Teliti Vaksin COVID-19, UNAIR Dapat Bantuan Lab dan Pendanaan dari BIN
loading...
A
A
A
SURABAYA - Bantuan kemanusiaan kembali disalurkan Badan Intelijen Negara (BIN) kepada Lembaga Penelitian dan Universitas yang dipercaya pemerintah dalam menanggulangi wabah virus corona. Kali ini Universitas Arilangga Surabaya yang mendapatkan giliran menerima bantuan Alat Laboratorium COVID-19 dan dukungan pembiayaan penelitian, Jumat (8/5).
Bantuan kemanusiaan ini merupakan tindak lanjut perintah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Prof. Dr Budi Gunawan, kepada seluruh jajaran BIN untuk terus membantu Lembaga- Lembaga Penelitian dan Rumah Sakit dalam menanggulangi pandemi COVID-19.
Sekretaris Utama (Sestama) BIN, Komjen Pol. Drs Bambang Sunarwibowo, yang didampingi Kabinda Jawa Timur, Brigjen TNI Mochamad Syafei Kasno, menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan konsistensi dukungan pemerintah kepada masyarakat melalui Lembaga Pendidikan dan Lembaga Penelitian guna mempercepat penanganan dan memutus rantai penyebaran COVID-19.
Kepedulian BIN dalam membantu penanganan pandemic COVID-19, telah diwujudkan melalui pemberian bantuan kepada beberapa pihak terkait dengan COVID-19, seperti Rumah Sakit (RS) Persahabatan, RS Brimob, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian Kesehatan.
Tak hanya itu, BIN juga bekerja sama dengan LBM Eijkman untuk pengembangan teknologi preventif atau vaksin, terapi plasma dan terapeutik terhadap virus Corona, khususnya COVID – 19. Selain itu, kerja sama dilakukan dengan Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk Pengembangan Riset guna Mengatasi Penyakit Infeksi dengan Potensi Pandemi dan kerja sama pengembangan teknologi terapeutik terhadap COVID-19.
“Kerja sama dengan berbagai pihak tersebut sebagai upaya pemerintah menyelamatkan banyak nyawa rakyat, dan secara gotong royong sesuai keahlian masing-masing berusaha semaksimal mungkin memutus rantai penyebaran COVID-19”, ujar Bambang Sunarwibowo
Saat ini, BIN telah melaksanakan penyerahan bantuan alat-alat laboratorium COVID-19 dan pemberian bantuan biaya penelitian sebagai wujud kerja sama dan dukungan BIN dalam upaya meningkatkan kemampuan Laboratorium COVID-19 UNAIR dan percepatan pembuatan formula baru obat penyakit infeksi dengan potensi pandemic. Penyerahan bantuan ini sejalan dengan Nota Kesepahaman (MOU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BIN dan UNAIR yang telah ditandatangani pada 7 April 2020 yang lalu.
Kerja sama dimaksud bertujuan untuk mempercepat penanganan pasien COVID-19 dan memutus penyebaran virus corona melalui Penelitian Efektivitas obat COVID-19 yang telah beredar luas dan penelitian penemuan kandidat obat penyakit infeksi dengan potensi pandemic, khususnya COVID-19.
Bantuan kemanusiaan yang diserahkan BIN kepada UNAIR terdiri dari, 1 Unit RT-PCR 96wheel, 1 unit Akta GO Healthcare Life Sciences, 1 unit Sequencer, 2 unit Incubator CO2, COVID-19 Reagent Set, Plasticware/ Primer dan biaya penelitian untuk penemuan kandidat obat anti COVID-19.
“Diharapkan, dengan bantuan alat laboratorium dan dukungan pembiayaan penelitian tersebut dapat membantu Lembaga Penyakit Tropis UNAIR dan Pusat Penelitian & Pengembangan Stem Cell UNAIR untuk secepatnya menghasilkan obat dan vaksin COVID-19. Kami berharap pihak UNAIR dapat secara berkala menginformasikan perkembangan dari penelitian yang dikerjasamakan dengan BIN tersebut,” lanjut Bambang.
Penyerahan bantuan tersebut diterima langsung oleh Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih, yang didampingi oleh Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Djoko Santoso, Ketua Tim Peneliti UNAIR, Prof. Soetjipto, Ketua Peneliti Senyawa UNAIR Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Ketua Peneliti Farmasi, Dr. Purwati, dan Ketua Peneliti Whole Fenomena Prof. Dr. Maria Lucia Inge Lusida, beserta jajaran.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih, juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas bantuan yang diberikan oleh BIN. Nasih berharap dengan adanya bantuan peralatan laboratorium ini, UNAIR dapat meningkatkan kapasitas uji laboratorium dan memudahkan para tenaga peneliti dalam mempercepat penanganan pandemi COVID-19.
“Melalui bantuan ini, diharapkan UNAIR secara umum, dan khususnya Lembaga Penyakit Tropis, dan Pusat Penelitian & Pengembangan Stem Cell UNAIR dapat meningkatkan kapasitas uji COVID-19 dari 320 sampel/hari menjadi 500 sampel/hari dan harapan kami para peneliti segera menemukan kandidat obat baru dari kombinasi obat-obatan yang tersedia yang memiliki potensi kemanjuran untuk pengobatan pasien COVID-19. Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan oleh BIN ini, nilainya melebihi dari bantuan uang tunai karena susahnya transportasi dan logistik untuk mendapatkan alat-alat ini”, ujar Mohammad Nasih.
Prof. Nasih juga berpesan kepada masyarakat agar terus berperan aktif dalam mencegah penyebaran wabah corona, baik melalui dukungan kepada pemerintah dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menunda pulang mudik, menjaga kesehatan pribadi hingga secara sukarela memberikan bantuan moril dan materil kepada para tenaga medis yang berjuang di garda terdepan dalam melawan COVID-19.
“Pandemi corona ini akan cepat berakhir jika seluruh masyarakat saling bahu membahu mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan physical distancing, menunda mudik dan secara sukarela mematuhi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah terbukti dapat menekan penyebaran virus corona. Semoga pandemi ini segera berlalu dan situasi kembali kondusif,” ujar Prof. M. Nasih mengakhiri ucapannya.
Pada penutupan serah terima bantuan peralatan laboratorium COVID-19, Ketua Peneliti Senyawa UNAIR Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menyampaikan progres penelitian yang sudah dicapai sejak ditandatangani PKS dengan BIN.
“Kami dengan teman-teman peneliti telah berhasil melakukan analisis terhadap beberapa jenis obat baik dari luar maupun dalam negeri. Seperti laporan EijkMan yang telah berhasil memganalisa 3 genome, saat ini UNAIR juga sudah berhasil menganalisis 6 dari 20 sample genome virus COVID-19 Indonesia. Selanjutnya, UNAIR juga telah menemukan beberapa senyawa yang nantinya bisa diujicoba dengan Genome Virus COVID-19 yang telah ditemukan. Kami yakin, melalui penelitian lanjutan akan segera ditemukan kandidat obat untuk COVID-19 ini, mudah-mudahan dalam 2-3 minggu ke depan ada kabar baiknya”, ungkap Prof. Ni Nyoman sambil menutup laporan singkatnya.
Bantuan kemanusiaan ini merupakan tindak lanjut perintah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Prof. Dr Budi Gunawan, kepada seluruh jajaran BIN untuk terus membantu Lembaga- Lembaga Penelitian dan Rumah Sakit dalam menanggulangi pandemi COVID-19.
Sekretaris Utama (Sestama) BIN, Komjen Pol. Drs Bambang Sunarwibowo, yang didampingi Kabinda Jawa Timur, Brigjen TNI Mochamad Syafei Kasno, menyampaikan bahwa bantuan tersebut merupakan konsistensi dukungan pemerintah kepada masyarakat melalui Lembaga Pendidikan dan Lembaga Penelitian guna mempercepat penanganan dan memutus rantai penyebaran COVID-19.
Kepedulian BIN dalam membantu penanganan pandemic COVID-19, telah diwujudkan melalui pemberian bantuan kepada beberapa pihak terkait dengan COVID-19, seperti Rumah Sakit (RS) Persahabatan, RS Brimob, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Kementerian Kesehatan.
Tak hanya itu, BIN juga bekerja sama dengan LBM Eijkman untuk pengembangan teknologi preventif atau vaksin, terapi plasma dan terapeutik terhadap virus Corona, khususnya COVID – 19. Selain itu, kerja sama dilakukan dengan Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk Pengembangan Riset guna Mengatasi Penyakit Infeksi dengan Potensi Pandemi dan kerja sama pengembangan teknologi terapeutik terhadap COVID-19.
“Kerja sama dengan berbagai pihak tersebut sebagai upaya pemerintah menyelamatkan banyak nyawa rakyat, dan secara gotong royong sesuai keahlian masing-masing berusaha semaksimal mungkin memutus rantai penyebaran COVID-19”, ujar Bambang Sunarwibowo
Saat ini, BIN telah melaksanakan penyerahan bantuan alat-alat laboratorium COVID-19 dan pemberian bantuan biaya penelitian sebagai wujud kerja sama dan dukungan BIN dalam upaya meningkatkan kemampuan Laboratorium COVID-19 UNAIR dan percepatan pembuatan formula baru obat penyakit infeksi dengan potensi pandemic. Penyerahan bantuan ini sejalan dengan Nota Kesepahaman (MOU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BIN dan UNAIR yang telah ditandatangani pada 7 April 2020 yang lalu.
Kerja sama dimaksud bertujuan untuk mempercepat penanganan pasien COVID-19 dan memutus penyebaran virus corona melalui Penelitian Efektivitas obat COVID-19 yang telah beredar luas dan penelitian penemuan kandidat obat penyakit infeksi dengan potensi pandemic, khususnya COVID-19.
Bantuan kemanusiaan yang diserahkan BIN kepada UNAIR terdiri dari, 1 Unit RT-PCR 96wheel, 1 unit Akta GO Healthcare Life Sciences, 1 unit Sequencer, 2 unit Incubator CO2, COVID-19 Reagent Set, Plasticware/ Primer dan biaya penelitian untuk penemuan kandidat obat anti COVID-19.
“Diharapkan, dengan bantuan alat laboratorium dan dukungan pembiayaan penelitian tersebut dapat membantu Lembaga Penyakit Tropis UNAIR dan Pusat Penelitian & Pengembangan Stem Cell UNAIR untuk secepatnya menghasilkan obat dan vaksin COVID-19. Kami berharap pihak UNAIR dapat secara berkala menginformasikan perkembangan dari penelitian yang dikerjasamakan dengan BIN tersebut,” lanjut Bambang.
Penyerahan bantuan tersebut diterima langsung oleh Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih, yang didampingi oleh Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Djoko Santoso, Ketua Tim Peneliti UNAIR, Prof. Soetjipto, Ketua Peneliti Senyawa UNAIR Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, Ketua Peneliti Farmasi, Dr. Purwati, dan Ketua Peneliti Whole Fenomena Prof. Dr. Maria Lucia Inge Lusida, beserta jajaran.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Mohammad Nasih, juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas bantuan yang diberikan oleh BIN. Nasih berharap dengan adanya bantuan peralatan laboratorium ini, UNAIR dapat meningkatkan kapasitas uji laboratorium dan memudahkan para tenaga peneliti dalam mempercepat penanganan pandemi COVID-19.
“Melalui bantuan ini, diharapkan UNAIR secara umum, dan khususnya Lembaga Penyakit Tropis, dan Pusat Penelitian & Pengembangan Stem Cell UNAIR dapat meningkatkan kapasitas uji COVID-19 dari 320 sampel/hari menjadi 500 sampel/hari dan harapan kami para peneliti segera menemukan kandidat obat baru dari kombinasi obat-obatan yang tersedia yang memiliki potensi kemanjuran untuk pengobatan pasien COVID-19. Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan oleh BIN ini, nilainya melebihi dari bantuan uang tunai karena susahnya transportasi dan logistik untuk mendapatkan alat-alat ini”, ujar Mohammad Nasih.
Prof. Nasih juga berpesan kepada masyarakat agar terus berperan aktif dalam mencegah penyebaran wabah corona, baik melalui dukungan kepada pemerintah dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menunda pulang mudik, menjaga kesehatan pribadi hingga secara sukarela memberikan bantuan moril dan materil kepada para tenaga medis yang berjuang di garda terdepan dalam melawan COVID-19.
“Pandemi corona ini akan cepat berakhir jika seluruh masyarakat saling bahu membahu mengikuti anjuran pemerintah untuk menerapkan physical distancing, menunda mudik dan secara sukarela mematuhi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah terbukti dapat menekan penyebaran virus corona. Semoga pandemi ini segera berlalu dan situasi kembali kondusif,” ujar Prof. M. Nasih mengakhiri ucapannya.
Pada penutupan serah terima bantuan peralatan laboratorium COVID-19, Ketua Peneliti Senyawa UNAIR Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menyampaikan progres penelitian yang sudah dicapai sejak ditandatangani PKS dengan BIN.
“Kami dengan teman-teman peneliti telah berhasil melakukan analisis terhadap beberapa jenis obat baik dari luar maupun dalam negeri. Seperti laporan EijkMan yang telah berhasil memganalisa 3 genome, saat ini UNAIR juga sudah berhasil menganalisis 6 dari 20 sample genome virus COVID-19 Indonesia. Selanjutnya, UNAIR juga telah menemukan beberapa senyawa yang nantinya bisa diujicoba dengan Genome Virus COVID-19 yang telah ditemukan. Kami yakin, melalui penelitian lanjutan akan segera ditemukan kandidat obat untuk COVID-19 ini, mudah-mudahan dalam 2-3 minggu ke depan ada kabar baiknya”, ungkap Prof. Ni Nyoman sambil menutup laporan singkatnya.
(mpw)