoptimalkan jejaring partainya yang saat ini telah ada di 19 kecamatan dan 159 kelurahan/lembang. Infrastruktur partai yang lengkap menjadi salah satu modal Melky untuk bertarung.
"Infrastruktur partai sudah sangat siap, diisi oleh anak-anak muda progresif dan mengusung perubahan. DPP PSI dan DPW Sulsel juga sangat mendukung dan akan mengoptimalkan jaringan mereka termasuk kekuatan media sosial yang selama ini dimiliki oleh PSI," ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, PSI Tana Toraja intens melakukan pembagian sembako. Begitu pun pembangunan tandon air cuci tangan serta pembagian masker untuk warga sambil memberikan edukasi untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona.
Mantan Ketua BEM Fakultas Ekonomi & Akutansi Universitas Gunadarma Depok ini melanjutkan bahwa niatnya untuk maju di Pilkada menantang petahana, didasari atas kondisi pembangunan Tana Toraja yang dianggapnya tidak merata.
"Kemiskinan Tana Toraja itu 12,35% sebelum adanya pandemi Covid-19. Saat ini tentu lebih besar lagi warga miskin akibat pandemi. Aksesibilitas warga juga tidak merata sehingga menimbulkan ekonomi berbiaya tinggi dan juga kecemburuan sosial antar wilayah. Tana Toraja ini harus dibangun untuk semua warga," jelasnya.