Dorong Lahirnya Vaksin, Menristek Bentuk Tim Akselerasi Vaksin Merah Putih
loading...
A
A
A
SLEMAN - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) / Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) membentuk tim akselerasi percepatan produksi vaksin merah putih.
Tim yang terdiri dari kumpulan pakar dari berbagai perguruan tinggi ini diharapkan bisa mendorong segera lahirnya vaksin dari hasil inovasi karya anak bangsa.
Penyerahan Surat Keputusan Tim akselerasi vaksin merah putih ini diberikan langsung oleh Menteri Ristek (Menristek) Bambang Brodjosumatri pada perwakilan perguruan tinggi saat peluncuran Bakti Inovasi Indonesia dan pameran produk inovasi penanganan COVID-19 di Depok, Sleman, Jumat (27/11/2020).
Bambang Brodjosumatri mengatakan, vaksin merah putih apabila sudah berhasil dikembangkan dan sudah mendapat izin produksi serta persetujuan dari WHO maka pemanfaatannya akan diprioritaskan untuk masyarakat. Sebab kebutuhan vaksinasi untuk pencegahan penularan COVID-19 sangatlah besar.
“Nantinya akan digunakan untuk dalam negeri karena kebutuhan kita cukup besar dari 187 juta orang yang perlu divaksin,” katanya.
Bambang menjelaskan setiap individu yang mendapat jatah suntikan vaksin maka akan mendapat dua kali proses vaksinasi. Dibutuhkan 360 juta lebih vaksin yang dibutuhkan sehingga pengembangan vaksin merah putih ini sangat ditunggu oleh masyarakat.
“Apabila di dalam negeri sudah terpenuhi dan dapat ijin produksi massal maka baru akan kita tawarkan ke negara lain,” tuturnya.
(Baca juga: Memilukan, Gadis 15 Tahun Disuguhkan Sang Pacar untuk Disetubuhi Beramai-ramai di Teras Madrasah)
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM Yodi Mahendradhata mengatakan, ada dua orang dari UGM yang ditunjuk dalam tim akselerasi vaksin merah putih yakni ahli mikrobiologi Prof. Tri Wibawa dan Ahli Kesehatan Anak Ida Safitri Laksanawati.
Yodi menuturkan,pengembangan vaksin merah putih sudah dilakukan oleh tim peneliti UGM di laboratorium FKKMK. Adapun pengembangan vaksin merah putih di UGM lebih dikembangkan pada model DNA protein rekombinan dan adjuvan.
(Baca juga: Ustaz Abu Bakar Ba'asyir Sakit, Sudah Tiga Hari Dirawat di Rumah Sakit)
“Pengembangan vaksin ini tergabung dalam konsorsium baik di UI, ITB dan UGM dengan banyak platform. Namun, yang dikembangkan UGM lebih kepada pengadaan bahan untuk protein rekombinan dan adjuvan,” jelasnya.
Tim yang terdiri dari kumpulan pakar dari berbagai perguruan tinggi ini diharapkan bisa mendorong segera lahirnya vaksin dari hasil inovasi karya anak bangsa.
Penyerahan Surat Keputusan Tim akselerasi vaksin merah putih ini diberikan langsung oleh Menteri Ristek (Menristek) Bambang Brodjosumatri pada perwakilan perguruan tinggi saat peluncuran Bakti Inovasi Indonesia dan pameran produk inovasi penanganan COVID-19 di Depok, Sleman, Jumat (27/11/2020).
Bambang Brodjosumatri mengatakan, vaksin merah putih apabila sudah berhasil dikembangkan dan sudah mendapat izin produksi serta persetujuan dari WHO maka pemanfaatannya akan diprioritaskan untuk masyarakat. Sebab kebutuhan vaksinasi untuk pencegahan penularan COVID-19 sangatlah besar.
“Nantinya akan digunakan untuk dalam negeri karena kebutuhan kita cukup besar dari 187 juta orang yang perlu divaksin,” katanya.
Bambang menjelaskan setiap individu yang mendapat jatah suntikan vaksin maka akan mendapat dua kali proses vaksinasi. Dibutuhkan 360 juta lebih vaksin yang dibutuhkan sehingga pengembangan vaksin merah putih ini sangat ditunggu oleh masyarakat.
“Apabila di dalam negeri sudah terpenuhi dan dapat ijin produksi massal maka baru akan kita tawarkan ke negara lain,” tuturnya.
(Baca juga: Memilukan, Gadis 15 Tahun Disuguhkan Sang Pacar untuk Disetubuhi Beramai-ramai di Teras Madrasah)
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM Yodi Mahendradhata mengatakan, ada dua orang dari UGM yang ditunjuk dalam tim akselerasi vaksin merah putih yakni ahli mikrobiologi Prof. Tri Wibawa dan Ahli Kesehatan Anak Ida Safitri Laksanawati.
Yodi menuturkan,pengembangan vaksin merah putih sudah dilakukan oleh tim peneliti UGM di laboratorium FKKMK. Adapun pengembangan vaksin merah putih di UGM lebih dikembangkan pada model DNA protein rekombinan dan adjuvan.
(Baca juga: Ustaz Abu Bakar Ba'asyir Sakit, Sudah Tiga Hari Dirawat di Rumah Sakit)
“Pengembangan vaksin ini tergabung dalam konsorsium baik di UI, ITB dan UGM dengan banyak platform. Namun, yang dikembangkan UGM lebih kepada pengadaan bahan untuk protein rekombinan dan adjuvan,” jelasnya.
(boy)