Menikmati Sepenggal Cerita Kedamaian di Grojogan Watu Purba

Sabtu, 21 November 2020 - 17:26 WIB
loading...
Menikmati Sepenggal...
Grojogan Watu Purba, obyek wisata baru yang terletak di Bangunrejo, Merdikorjo, Tempel, Kabupaten Sleman. Foto/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Grojogan Watu Purbo , yang memiliki arti air tejun batu purba, hadirkan kedaiaman di tengah hiruk-pikuk pandemi COVID-19. Grojokan ini kini menjadi obyek wisata baru di Bangunrejo, Merdikorjo, Tempel, Kabupaten Sleman. (Baca juga: Grojogan Watu Purbo Resmi Dibuka untuk Wisata, Ini Pesan Bupati Sleman )

Setiap hari, terutama pagi dan sore hari tempat tersebut rampai dikunjungi para wisatawan dari berbagai daerah. Apalagi jika hari libur, lokasi ini penuh dengan pengunjung. Baik yang memakai kendaraan bermotor maupun dengan sepeda. Terutama rombongan klub sepeda.

Hal tersebut disebabkan para wisatawan penasaran dengan keindahan dan keelokan Grojogan Watu Purbo . Karena memberikan pemandangan yang seklias mirip air tejun Niagara di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada, Terutama dilihat dari bawah aliran sungai. Karena itu lokasi sering disebut sebagai Niagara KW 3.

Grojogan Watu Purbo sendiri menyajikan wisata alam air terjun dari enam sabo dam di aliran sungai Krasak yang tersusun bertingkat dengan ketinggian bervariasi ada yang 7 meter, dan 3 meter. Dimana dari masing-masing sabo dam tersebut dapat dikunjungi wisatawan. Namun dari enam sabo dam itu yang paling banyak dikunjungi yakni di bawah aliran dam terbawah. (Baca juga: Terjadi Keremunan Massa di Megamendung, Polda Jabar Segera Periksa Habib Rizieq )

Dari sini wisatawan dapat melihat air dari dam tertinggi sampai ke bawah yang mengalir dengan teratur seperti air terjun, dan jika cuaca cerah bisa wisatawan menikmati gagahnya pemandangan Gunung Merapi yang ada di atas Grojogan Watu Purbo .

Selain mirip dengan pemandangan Niagara, juga sangat memanjakan mata. Sehingga tidak mengherangkan, dasar bawah dam Grojogan Watu Purbo menjadi obyek buruan wisatawan yang ingin berswafoto dengan latar air terjun dari sabo dam dan Gunung Merapi.



Hanya saja untuk menuju Grojogan Watu Purbo , wisatawan harus bejalan kaki kurang lebih 200 meter dari tempat parkir kendaraan. Jalur menuju lokasi Grojogan Watu Purbo sangat mudah, sebab sudah ada jalan cor menuju ke tempat Grojogan Watu Purbo termasuk ada pegangan di kanan kiri jalan berundak. Hanya saja saat memasuki jalan ke sabo dam paling bawah, harus hati-hati sebab, jalan masih berupa tanah dan jika hujan licin.

Untuk menuju lokasi Grojogan Watu Purbo juga sangat mudah, yang dari arah perempatan Pos Polisi Tempel Jalam Magelang, maupun dari Jalan alternatif Pakem-Tempel, ambil arah ke perempatan Gapura Merdiikorejo. Masuk gapura Merdikorejo dan sudah ada petunjuk arah menuju ke Grojogan Watu Purbo . Wisatawan saat ini belum ditarik biaya. Hanya dikenai parkir kendaraan, sepeda Rp3000, motor Rp5000, mobil Rp10.000 dan bus Rp50.000.

Grojogan Watu Purbo buka pukul 06.00-18.00 WIB. Jika cuaca cerah paling bagus berkunjung pada pagi hari dan sore hari. Sebab jika sudah siang pengunjung sangat ramai dan panas oleh terik matahari. Untuk hari-hari biasa rata-rata ada 200 pengunjung dan saat libur mencapai 1.000 pengunjung. (Baca juga: Pangdam Jaya Ingin FPI Dibubarkan, PA 212: Ranah TNI Tidak Sampai Menilai Ormas )

Awalnya Grojogan Watu Purbo merupakan sabo dam di aliran Sungai Krasak untuk menahan laju lahar dingin dari Gunung Merapi di sungai tersebut, yang dibangun pada tahun 1975. Sebelum dikembangkan menjadi destinasi wisata, dasar sungai di sabo dam terakhir sempat dijadikan pertambangan pasir. Sehingga tebing yang ada kanan kiri aliran Sungai Krasak menjadi rusak.

Menikmati Sepenggal Cerita Kedamaian di Grojogan Watu Purba


Karenanya pada tahun 1985 kegiatan penambangan itu dihentikan. Sisa penambangan masih terlihat dicekungan bekas galian di aliran sungai. Setelah lama dibiarkan pada tahun 2018 masyarakat mulai berinisiatif mengembangan menjadi destinasi wisata alam alternatif, dan pada awal tahun 2020 Grojogan Watu Purbo dikenalkan dengan diunggah di media sosial. (Baca juga: Terjadi Ledakan Penularan COVID-19 di Salatiga, Hari Ini Ada 53 Kasus Positif Baru )

"Ini merupakan obyek baru, sehingga masih dalam tahap pengembangan dan pembenahan," kata anggota pengelola obyek wisata Grojogan Watu Purbo , Sukendar. Dia menjelaskan mengapa tempat ini dinamakan Grojogan Watu Purbo , karena di aliran sungai itu banyak di temukan bebatuan baik besar dan kecil. Dimana warga tidak mengetahui kapan batu-baru itu ada di tempat tersebut. Karenanya dinamanakan Watu Purba.

Untuk pengembagan wisata sendiri, pengelolan sudah membangun los-los yang menawarkan makanan dan minuman bagi wisatawan. Tercatat ada 42 warung yang ada di tempat ini,semuanya dikelola oleh warga setempat. Selain itu, juga sudah ada tempat MCK, beberapa gasebo mini yang bisa dipakai wisatawan untuk istirahan dan jembatan dari bambu untuk mengubungkan ke sabo dam serta sedang membangun pendopo.

Obyek wisata alam Grojogan Watu Purbo secara resmi dibuka oleh Bupati Sleman Sri Purnomo, Sabtu (21/11/2020). Sri Purnomo berarap setelah resmi menjadi obyek wsiata, semakin banyak dikunjungi. Namun pada masa pandemi juga menerapkan protokol kesehatan, yaitu pengunjung harus cuci tangan, memakai masker dan dicek suhu tubuhnya. (Baca juga: Meninggal Kamis Malam, Ketua FUI Cilacap Sempat Dikabarkan Jemput Rizieq Sihab dan Positif COVID-19 )

Termasuk para pemandu wisata, yang tahu karakter, dapat menjaga keselamatan pengunjung. Jiika cuaca tidak mendukung dan di atas mendung pekat, harus menuntup obyek ini dan meminta pengunjung segera meninggalkan lokasi. Sehingga kecelakaan diharapkan tidak akan terjadi.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5666 seconds (0.1#10.140)