Semeru Kembali 'Tenang', Tenda Pengungsian Tetap Disiagakan di Kamarkajang

Rabu, 02 Desember 2020 - 11:41 WIB
loading...
Semeru Kembali Tenang,...
Tenda pengungsian tetap disiagakan BPBD Kabupaten Lumajang, di Kamarkajang, Kecamatan Candipuro, meskipun kondisi Gunung Semeru kembali tenang. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
LUMAJANG - Pasca terjadinya guguran lava pijar disertai hembusan awan panas letusan dari kawah Jonggring Saloko, pada Selasa (1/12/2020) dini hari, kondisi Gunung Semeru kembali tenang.

(Baca juga: Pengguna Tol Gempol-Pandaan Heboh, Kobaran Api Lalap Ambulans Pengangkut Jenazah )

Meski demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, tetap bersiaga penuh dengan menyiagakan pos pengungsian di Lapangan Kamarkajang, Kecamatan Candipuro.

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, kesiagaan ini terus dilakukan sesuai standar operasi penanganan kebencanaan, yakni hingga tujuh hari ke depan.

Saat terjadi guguran lava pijar disertai awan panas yang menerjang hingga jarak 11 km dari kawah Jonggring Saloko, Gunung Semeru , BPBD Kabupaten Lumajang, sempat mengungsikan sekitar 500 keluarga yang ada di daerah rawan, yakni warga di Dusun Kamar A Desa Oro-oro Ombo; lalu warga Dusun Rowo Baung; dan warga Dusun Supit Urang di sekitar Besuk Kobokan.

(Baca juga: Dendam dan Asmara Membuat Silfia Tega Menyuruh Andik Menggorok Leher Suaminya )

"Kami juga telah membagikan masker untuk warga, mengingat debu vulkanik yang turun sangat tebal, dan sangat membahayakn kesehatan mata serta tenggorokan. Rencananya bantuan masker akan terus diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tuturnya.

Bukan hanya debu saja yang wajib diwaspadai oleh masyarakat. Dia mengimbau warga tidak mendekati seluruh aliran sungai yang bershulu di Gunung Semeru , karena rawan terjadinya banjir lahar hujan akibat hujan lebat dan menumpuknya material vulkanik di kawasan puncak.

Semeru Kembali 'Tenang', Tenda Pengungsian Tetap Disiagakan di Kamarkajang


Wilayah di sekitar Gunung Semeru , terbagi dalam tiga kawasan rawan bencana (KRB). Yakni KRB I, yang merupakan kawasan yang berpotensi dilanda lahar, dan hujan abu. KRB I dibagi dua, yakni kawasan rawan lahar dan kawasan rawan hujan abu.

(Baca juga: Wali Kota Malang Positif COVID-19, Diduga Tertular Almarhum Bupati Situbondo )

Untuk kawasan rawan lahar terletak di sepanjang lembah dan bantaran sungai yang berhulu di daerah puncak Gunung Semeru , di antaranya Kali Manjing, Kali Gligik, Besuk Sat, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Kali Pancing.

Sementara untuk KRB II, merupakan daerah yang berpotensi terkena aliran lava, hujan abu, lumpur panas, dan lontaran batu pijar. Aliran lumpur panas berpotensi terjadi di Kali Manjing, Kali Gligik, Sumbersari, Besuk Sat, dan Besuk Kobokan.

Sedangkan yang paling berbahaya ada di KRB III, yaitu kawasan berpotensi besar terkena awan panas, lava, lontaran lava pijar, dan gas beracun. Area KRB III ini berada di sekitar puncak Gunung Semeru .

(Baca juga: Merampok di Mall Botania Batam, 2 Sahabat Ini Ditembak Polisi )

Sebelumnya, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Semeru , Liswanto menyebutkan guguran lava pijar bisa terjadi karena ada pasokan magma dari perut bumi yang keluar, dan tidak stabilnya kondisi lidah lava atau kubah lava di kawah Jonggring Saloko.

Guguran lava pijar disertai awan panas tersebut, menurutnya bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada dan tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 Km dari puncak. Utamanya di empat Daerah Aliran Sungai (DAS), yakni Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Sarat, dan Besuk Bang.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1767 seconds (0.1#10.140)