Guru Besar UPI Setuju Uji Kandidat Capres-Cawapres di Kampus, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Wacana perlunya digelar forum debat dan uji pemikiran kandidat capres-cawapres 2024 di depan para akademisi perguruan tinggi terus menguat dalam beberapa waktu terakhir.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Karim Suryadi menyatakan setuju dan melihatnya sebagai ide yang bagus. Menurutnya, forum itu akan mendorong para kandidat fokus pada gagasan dan selalu siap berpikir kritis.
“Ide ini bagus karena dua alasan. Kesatu, dengan datang ke kampus akan memaksa kandidat berfokus pada gagasan dan harus siap berpikir kritis. Langkah ini akan nenjadi investasi penting dalam menghadapi kritik ketika yang bersangkutan terpilih”, kata Prof. Karim Suryadi saat dikonfirmasi, Jumat (17/3/2023).
Alasan kedua, sambungnya, langkah ini pun akan nemberi pesan bahwa kekuatan kontestasi demokrasi terletak pada gagasan dan cara-cara menyampaikannya.
“Langkah ini dalam jangka panjang akan berguna dalam membiasakan perbedaan pandangan sebagai fundamental demokrasi yang sehat”, ujar dia.
Karim menekankan dua prinsip yang harus dipegang ketika forum digelar. Yang pertama, menurutnya adalah bahwa semua kandidat harus memperoleh kesempatan dan mendapatkan perlakuan sama.
“Kedua, semua pihak harus paham bahwa bersikap kritis berbeda dengan sinis. Tujuannya menguji gagasan, baik kebenaran maupun daya terapnya. Jadi bukan untuk menyerang pribadi atau membuka aib masa lalu alias black mail policy," terangnya.
Selain itu, lanjut Karim, ada dua tantangan untuk menjalankan ide ini. Pertama adalah bahwa belum semua kampus paham tentang pentingnya keterlibatan mereka dan juga kesediaan mereka membuka diri terhadap dunia politik.
“Dan terpenting, kesiapan kandidat (capres-cawapres) menghadapi audiens kritis. Selama ini kan kandidat cenderung lebih senang sekedar menyapa dan menabur bantuan, serta amat jarang nenemui kelompok kritis yang akan membekali mereka," pungkasnya.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Karim Suryadi menyatakan setuju dan melihatnya sebagai ide yang bagus. Menurutnya, forum itu akan mendorong para kandidat fokus pada gagasan dan selalu siap berpikir kritis.
“Ide ini bagus karena dua alasan. Kesatu, dengan datang ke kampus akan memaksa kandidat berfokus pada gagasan dan harus siap berpikir kritis. Langkah ini akan nenjadi investasi penting dalam menghadapi kritik ketika yang bersangkutan terpilih”, kata Prof. Karim Suryadi saat dikonfirmasi, Jumat (17/3/2023).
Alasan kedua, sambungnya, langkah ini pun akan nemberi pesan bahwa kekuatan kontestasi demokrasi terletak pada gagasan dan cara-cara menyampaikannya.
“Langkah ini dalam jangka panjang akan berguna dalam membiasakan perbedaan pandangan sebagai fundamental demokrasi yang sehat”, ujar dia.
Karim menekankan dua prinsip yang harus dipegang ketika forum digelar. Yang pertama, menurutnya adalah bahwa semua kandidat harus memperoleh kesempatan dan mendapatkan perlakuan sama.
“Kedua, semua pihak harus paham bahwa bersikap kritis berbeda dengan sinis. Tujuannya menguji gagasan, baik kebenaran maupun daya terapnya. Jadi bukan untuk menyerang pribadi atau membuka aib masa lalu alias black mail policy," terangnya.
Selain itu, lanjut Karim, ada dua tantangan untuk menjalankan ide ini. Pertama adalah bahwa belum semua kampus paham tentang pentingnya keterlibatan mereka dan juga kesediaan mereka membuka diri terhadap dunia politik.
“Dan terpenting, kesiapan kandidat (capres-cawapres) menghadapi audiens kritis. Selama ini kan kandidat cenderung lebih senang sekedar menyapa dan menabur bantuan, serta amat jarang nenemui kelompok kritis yang akan membekali mereka," pungkasnya.
(nag)