Demi Bisa Wisuda Sarjana di Usia 78 Tahun, Adik Wapres Try Sutrisno Rela Mandi Jam 1 Pagi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Menjadi salah satu peserta wisuda , dari total 1.139 wisudawan di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Hj. Chamimmah. (Baca juga: Berusia 78 Tahun, Adik Kandung Wakil Presiden Try Sutrisno Selesaikan Pendidikan Sarjana )
Adik kandung Wakil Presiden ke-6 Indonesia, Try Sutrisno, yang kini telah berusia 78 tahun tersebut, rela bangun pada pukul 01.00 WIB, demi menyiapkan diri untuk hadir menjadi wisuda wati untuk Prodi Pendidikan Guru PAUD UMSurabaya .
"Saya sudah biasa salat tahajud pukul 24.00 WIB. Biasanya langsung istirahat, tetapi karena akan ikut wisuda saya langsung bersiap mandi pukul 01.00 WIB. Lalu menyiapkan sarapan untuk cucu saya," ungkapnya.
Dia mengaku pukul 03.00 WIB sudah memasak untuk sarapan cucunya. Usai menyiapkan sarapan, nenek dua cucu ini langsung melanjutkan aktivitas salat subuh. Selesai salat subuh, pada pukul 05.00 WIB sudah berdandan dan berangkat ke tempat wisuda . (Baca juga: Aduh! 5.082 Karyawan Mall Jalani Tes Usap, Hasilnya 180 Positif COVID-19 )
"Tadi sampai di tempat wisuda pukul 06.30 WIB, ternyata masih sepi tempatnya," ungkapnya sambil terkekeh. Chamimmah yang lahir pada 1 September 1942, mampu menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu di UMSurabaya , selama empat tahun.
Pendidik di TK Masa Putra Bkati Surabaya tersebut, menyelesaikan tugas akhir kuliah dengan membuat penelitian berjudul "Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini Kelompok A TK Masa Putra Bhakti Surabaya Tahun Pelajaran 2019-2020".
Perempuan yang tinggal di Jalan Genteng Muhammadiyah, Surabaya, tersebut, sudah mengajar di TK Masa Putra Bkati Surabaya, sejak tahun 1963. "Saya menjadi pendidik sudah 57 tahun," ujarnya. (Baca juga: Astaga, Sipir Lapas Perempuan dan Anak di Kota Ternate Simpan 211 Gram Ganja )
Pada tahun 1977, dia juga diberi tambahan tugas untuk mengajar di sekolah dasar, dan baru pensiun pada tahun 2002. Pensiun menjadi pendidik di sekolah dasar, tidak lantas membuatnya berhenti begitu saja, dia tetap mengabdikan diri menjadi pendidik TK.
"Dari awal saya menjadi pendidik TK. Sejak tahun 1977 saya diminta membantu mendidik di SD. Sehingga, kalau pagi menyelesaikan kegiatan belajar mengajar di TK, setelah itu dilanjutkan mengajar di SD," kenangnya.
Wanita sederhana yang begitu ramah ini, akhirnya memilih kuliah di UMSurabaya , hingga meraih gelar sarjana strata satu. "Saya memiliuh kuliah di UMSurabaya , untuk mengambil jurusan pendidikan, karena semua guru di TK saya sudah sarjana. Malu dong kalau saya tidak juga sarjana," ujarnya sambil tertawa.
Keputusannya untuk menempuh pendidikan tinggi di usia yang sudah senja, banyak dipertanyakan teman-temannya. "Kenapa kuliah? untuk apa kuliah? Banyaklah teman-teman saya yang bertanya-tanya," terangnya. (Baca juga: Ditemani Istri Setubuhi 2 Anak Gadis Puluhan Kali, Indrajid: Itu Ritual Mengambil Bank Gaib )
Keputusannya sudah bulat, dia ingin menuntaskan pendidikan sarjananya karena senang bisa menambah ilmu, pengalaman, dan pastinya banyak teman baru yang juga berbeda usia serta model pemikirannya.
Rasa syukur dan perasaan senang bisa menyelesaikan pendidikan sarjana tidak bisa ditutupinya. Dia begitu sumringah menjadi wisudawati. "Tidak ada kata terlambat selama kita bertekat bersungguh-sungguh untuk belajar," ujarnya.
UMSurabaya , membuka kesempatan belajar bagi siapapun yang memiliki tekat, serta ikhtiar kuat dalam menuntut ilmu. " UMSurabaya secara inklusif membuka kesempatan belajar bagi siapapun," tegas Rektor UMSurabaya , Sukadiono. (Baca juga: Aduh...Ada Orang Pakai PDL Loreng TNI Ikut Kampanye Pilkada Bengkulu Utara )
Dosen-dosen di UMSurabaya , menurut Sukadiono selama proses perkuliahan berperan sebagai teman diskusi. Menurutnya, semua kelompok usia termasuk yang kategori lanjut usia dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan di UMSurabaya .
Adik kandung Wakil Presiden ke-6 Indonesia, Try Sutrisno, yang kini telah berusia 78 tahun tersebut, rela bangun pada pukul 01.00 WIB, demi menyiapkan diri untuk hadir menjadi wisuda wati untuk Prodi Pendidikan Guru PAUD UMSurabaya .
"Saya sudah biasa salat tahajud pukul 24.00 WIB. Biasanya langsung istirahat, tetapi karena akan ikut wisuda saya langsung bersiap mandi pukul 01.00 WIB. Lalu menyiapkan sarapan untuk cucu saya," ungkapnya.
Dia mengaku pukul 03.00 WIB sudah memasak untuk sarapan cucunya. Usai menyiapkan sarapan, nenek dua cucu ini langsung melanjutkan aktivitas salat subuh. Selesai salat subuh, pada pukul 05.00 WIB sudah berdandan dan berangkat ke tempat wisuda . (Baca juga: Aduh! 5.082 Karyawan Mall Jalani Tes Usap, Hasilnya 180 Positif COVID-19 )
"Tadi sampai di tempat wisuda pukul 06.30 WIB, ternyata masih sepi tempatnya," ungkapnya sambil terkekeh. Chamimmah yang lahir pada 1 September 1942, mampu menyelesaikan pendidikan sarjana strata satu di UMSurabaya , selama empat tahun.
Pendidik di TK Masa Putra Bkati Surabaya tersebut, menyelesaikan tugas akhir kuliah dengan membuat penelitian berjudul "Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini Kelompok A TK Masa Putra Bhakti Surabaya Tahun Pelajaran 2019-2020".
Perempuan yang tinggal di Jalan Genteng Muhammadiyah, Surabaya, tersebut, sudah mengajar di TK Masa Putra Bkati Surabaya, sejak tahun 1963. "Saya menjadi pendidik sudah 57 tahun," ujarnya. (Baca juga: Astaga, Sipir Lapas Perempuan dan Anak di Kota Ternate Simpan 211 Gram Ganja )
Pada tahun 1977, dia juga diberi tambahan tugas untuk mengajar di sekolah dasar, dan baru pensiun pada tahun 2002. Pensiun menjadi pendidik di sekolah dasar, tidak lantas membuatnya berhenti begitu saja, dia tetap mengabdikan diri menjadi pendidik TK.
"Dari awal saya menjadi pendidik TK. Sejak tahun 1977 saya diminta membantu mendidik di SD. Sehingga, kalau pagi menyelesaikan kegiatan belajar mengajar di TK, setelah itu dilanjutkan mengajar di SD," kenangnya.
Wanita sederhana yang begitu ramah ini, akhirnya memilih kuliah di UMSurabaya , hingga meraih gelar sarjana strata satu. "Saya memiliuh kuliah di UMSurabaya , untuk mengambil jurusan pendidikan, karena semua guru di TK saya sudah sarjana. Malu dong kalau saya tidak juga sarjana," ujarnya sambil tertawa.
Keputusannya untuk menempuh pendidikan tinggi di usia yang sudah senja, banyak dipertanyakan teman-temannya. "Kenapa kuliah? untuk apa kuliah? Banyaklah teman-teman saya yang bertanya-tanya," terangnya. (Baca juga: Ditemani Istri Setubuhi 2 Anak Gadis Puluhan Kali, Indrajid: Itu Ritual Mengambil Bank Gaib )
Keputusannya sudah bulat, dia ingin menuntaskan pendidikan sarjananya karena senang bisa menambah ilmu, pengalaman, dan pastinya banyak teman baru yang juga berbeda usia serta model pemikirannya.
Rasa syukur dan perasaan senang bisa menyelesaikan pendidikan sarjana tidak bisa ditutupinya. Dia begitu sumringah menjadi wisudawati. "Tidak ada kata terlambat selama kita bertekat bersungguh-sungguh untuk belajar," ujarnya.
UMSurabaya , membuka kesempatan belajar bagi siapapun yang memiliki tekat, serta ikhtiar kuat dalam menuntut ilmu. " UMSurabaya secara inklusif membuka kesempatan belajar bagi siapapun," tegas Rektor UMSurabaya , Sukadiono. (Baca juga: Aduh...Ada Orang Pakai PDL Loreng TNI Ikut Kampanye Pilkada Bengkulu Utara )
Dosen-dosen di UMSurabaya , menurut Sukadiono selama proses perkuliahan berperan sebagai teman diskusi. Menurutnya, semua kelompok usia termasuk yang kategori lanjut usia dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan di UMSurabaya .
(eyt)