Pengembangan Geopark Ciletuh Perlu Riset Berkelanjutan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pengembangan Geopark Ciletuh diperlukan adanya kerja sama riset berkelanjutan dengan perguruan tinggi.
Langkah tersebut diharapkan bisa mempertahankan status Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).
Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Unpad Mega Fatimah Rosana mengatakan, pengembangan Geopark Ciletuh - Palabuhanratu mestinya tidak hanya dilakukan oleh satu sektor saja.
Namun, kolaborasi Pentahelix sangat dibutuhkan, termasuk peran perguruan tinggi dalam menghasilkan riset di kawasan taman kebumian tersebut.
Prof. Mega menilai, keikutsertaan Unpad pada pengajuan Geopark Ciletuh ke UNESCO 2017 silam menjadi keunggulan dibanding pengajuan geopark lainnya di Indonesia. Ini didasarkan, kontribusi akademisi menjadi nilai tambah untuk Geopark.
Keikutsertaan Unpad pun telah berhasil mengantarkan Geopark Ciletuh - Palabuhanratu memperoleh status UGG pada 2018.
Karena itu, Prof. Mega menekankan agar kontribusi Unpad dalam proses validasi ini semakin ditingkatkan. Salah satu upayanya adalah memasifkan kembali aktivitas riset di kawasan Geopark Ciletuh.
Riset tersebut, lanjutnya, berperan penting dalam menunjang status Geopark sebagai media edukasi. (Baca juga: Ini Indikasi Dugaan Pidana saat Kerumunan Massa Sambut Habib Rizieq di Megamendung)
Beragam keanekaragaman hayati, budaya, hingga sosial masyarakat penting untuk dilakukan penelitian. (Baca juga: Kasus Kerumunan Massa Habib Rizieq di Megamendung Bogor Naik ke Tahap Penyidikan)
“Edukasi itu harus berjalan setiap tahun. Dan riset itu tidak boleh berhenti, harus ada temuan-temuan terbaru. Banyak aspek yang bisa kita gali berdasarkan keilmuan yang ada di Unpad,” kata Mega.
Terkait proses re-validasi, Unpad melalui FTG telah menjalin kerja sama dengan badan pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu untuk membantu proses penyusunan dokumen yang akan diajukan ke UNESCO.
Langkah tersebut diharapkan bisa mempertahankan status Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).
Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Unpad Mega Fatimah Rosana mengatakan, pengembangan Geopark Ciletuh - Palabuhanratu mestinya tidak hanya dilakukan oleh satu sektor saja.
Namun, kolaborasi Pentahelix sangat dibutuhkan, termasuk peran perguruan tinggi dalam menghasilkan riset di kawasan taman kebumian tersebut.
Prof. Mega menilai, keikutsertaan Unpad pada pengajuan Geopark Ciletuh ke UNESCO 2017 silam menjadi keunggulan dibanding pengajuan geopark lainnya di Indonesia. Ini didasarkan, kontribusi akademisi menjadi nilai tambah untuk Geopark.
Keikutsertaan Unpad pun telah berhasil mengantarkan Geopark Ciletuh - Palabuhanratu memperoleh status UGG pada 2018.
Karena itu, Prof. Mega menekankan agar kontribusi Unpad dalam proses validasi ini semakin ditingkatkan. Salah satu upayanya adalah memasifkan kembali aktivitas riset di kawasan Geopark Ciletuh.
Riset tersebut, lanjutnya, berperan penting dalam menunjang status Geopark sebagai media edukasi. (Baca juga: Ini Indikasi Dugaan Pidana saat Kerumunan Massa Sambut Habib Rizieq di Megamendung)
Beragam keanekaragaman hayati, budaya, hingga sosial masyarakat penting untuk dilakukan penelitian. (Baca juga: Kasus Kerumunan Massa Habib Rizieq di Megamendung Bogor Naik ke Tahap Penyidikan)
“Edukasi itu harus berjalan setiap tahun. Dan riset itu tidak boleh berhenti, harus ada temuan-temuan terbaru. Banyak aspek yang bisa kita gali berdasarkan keilmuan yang ada di Unpad,” kata Mega.
Terkait proses re-validasi, Unpad melalui FTG telah menjalin kerja sama dengan badan pengelola Geopark Ciletuh - Palabuhanratu untuk membantu proses penyusunan dokumen yang akan diajukan ke UNESCO.
(boy)