Menikmati Sepenggal Cerita Kedamaian di Grojogan Watu Purba

Sabtu, 21 November 2020 - 17:26 WIB
loading...
A A A
Awalnya Grojogan Watu Purbo merupakan sabo dam di aliran Sungai Krasak untuk menahan laju lahar dingin dari Gunung Merapi di sungai tersebut, yang dibangun pada tahun 1975. Sebelum dikembangkan menjadi destinasi wisata, dasar sungai di sabo dam terakhir sempat dijadikan pertambangan pasir. Sehingga tebing yang ada kanan kiri aliran Sungai Krasak menjadi rusak.

Menikmati Sepenggal Cerita Kedamaian di Grojogan Watu Purba


Karenanya pada tahun 1985 kegiatan penambangan itu dihentikan. Sisa penambangan masih terlihat dicekungan bekas galian di aliran sungai. Setelah lama dibiarkan pada tahun 2018 masyarakat mulai berinisiatif mengembangan menjadi destinasi wisata alam alternatif, dan pada awal tahun 2020 Grojogan Watu Purbo dikenalkan dengan diunggah di media sosial. (Baca juga: Terjadi Ledakan Penularan COVID-19 di Salatiga, Hari Ini Ada 53 Kasus Positif Baru )

"Ini merupakan obyek baru, sehingga masih dalam tahap pengembangan dan pembenahan," kata anggota pengelola obyek wisata Grojogan Watu Purbo , Sukendar. Dia menjelaskan mengapa tempat ini dinamakan Grojogan Watu Purbo , karena di aliran sungai itu banyak di temukan bebatuan baik besar dan kecil. Dimana warga tidak mengetahui kapan batu-baru itu ada di tempat tersebut. Karenanya dinamanakan Watu Purba.

Untuk pengembagan wisata sendiri, pengelolan sudah membangun los-los yang menawarkan makanan dan minuman bagi wisatawan. Tercatat ada 42 warung yang ada di tempat ini,semuanya dikelola oleh warga setempat. Selain itu, juga sudah ada tempat MCK, beberapa gasebo mini yang bisa dipakai wisatawan untuk istirahan dan jembatan dari bambu untuk mengubungkan ke sabo dam serta sedang membangun pendopo.

Obyek wisata alam Grojogan Watu Purbo secara resmi dibuka oleh Bupati Sleman Sri Purnomo, Sabtu (21/11/2020). Sri Purnomo berarap setelah resmi menjadi obyek wsiata, semakin banyak dikunjungi. Namun pada masa pandemi juga menerapkan protokol kesehatan, yaitu pengunjung harus cuci tangan, memakai masker dan dicek suhu tubuhnya. (Baca juga: Meninggal Kamis Malam, Ketua FUI Cilacap Sempat Dikabarkan Jemput Rizieq Sihab dan Positif COVID-19 )

Termasuk para pemandu wisata, yang tahu karakter, dapat menjaga keselamatan pengunjung. Jiika cuaca tidak mendukung dan di atas mendung pekat, harus menuntup obyek ini dan meminta pengunjung segera meninggalkan lokasi. Sehingga kecelakaan diharapkan tidak akan terjadi.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5368 seconds (0.1#10.140)