Aksi 12 Institusi Mendorong Suku Anak Dalam Lebih Mandiri
loading...
A
A
A
SAROLANGUN - Orang Rimba sangat memerlukan perhatian khusus. Apalagi di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini yang bisa menyerang siapa saja. Masyarakat yang juga dikenal dengan sebutan Suku Anak Dalam (SAD) ini pun rentan terinfeksi.
“Kami berharap warga SAD dapat memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19,” ujar Ketua Yayasan Prakarsa Madani Budi Setiawan saat menggelar kegiatan sosial yang ditujukan untuk warga SAD.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu sendiri merupakan wujud dari kesepakatan 12 institusi yang tergabung dalam Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FPKS-SAD, atau Forum). Forum yang ditujukan untuk mendorong kemandirian SAD ini berdiri sejak 17 Juni 2019 lalu. (Baca: Wah! Kantor Desa di Lampung Utara Dibangun Mirip Istana Negara)
Selain melibatkan perwakilan Orang Rimba dan pemerintah daerah, perusahaan, kampus maupun LSM, di dalam forum ini juga diisi peran pemerintah pusat yang diwakili Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) serta Direktorat Kawasan Konservasi Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Melalui forum ini, diharapkan institusi-institusi yang tergabung saling berkolaborasi untuk kemandirian masyarakat SAD. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada SAD dirancang untuk memenuhi tiga kebutuhan dasar SAD, yaitu ruang penghidupan, pemukiman dan akses layanan pendidikan maupun kesehatan.
“Karena itu, di tengah pandemi ini kami menggelar kegiatan pencegahan COVID-19 kepada masyarakat SAD,” ungkap Budi Setiawan dari Yayasan Prakarsa Madani yang ditunjuk sebagai Sekretariat FPKS-SAD dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (18/11/2020). (Bisa diklik: 7 Rangkaian Kereta Penumpang KA Gajayana Meluncur Tanpa Lokomotif, Nyaris Terjang Pekerja)
Menurutnya, bakti sosial yang diadakan di Kabupaten Sarolangun dan Merangin itu diberikan pada 9 kelompok SAD yaitu Kelompok Nggrip, Nangkus, Afrizal, Bepayung, Melayau Tuo, Bebayang, Sikar, Pak Jang dan Ngepas
Kegiatan utamanya adalah sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya COVID-19 dan langkah-langkah serta pola hidup untuk mencegah diri terinfeksi. Forum juga memberikan bantuan sosial berupa makanan pokok dan perlengkapan kesehatan pribadi seperti vitamin, masker, dan handsanitizier.
“Alhamdulillah, di Kecamatan Air Hitam (lokasi tempat tinggal SAD), sampai saat ini belum ada kasus,” ungkap Chalidi, Staf Ahli Bupati Sarolangun Bidang SDM menyikapi komitmen Forum dan bakti sosial terhadap SAD.
Menurutnya, penyakit ini tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tetapi juga bagi ekonomi masyarakat. Itu sebabnya, menurut Chalidi, menyampaikan pentingnya pencegahan untuk memutus penyebaran virus Covid-19 memang sangat diperlukan. “Kita pahami penanganan covid ini perlu keterlibatan semua pihak,” ujar Chalidi menegaskan pentingnya kerja sama banyak institusi.
“Kami berharap warga SAD dapat memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19,” ujar Ketua Yayasan Prakarsa Madani Budi Setiawan saat menggelar kegiatan sosial yang ditujukan untuk warga SAD.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu sendiri merupakan wujud dari kesepakatan 12 institusi yang tergabung dalam Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FPKS-SAD, atau Forum). Forum yang ditujukan untuk mendorong kemandirian SAD ini berdiri sejak 17 Juni 2019 lalu. (Baca: Wah! Kantor Desa di Lampung Utara Dibangun Mirip Istana Negara)
Selain melibatkan perwakilan Orang Rimba dan pemerintah daerah, perusahaan, kampus maupun LSM, di dalam forum ini juga diisi peran pemerintah pusat yang diwakili Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) serta Direktorat Kawasan Konservasi Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Melalui forum ini, diharapkan institusi-institusi yang tergabung saling berkolaborasi untuk kemandirian masyarakat SAD. Kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada SAD dirancang untuk memenuhi tiga kebutuhan dasar SAD, yaitu ruang penghidupan, pemukiman dan akses layanan pendidikan maupun kesehatan.
“Karena itu, di tengah pandemi ini kami menggelar kegiatan pencegahan COVID-19 kepada masyarakat SAD,” ungkap Budi Setiawan dari Yayasan Prakarsa Madani yang ditunjuk sebagai Sekretariat FPKS-SAD dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (18/11/2020). (Bisa diklik: 7 Rangkaian Kereta Penumpang KA Gajayana Meluncur Tanpa Lokomotif, Nyaris Terjang Pekerja)
Menurutnya, bakti sosial yang diadakan di Kabupaten Sarolangun dan Merangin itu diberikan pada 9 kelompok SAD yaitu Kelompok Nggrip, Nangkus, Afrizal, Bepayung, Melayau Tuo, Bebayang, Sikar, Pak Jang dan Ngepas
Kegiatan utamanya adalah sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya COVID-19 dan langkah-langkah serta pola hidup untuk mencegah diri terinfeksi. Forum juga memberikan bantuan sosial berupa makanan pokok dan perlengkapan kesehatan pribadi seperti vitamin, masker, dan handsanitizier.
“Alhamdulillah, di Kecamatan Air Hitam (lokasi tempat tinggal SAD), sampai saat ini belum ada kasus,” ungkap Chalidi, Staf Ahli Bupati Sarolangun Bidang SDM menyikapi komitmen Forum dan bakti sosial terhadap SAD.
Menurutnya, penyakit ini tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tetapi juga bagi ekonomi masyarakat. Itu sebabnya, menurut Chalidi, menyampaikan pentingnya pencegahan untuk memutus penyebaran virus Covid-19 memang sangat diperlukan. “Kita pahami penanganan covid ini perlu keterlibatan semua pihak,” ujar Chalidi menegaskan pentingnya kerja sama banyak institusi.
(sms)