Durasi Waktu Sanggah Paslon Ditambah, Debat Kedua Pilwalkot Diprediksi Sengit
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Perang argumen antarpasangan calon (palson) diprediksi sengit di debat kedua Pilwalkot Makassar 2020 . Apalagi, penyelenggara menambah durasi saling sanggah, dengan mengangkat tema reformasi birokrasi, pelayanan publik, penataan kawasan perkotaan dan ekonomi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar melakukan evaluasi pada debat kedua Pilwalkot 2020 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (24/11) malam ini. Khususnya memperbaiki teknis debat publik dalam hal durasi pemaparan ide dan gagasan Paslon.
Komisioner KPU Kota Makassar , Endang Sari mengatakan, paslon dipersilakan menjawab pertanyaan panelis dengan durasi 1 menit 30 detik. Sesi ini bisa dimanfaatkan paslon sekaligus memaparkan program unggulannya.
“Setelah itu, paslon selanjutnya meyanggah (dengan durasi) 45 detik. Sebelumya kan (di debat pertama) hanya 30 detik,” ucapnya, kemarin.
Setelah tiga paslon lainnya menyanggah dan memberi pertanyaan, maka paslon yang bersangkutan akan menjawab tiga pertanyaan paslon lainnya sekaligus dengan durasi 1 menit 30 detik. Durasi sesi ini ditambah 1 menit dibanding pada debat pertama.
“Kemudian sampai ke paslon yang menjawab pertanyaan tadi, akan diberi durasi 1 menit 30 detik. Sebelumnya kan hanya 30 detik, jadi sudah lama durasinya,” kata Endang.
Tak hanya itu, Endang menuturkan, panelis juga akan menyiapkan empat pertanyaan untuk masing-masing sub tema. Sehingga satu pertanyaan masing-masing akan dijawab satu paslon.
Berbeda pada debat pertama sebelumnya, hanya satu pertanyaan dari panelis yang dijawab oleh seluruh paslon secara bergantian. "Jadi ada undian urutan untuk menjawab, bukan lagi sesuai urutan nomor urut paslon,” bebernya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto mengapresi langkah evaluasi KPU Kota Makassar pada debat kedua ini. Kata dia, durasi saling sanggah memang perlu diperpanjang agar paslon bisa mengeksplor programnya dengan maksimal.
“Saya rasa dengan tambahan waktu itu, calon lebih bisa mengelaborasi pertanyaan penalis dan pertanyaan dari palson lainnya. Kita menginginkan debat yang tidak diburu waktu, beda yang sebelumnya hanya 30 detik, tidak mungkin menjawab dan mengelaborasi dengan waktu yang singkat," ungkapnya.
Anto begitu dia akrab disapa menganggap, durasi waktu 1 menit 30 detik untuk saling sanggah dan 45 detik untuk memberi pertanyaan ke paslon, bisa memberi peluang elaborasi lebih jauh soal argumennya. Menjelaskan sematang apa visi misi dan programnya, yang akan diimplementasikan kandidat bila terpilih nanti.
“Penambahan durasi ini tentu memberi efek keyakinan pemilih terhadap argumen paslon tertentu. Debat ini kan diperuntukkan untuk perang gagasan, dan memang sebaiknya kandidat memang mengelaborasi gagasan," beber dia.
Sekretaris Departemen Ilmu Politik ini menyarankan, agar paslon fokus memaparkan program dan menjabarkan apa yang ingin dikerja saat terpilih. Jangan terjebak pada keinginan untuk menjatuhkan lawan dalam debat .
Meksi begitu, Anto tak menampik pasti ada saja paslon yang menggunakan strategi untuk menyerang dan menjatuhkan lawan. Namun saran Anto, sebaiknya hal ini dihindari. “Karena menjatuhkan lawan itu tidak ada gunanya dan malah justru merugikan diri sendiri. Karena waktunya tidak digunakan secara efektif. Baiknya waktu itu digunakan untuk meyakinkan pemilih memilih mereka,” tandasnya.
Lihat Juga: Puji Komitmen Perindo Kampanyekan Mulia, Aliyah Mustika Minta Warga Dukung Istri Mantan Wali Kota
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar melakukan evaluasi pada debat kedua Pilwalkot 2020 yang berlangsung di Jakarta, Selasa (24/11) malam ini. Khususnya memperbaiki teknis debat publik dalam hal durasi pemaparan ide dan gagasan Paslon.
Komisioner KPU Kota Makassar , Endang Sari mengatakan, paslon dipersilakan menjawab pertanyaan panelis dengan durasi 1 menit 30 detik. Sesi ini bisa dimanfaatkan paslon sekaligus memaparkan program unggulannya.
“Setelah itu, paslon selanjutnya meyanggah (dengan durasi) 45 detik. Sebelumya kan (di debat pertama) hanya 30 detik,” ucapnya, kemarin.
Setelah tiga paslon lainnya menyanggah dan memberi pertanyaan, maka paslon yang bersangkutan akan menjawab tiga pertanyaan paslon lainnya sekaligus dengan durasi 1 menit 30 detik. Durasi sesi ini ditambah 1 menit dibanding pada debat pertama.
“Kemudian sampai ke paslon yang menjawab pertanyaan tadi, akan diberi durasi 1 menit 30 detik. Sebelumnya kan hanya 30 detik, jadi sudah lama durasinya,” kata Endang.
Tak hanya itu, Endang menuturkan, panelis juga akan menyiapkan empat pertanyaan untuk masing-masing sub tema. Sehingga satu pertanyaan masing-masing akan dijawab satu paslon.
Berbeda pada debat pertama sebelumnya, hanya satu pertanyaan dari panelis yang dijawab oleh seluruh paslon secara bergantian. "Jadi ada undian urutan untuk menjawab, bukan lagi sesuai urutan nomor urut paslon,” bebernya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto mengapresi langkah evaluasi KPU Kota Makassar pada debat kedua ini. Kata dia, durasi saling sanggah memang perlu diperpanjang agar paslon bisa mengeksplor programnya dengan maksimal.
“Saya rasa dengan tambahan waktu itu, calon lebih bisa mengelaborasi pertanyaan penalis dan pertanyaan dari palson lainnya. Kita menginginkan debat yang tidak diburu waktu, beda yang sebelumnya hanya 30 detik, tidak mungkin menjawab dan mengelaborasi dengan waktu yang singkat," ungkapnya.
Anto begitu dia akrab disapa menganggap, durasi waktu 1 menit 30 detik untuk saling sanggah dan 45 detik untuk memberi pertanyaan ke paslon, bisa memberi peluang elaborasi lebih jauh soal argumennya. Menjelaskan sematang apa visi misi dan programnya, yang akan diimplementasikan kandidat bila terpilih nanti.
“Penambahan durasi ini tentu memberi efek keyakinan pemilih terhadap argumen paslon tertentu. Debat ini kan diperuntukkan untuk perang gagasan, dan memang sebaiknya kandidat memang mengelaborasi gagasan," beber dia.
Sekretaris Departemen Ilmu Politik ini menyarankan, agar paslon fokus memaparkan program dan menjabarkan apa yang ingin dikerja saat terpilih. Jangan terjebak pada keinginan untuk menjatuhkan lawan dalam debat .
Meksi begitu, Anto tak menampik pasti ada saja paslon yang menggunakan strategi untuk menyerang dan menjatuhkan lawan. Namun saran Anto, sebaiknya hal ini dihindari. “Karena menjatuhkan lawan itu tidak ada gunanya dan malah justru merugikan diri sendiri. Karena waktunya tidak digunakan secara efektif. Baiknya waktu itu digunakan untuk meyakinkan pemilih memilih mereka,” tandasnya.
Lihat Juga: Puji Komitmen Perindo Kampanyekan Mulia, Aliyah Mustika Minta Warga Dukung Istri Mantan Wali Kota
(agn)