Sudah Enam Kepala Daerah di Pulau Jawa Terinfeksi COVID-19
loading...
A
A
A
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana sempat dikabarkan terpapar. Pria yang akrab disapa WS ini menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Namun pada akhirnya hasil swab test menyatakan WS negatif.
Menyikapi fenomena kepala daerah terkonfirmasi positif COVID-19, Ketua Harian Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar, Daud Achmad mengatakan, fenomena tersebut harus menjadi cerminan masyarakat bahwa COVID-19 itu dapat menyerang siapapun, termasuk kepala daerah.
Dia menegaskan, masyarakat bersama pemerintah merupakan garda terdepan melawan COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan. Terlebih, kata Daud, banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa penerapan protokol kesehatan efektif dalam mencegah penularan COVID-19.
"Masyarakat wajib mematuhi semua ketentuan AKB. Kemudian, masyarakat harus konsisten menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19 karena masyarakat bersama pemerintah adalah garda terdepan melawan COVID-19," katanya.
Sementara itu, dari Yogyakarta belum ada laporan kepala daerah yang terkonfirmasi COVID-19. "Belum ada laporan kepala daerah baik bupati atau Walikota di DIY yang terkonfirmasi positif COVID-19," terang Juru bicara Pemda DIY Untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih kepada SindoNews Kamis (19/11/2020).
Dijelaskannya, upaya menyadarkan masyarakat pentingnya protokol kesehatan terus dilakukan. Hal ini termasuk di tempat tempat umum serta lokasi wisata. "Namun memang masih ada penambahan kasus baru. Karena upaya tracing masif dilakukan ketika terjadi kasus baru," katanya.
Ketika disinggung mengenai pernyataan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Berty mengaku belum bisa menjawabnya. Hanya saja, pihaknya yakin semua kepala daerah di Gunungkidul sudah menjalankan protokol kesehatan. " Kami yakin Semua kepala daerah menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya
Menyikapi fenomena kepala daerah terkonfirmasi positif COVID-19, Ketua Harian Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar, Daud Achmad mengatakan, fenomena tersebut harus menjadi cerminan masyarakat bahwa COVID-19 itu dapat menyerang siapapun, termasuk kepala daerah.
Dia menegaskan, masyarakat bersama pemerintah merupakan garda terdepan melawan COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan. Terlebih, kata Daud, banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa penerapan protokol kesehatan efektif dalam mencegah penularan COVID-19.
"Masyarakat wajib mematuhi semua ketentuan AKB. Kemudian, masyarakat harus konsisten menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19 karena masyarakat bersama pemerintah adalah garda terdepan melawan COVID-19," katanya.
Sementara itu, dari Yogyakarta belum ada laporan kepala daerah yang terkonfirmasi COVID-19. "Belum ada laporan kepala daerah baik bupati atau Walikota di DIY yang terkonfirmasi positif COVID-19," terang Juru bicara Pemda DIY Untuk Penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih kepada SindoNews Kamis (19/11/2020).
Dijelaskannya, upaya menyadarkan masyarakat pentingnya protokol kesehatan terus dilakukan. Hal ini termasuk di tempat tempat umum serta lokasi wisata. "Namun memang masih ada penambahan kasus baru. Karena upaya tracing masif dilakukan ketika terjadi kasus baru," katanya.
Ketika disinggung mengenai pernyataan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Berty mengaku belum bisa menjawabnya. Hanya saja, pihaknya yakin semua kepala daerah di Gunungkidul sudah menjalankan protokol kesehatan. " Kami yakin Semua kepala daerah menjalankan protokol kesehatan," pungkasnya
(msd)