Bisnis Makin Moncer, Kenali Tantangan dan Peluang Startup Ini
loading...
A
A
A
BANDUNG - Startup lahir dengan tujuan memberi kemudahan kepada mayarakat melalui teknologi. Namun terkadang, startup kurang diketahui manfaat dan keberadaannya karena bebagai faktor.
Padahal, bila startup memiliki strategi bisnis yang memadai, tidak menutup kemungkinan bisnis bakal makin moncer. Menurut Ketua Umum Mikti Joddy Hernady, untuk dapat sampai pada level startup sukes, setidaknya terdapat tujuh tahapan yang mesti dilalui.
Ketujuh tahapan tersebut adalah fase embrio; pembentukan; prototype/purwarupa; peluncuran produk; pertumbuhan cepat; ekspansi; dan, stabil.
Sementara dari sisi pengembangan produk, fase yang dilalui startup antara lain adalah problem-solution fit, product launch fit, product market fit, dan meningkatkan skala bisnis.
Akan tetapi, kata dia, perjalanan startup hingga produknya dapat diterima oleh market dan mencapai kestabilan tidaklah mudah. Banyak usaha start-up yang berujung pada kegagalan dan berhenti beroperasi.
"Situasi ini sering disebut sebagai periode valley of death, yaitu periode berhenti beroperasinya startup sebelum mencapai kesuksesan komersial. Ini diakibatkan antara lain karena produknya tidak diterima dengan baik oleh pasar. Kegagalan ini terjadi akibat startup masih belum dapat mencapai keuntungan operasional," kata dia.
Menurut Joddy, terdapat dua kemungkinan mengapa startup gagal pada fase ini. Pertama karena mereka belum menemukan produk yang dapat diterima dengan baik oleh pasar. Kedua belum dapat menemukan strategi operasional yang tepat untuk mengomersialkan produk tersebut.
"Selain itu, banyak juga start-up yang menyerah di awal karena pesimistis dan menganggap bahwa perusahaannya tidak akan sukses," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, ketika kegagalan operasional terjadi, tidak dapat disimpulkan secara langsung bahwa startup tersebut gagal. Setiap startup memiliki fase yang harus dilalui untuk membangun perusahaan yang stabil.
Termasuk tahapan di mana perusahaan belum memiliki penjualan dari produk maupun jasa yang dikembangkan, tetapi tetap harus menjalankan operasional perusahaannya hingga saat peluncuran dan penjualan nanti.
Menurut IDEO, sebuah konsultan inovasi global, inovasi yang sukses ialah yang mampu menggabungkan aspek viability (kelayakan secara bisnis), feasibility (kemungkinan secara teknis) dan desirability (keinginan penggunanya).
Pandangan ini diperkuat oleh keyakinan dari sejumlah akselerator dan inkubator terkemuka di dunia, yang menyebutkan bahwa komposisi terbaik dari pendiri pendiri startup adalah gabungan antara hustler (business co-founder), hacker (technical cofounder), dan hipster (design co-founder).
Melihat hal itu, menurut Sekjen Mikti M Andy Zaky, pada 1 Desember 2020 Mikti bakal meluncurkan sebuah buku panduan bagi para pelaku inkubator bisnis agar mereka memahami secara teknis tentang pengelolaan inkubator bisnis.
Buku ini diberi judul Incubator Play akan diberikan atau dapat diunduh secara gratis oleh siapapun. Peluncuran akan dilakukan secara virtual.
(Baca juga: Kegiatan Megamendung Habib Rizieq Masuk Penyidikan, Polda Bakal Panggil Saksi)
"Buku ini memberikan edukasi dan pembahasan tentang proses menjalankan dan mengelola inkubator bisnis dari mulai persiapan sampai dengan pengelolaan keuangan," jelas Sekjen Mikti M Andy Zaky.
Menurut dia, Mikti merupakan organisasi nirlaba profesional untuk pengembangan ekosistem industri kreatif digital di Indonesia.
(Baca juga: Agatha Chelsea: Akhir Tahun Kuliah Psikologi di Luar Negeri, Bisnis dan Lagu Terbaru)
Visi Mikti yaitu membangun ekosistem yang berkelanjutan dan kompetitif untuk pertumbuhan Digital Creative Industry di Indonesia. Sehingga, buku panduan ini akan diberikan secara cuma cuma.
Padahal, bila startup memiliki strategi bisnis yang memadai, tidak menutup kemungkinan bisnis bakal makin moncer. Menurut Ketua Umum Mikti Joddy Hernady, untuk dapat sampai pada level startup sukes, setidaknya terdapat tujuh tahapan yang mesti dilalui.
Ketujuh tahapan tersebut adalah fase embrio; pembentukan; prototype/purwarupa; peluncuran produk; pertumbuhan cepat; ekspansi; dan, stabil.
Sementara dari sisi pengembangan produk, fase yang dilalui startup antara lain adalah problem-solution fit, product launch fit, product market fit, dan meningkatkan skala bisnis.
Akan tetapi, kata dia, perjalanan startup hingga produknya dapat diterima oleh market dan mencapai kestabilan tidaklah mudah. Banyak usaha start-up yang berujung pada kegagalan dan berhenti beroperasi.
"Situasi ini sering disebut sebagai periode valley of death, yaitu periode berhenti beroperasinya startup sebelum mencapai kesuksesan komersial. Ini diakibatkan antara lain karena produknya tidak diterima dengan baik oleh pasar. Kegagalan ini terjadi akibat startup masih belum dapat mencapai keuntungan operasional," kata dia.
Menurut Joddy, terdapat dua kemungkinan mengapa startup gagal pada fase ini. Pertama karena mereka belum menemukan produk yang dapat diterima dengan baik oleh pasar. Kedua belum dapat menemukan strategi operasional yang tepat untuk mengomersialkan produk tersebut.
"Selain itu, banyak juga start-up yang menyerah di awal karena pesimistis dan menganggap bahwa perusahaannya tidak akan sukses," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, ketika kegagalan operasional terjadi, tidak dapat disimpulkan secara langsung bahwa startup tersebut gagal. Setiap startup memiliki fase yang harus dilalui untuk membangun perusahaan yang stabil.
Termasuk tahapan di mana perusahaan belum memiliki penjualan dari produk maupun jasa yang dikembangkan, tetapi tetap harus menjalankan operasional perusahaannya hingga saat peluncuran dan penjualan nanti.
Menurut IDEO, sebuah konsultan inovasi global, inovasi yang sukses ialah yang mampu menggabungkan aspek viability (kelayakan secara bisnis), feasibility (kemungkinan secara teknis) dan desirability (keinginan penggunanya).
Pandangan ini diperkuat oleh keyakinan dari sejumlah akselerator dan inkubator terkemuka di dunia, yang menyebutkan bahwa komposisi terbaik dari pendiri pendiri startup adalah gabungan antara hustler (business co-founder), hacker (technical cofounder), dan hipster (design co-founder).
Melihat hal itu, menurut Sekjen Mikti M Andy Zaky, pada 1 Desember 2020 Mikti bakal meluncurkan sebuah buku panduan bagi para pelaku inkubator bisnis agar mereka memahami secara teknis tentang pengelolaan inkubator bisnis.
Buku ini diberi judul Incubator Play akan diberikan atau dapat diunduh secara gratis oleh siapapun. Peluncuran akan dilakukan secara virtual.
(Baca juga: Kegiatan Megamendung Habib Rizieq Masuk Penyidikan, Polda Bakal Panggil Saksi)
"Buku ini memberikan edukasi dan pembahasan tentang proses menjalankan dan mengelola inkubator bisnis dari mulai persiapan sampai dengan pengelolaan keuangan," jelas Sekjen Mikti M Andy Zaky.
Menurut dia, Mikti merupakan organisasi nirlaba profesional untuk pengembangan ekosistem industri kreatif digital di Indonesia.
(Baca juga: Agatha Chelsea: Akhir Tahun Kuliah Psikologi di Luar Negeri, Bisnis dan Lagu Terbaru)
Visi Mikti yaitu membangun ekosistem yang berkelanjutan dan kompetitif untuk pertumbuhan Digital Creative Industry di Indonesia. Sehingga, buku panduan ini akan diberikan secara cuma cuma.
(boy)