Kerajinan Akar Jati Antarkan Jurnalis MNC Runner Up Kompetisi Pertamina
loading...
A
A
A
SEMARANG - Pandemi COVID-19 menjadi pukulan telak bagi pelaku UMKM di Tanah Air, termasuk perajin aneka patung dari akar pohon jati asal Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Namun, mereka tak menyerah dan terus bangkit hingga karya-karyanya tetap menembus pasar luar negeri. Semangat para pekerja di workshop Duta Craftindo milik Abdul Ghofur itu menarik perhatian jurnalis MNC M Taufik Budi Nurcahyanto.
Dia mendatangi lokasi usaha yang terletak di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Suara hentakan palu dan bisingnya gergaji langsung menyambut dari balik tembok workshop.
Belasan pekerja tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sebagai komandan, Abdul Ghofur berkeliling sambil memeriksa detail pekerjaan karyawannya.
Beragam patung hewan tampak gagah berdiri di berbagai sudut ruangan. Di antaranya berupa burung hantu, kuda, elang, ayam, katak, rusa, dan gajah.
Bentuk dan ukuran yang proporsional tersebut membuat patung terlihat realis dan seolah hidup layaknya sungguhan.
Semuanya menggunakan bahan baku akar jati yang berusia puluhan tahun dan terpendam dalam tanah. Selain itu bentuk dari akar harus melengkung sehingga mudah untuk dirangkai menjadi karya seni.
Demi mendapatkan akar jati tersebut, Ghofur rela berburu hingga luar daerah dengan menyeberangi sungai dan mendaki bukit.
"Awalnya memang sempat terkendala pandemi. Tapi saya berpikir, mereka (karyawan) ini punya keluarga yang harus dihidupi. Jadi enggak mungkin saya lakukan PHK," kata Ghofur saat berbincang dengan MNC waktu itu.
"Alhamdulillah kita terus berjalan, dan ekspor juga jalan. Sebagian besar ke Eropa," imbuhnya seraya mengatakan sangat terbantu dengan program kemitraan yang dilakukan oleh PT Pertamina.
Namun, mereka tak menyerah dan terus bangkit hingga karya-karyanya tetap menembus pasar luar negeri. Semangat para pekerja di workshop Duta Craftindo milik Abdul Ghofur itu menarik perhatian jurnalis MNC M Taufik Budi Nurcahyanto.
Dia mendatangi lokasi usaha yang terletak di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Suara hentakan palu dan bisingnya gergaji langsung menyambut dari balik tembok workshop.
Belasan pekerja tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sebagai komandan, Abdul Ghofur berkeliling sambil memeriksa detail pekerjaan karyawannya.
Beragam patung hewan tampak gagah berdiri di berbagai sudut ruangan. Di antaranya berupa burung hantu, kuda, elang, ayam, katak, rusa, dan gajah.
Bentuk dan ukuran yang proporsional tersebut membuat patung terlihat realis dan seolah hidup layaknya sungguhan.
Semuanya menggunakan bahan baku akar jati yang berusia puluhan tahun dan terpendam dalam tanah. Selain itu bentuk dari akar harus melengkung sehingga mudah untuk dirangkai menjadi karya seni.
Demi mendapatkan akar jati tersebut, Ghofur rela berburu hingga luar daerah dengan menyeberangi sungai dan mendaki bukit.
"Awalnya memang sempat terkendala pandemi. Tapi saya berpikir, mereka (karyawan) ini punya keluarga yang harus dihidupi. Jadi enggak mungkin saya lakukan PHK," kata Ghofur saat berbincang dengan MNC waktu itu.
"Alhamdulillah kita terus berjalan, dan ekspor juga jalan. Sebagian besar ke Eropa," imbuhnya seraya mengatakan sangat terbantu dengan program kemitraan yang dilakukan oleh PT Pertamina.