Menristek: Indonesia Perlu Belajar Pengelolaan Pendidikan Tinggi dari Belanda
loading...
A
A
A
BOGOR - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan, pentingnya Indonesia belajar dari Belanda dalam hal pengelolaan pendidikan tinggi .
Sebab Belanda menjadi negara dengan kualitas pendidikan tingginya yang sangat bagus. Di Negara tersebut banyak sekali universitas-universitas yang menduduki peringkat terbaik kelas dunia. (Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih )
“Saat ini universitas di Indonesia menduduki peringkat 296 di QS World (rangking universitas di dunia), hal ini bisa dikatakan cukup rendah di sisi Indonesia, mengingat Indonesia merupakan peringkat ke 4 berkaitan dengan populasi dan menduduki posisi ke 16 dalam GDP di perekonomian,” kata Bambang saat membuka ajang Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2020 dengan tema “Achieving the SDGs: from Knowledge to Practice” yang digelar oleh NWO – KNAW – Nuffic Neso Indonesia – LIPI – ALMI – Kedutaan Besar Belanda di Indonesia secara virtual, Selasa (24/11/2020) kemarin. (Baca juga: Mahasiswa UB Gugat Pasal Kebebasan Mimbar Akademik UU Pendidikan Tinggi )
Menurut Bambang, Indonesia membutuhkan upaya-upaya untuk mempercepat peningkatan kualitas perguruan tinggi. Melalui WINNER, kolaborasi internasional menjadi prioritas, guna mempercepat peningkatan kualitas perguruan tinggi Indonesia terutama melalui kerja sama internasional dengan Belanda.
“Berdasarkan pengalaman saya ketika masih menjabat di Universitas Indonesia melakukan kontak dengan universitas luar negeri (baik dengan pihak universitas dan professor) untuk menawarkan kerjasama penelitian sangatlah mudah.
Melalui acara ini diharapkan kerjasama penelitian Indonesia dengan Belanda dapat terus bertambah dan akan terus mendapatkan dukungan penuh dari kedua belah Negara.
WINNER adalah sebuah acara yang akan memberikan kesempatan untuk merefleksikan sejarah panjang kolaborasi Belanda-Indonesia, mengidentifikasi prioritas bersama, memperdalam hubungan antara kedua negara dan membentuk kolaborasi baru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Ingrid van Engelshoven, dalam pidato sambutannya mengatakan, Belanda berkomitmen untuk terus memfasilitasi dan memperluas akses institusi pendidikan tinggi Belanda ke penelitian Indonesia dan peluang pendidikan serta kerjasama beasiswa.
“Indonesia merupakan negara yang sangat berharga dan kami (Belanda) sangat beruntung telah sering melakukan kerjasama baik di ranah perguruan tinggi dan penelitian. Dapat dilihat bahwa perkembangan Indonesia sangat pesat dan dicapai dalam kurung waktu yang singkat. Bagi kami (Belanda) hal ini sangat mengesankan,” kata Ingrid.
Menurut Ingrid, pentingnya kolaborasi internasional antar Indonesia dan Belanda dalah untuk mempertahankan dan memajukan proses perkembangan kerja sama menjadi lebih baik. Ini tentu membutuhkan sumber daya manusia yang terbaik dan fasilitas yang terbaik tanpa mengabaikan perbedaan yang ada di antara dua Negara tersebut.
Ingrid menegaskan, Belanda adalah pintu gerbang ke Eropa untuk menjalin kerja sama yang kebih luas. WINNER menjadi sebuah momentum bagi kedua negara untuk dapat terus melakukan kerja sama di masa yang akan datang.
Di tengah pandemi COVID-19, WINNER akan memprioritaskan pada penelitian dalam bidang medis dan kualitas hidup. Namun hal hal lain juga tidak akan dilupakan seperti climate change, biodiversity, law and justice, agriculture, hydrology.
WINNER akan berfokus pada kolaborasi Indonesia – Belanda dalam sains dan pendidikan, termasuk kolaborasi dengan sektor swasta R&D, dalam kemitraan swasta-publik, dan menampilkan Living Labs sebagai inkubator untuk investasi perusahaan.
WINNER adalah acara rutin tahunan. WINNER 2020 kali ini merupakan yang pertama diselenggarakan. WINNER diumumkan oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte selama kunjungannya ke Indonesia pada bulan Oktober 2019 dan disampaikan oleh Ketua NWO Wim van den Doel kepada Raja dan Ratu Belanda serta Menteri Luar Negeri Indonesia, selama kunjungan kenegaraan Belanda ke Indonesia pada Maret 2020.
Sebab Belanda menjadi negara dengan kualitas pendidikan tingginya yang sangat bagus. Di Negara tersebut banyak sekali universitas-universitas yang menduduki peringkat terbaik kelas dunia. (Baca juga: Menristek Siapkan Rp300 Miliar untuk Uji Klinis Vaksin Merah Putih )
“Saat ini universitas di Indonesia menduduki peringkat 296 di QS World (rangking universitas di dunia), hal ini bisa dikatakan cukup rendah di sisi Indonesia, mengingat Indonesia merupakan peringkat ke 4 berkaitan dengan populasi dan menduduki posisi ke 16 dalam GDP di perekonomian,” kata Bambang saat membuka ajang Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) 2020 dengan tema “Achieving the SDGs: from Knowledge to Practice” yang digelar oleh NWO – KNAW – Nuffic Neso Indonesia – LIPI – ALMI – Kedutaan Besar Belanda di Indonesia secara virtual, Selasa (24/11/2020) kemarin. (Baca juga: Mahasiswa UB Gugat Pasal Kebebasan Mimbar Akademik UU Pendidikan Tinggi )
Menurut Bambang, Indonesia membutuhkan upaya-upaya untuk mempercepat peningkatan kualitas perguruan tinggi. Melalui WINNER, kolaborasi internasional menjadi prioritas, guna mempercepat peningkatan kualitas perguruan tinggi Indonesia terutama melalui kerja sama internasional dengan Belanda.
“Berdasarkan pengalaman saya ketika masih menjabat di Universitas Indonesia melakukan kontak dengan universitas luar negeri (baik dengan pihak universitas dan professor) untuk menawarkan kerjasama penelitian sangatlah mudah.
Melalui acara ini diharapkan kerjasama penelitian Indonesia dengan Belanda dapat terus bertambah dan akan terus mendapatkan dukungan penuh dari kedua belah Negara.
WINNER adalah sebuah acara yang akan memberikan kesempatan untuk merefleksikan sejarah panjang kolaborasi Belanda-Indonesia, mengidentifikasi prioritas bersama, memperdalam hubungan antara kedua negara dan membentuk kolaborasi baru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Ingrid van Engelshoven, dalam pidato sambutannya mengatakan, Belanda berkomitmen untuk terus memfasilitasi dan memperluas akses institusi pendidikan tinggi Belanda ke penelitian Indonesia dan peluang pendidikan serta kerjasama beasiswa.
“Indonesia merupakan negara yang sangat berharga dan kami (Belanda) sangat beruntung telah sering melakukan kerjasama baik di ranah perguruan tinggi dan penelitian. Dapat dilihat bahwa perkembangan Indonesia sangat pesat dan dicapai dalam kurung waktu yang singkat. Bagi kami (Belanda) hal ini sangat mengesankan,” kata Ingrid.
Menurut Ingrid, pentingnya kolaborasi internasional antar Indonesia dan Belanda dalah untuk mempertahankan dan memajukan proses perkembangan kerja sama menjadi lebih baik. Ini tentu membutuhkan sumber daya manusia yang terbaik dan fasilitas yang terbaik tanpa mengabaikan perbedaan yang ada di antara dua Negara tersebut.
Ingrid menegaskan, Belanda adalah pintu gerbang ke Eropa untuk menjalin kerja sama yang kebih luas. WINNER menjadi sebuah momentum bagi kedua negara untuk dapat terus melakukan kerja sama di masa yang akan datang.
Di tengah pandemi COVID-19, WINNER akan memprioritaskan pada penelitian dalam bidang medis dan kualitas hidup. Namun hal hal lain juga tidak akan dilupakan seperti climate change, biodiversity, law and justice, agriculture, hydrology.
WINNER akan berfokus pada kolaborasi Indonesia – Belanda dalam sains dan pendidikan, termasuk kolaborasi dengan sektor swasta R&D, dalam kemitraan swasta-publik, dan menampilkan Living Labs sebagai inkubator untuk investasi perusahaan.
WINNER adalah acara rutin tahunan. WINNER 2020 kali ini merupakan yang pertama diselenggarakan. WINNER diumumkan oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte selama kunjungannya ke Indonesia pada bulan Oktober 2019 dan disampaikan oleh Ketua NWO Wim van den Doel kepada Raja dan Ratu Belanda serta Menteri Luar Negeri Indonesia, selama kunjungan kenegaraan Belanda ke Indonesia pada Maret 2020.
(nth)