Ada Kerumunan Massa Habib Rizieq di Jabar, Ridwan Kamil: Itu Tanggung Jawab Saya

Selasa, 17 November 2020 - 21:38 WIB
loading...
Ada Kerumunan Massa...
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, dirinya orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya kerumunan massa pendukung Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Provinsi Jabar. (Baca juga: Sadis, Suami di Sukabumi Bunuh Istrinya Secara Brutal Gara-gara Tak Mau Urus Cerai )

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas terjadinya kerumunan massa tersebut. Kang Emil juga mengakui, dirinya adalah orang yang patut disalahkan.

Diketahui, pada Jumat (13/11/2020) lalu, ribuan orang menyambut kehadiran Habib Rizieq di kawasan Simpang Gadog, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Syariah.

"Apapun yang terjadi di wilayah provinsi Jawa Barat ini tentulah tanggung jawab Gubernur. Jadi kalau peristiwa hari ini ingin mencari siapa yang bertanggung jawab, tentunya saya," tegas Kang Emil di Bandung, Selasa (17/11/2020). (Baca juga: Selasa Pagi Ada Guguran dari Puncak Merapi, Suaranya Bergemuruh )

"Saya juga menghaturkan permohonan maaf jika dinamika-dinamika ini membuat situasi mungkin kurang baik. Teriring juga untuk memperbaiki kekeliruan dalam manajemen penanganan COVID-19 di mata banyak pihak," sambungnya.

Meski begitu, Kang Emil menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki wewenang mengeluarkan izin kegiatan Habib Rizieq di Kabupaten Bogor itu. Dia menegaskan, izin kegiatan menjadi kewenangan kepala daerah di tingkat kabupaten/kota.



Kang Emil mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri sebenarnya tidak mengeluarkan izin terhadap kegiatan Habib Rizieq , tetapi pendekatan secara persuasif sudah dilakukan, agar kegiatan Habib Rizieq tidak menimbulkan kerumunan massa.

Bahkan, tambah Kang Emil , malam sebelum kegiatan digelar, aparat melalui Kodim sudah melobi, agar kegiatan dibatasi dengan penerapan protokol kesehatan. (Baca juga: Otak Pembunuhan Gadis di Hotel Dibekuk, Polisi Masih Buru Pelaku Lain )

"Namun keesokan harinya karena suasana terjadi euforia, seperti halnya demonstrasi yang kadang-kadang jumlah besar itu, terjadilah dua pilihan. Apakah menegakkan secara represif atau melakukan pendekatan humanis, yakni mengawal dan memantau, agar tidak sampai terjadi hal-hal yang merugikan publik," terangnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2788 seconds (0.1#10.140)