Berkeliaran di Pantai Somil, Buaya Terkam Nelayan di Tanggamus Lampung
loading...
A
A
A
TANGGAMUS - Buaya muara menyerang seorang nelayan pencari udang Iwan (40) di Pesisir Pantai Somil, Pekon Karang Amyar, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus. Iwan berhasil meloloskan diri dari terkaman buaya muara saat menjaring udang di Pantai Laut Somil usai makan sahur, Sabtu (9/5/2020).
Meski begitu kaki Iwan terluka akibat gigitan buaya muara sepanjang 3 meter tersebut. (Baca: Kabur dari Ruang Isolasi, Tahanan Berstatus PDP Diringkus di Lombok)
“Seperti biasanya setelah makan sahur saya ke laut untuk menjaring ikan dan udang tapi tanpa sengaja badan saya benturan dengan benda dalam fikiran saya ini buaya. Perasaan saya langsung gak enak lalu saya dengan berlahan menuju ke tepian sampai jarak 7 meter. Gak tahunya buaya itu ngejar dan gigit kaki saya. Sambil menahan sakit saya diam aja dan buaya melepas gigitannya,” kata dia, Sabtu (9/5/2020).
Menurut dia, buaya muara dengan ukuran 3 meter memang kerap kali wira wiri di wilayah Laut Somil. Kadang mereka bergerombol hingga enam ekor berenang bersamaan bersamaan dan hal itu kerap menjadi tontonan warga sekitar Pantai Somil.
Ponirin salah satu warga Somil mengaku sering melihat buaya muara di Pantai Somil. “Buaya muara di sini banyak sering wira wiri di pantai dan mayoritas berukuran 3 meter. Dulu buaya di sini nyaman ada salah satu hutan bakau yang menjadi sarang buaya. Ya tapi sejak ada tambang pasir, sekarang hutan bakau itu habis sudah ditebang dan beberapa sungai kecilnya termasuk rawa sudah mati terkubur sisa-sisa sedotan pasir, “ ungkap Ponirin.
“Dari tahun 2019 hingga 2020 sudah lebih dari 10 warga di Kecamatan Wonosobo dan Semaka yang menjadi korban akibat diterkam buaya meski demikian belum sampai jatuh korban jiwa,” tandasnya.
Meski begitu kaki Iwan terluka akibat gigitan buaya muara sepanjang 3 meter tersebut. (Baca: Kabur dari Ruang Isolasi, Tahanan Berstatus PDP Diringkus di Lombok)
“Seperti biasanya setelah makan sahur saya ke laut untuk menjaring ikan dan udang tapi tanpa sengaja badan saya benturan dengan benda dalam fikiran saya ini buaya. Perasaan saya langsung gak enak lalu saya dengan berlahan menuju ke tepian sampai jarak 7 meter. Gak tahunya buaya itu ngejar dan gigit kaki saya. Sambil menahan sakit saya diam aja dan buaya melepas gigitannya,” kata dia, Sabtu (9/5/2020).
Menurut dia, buaya muara dengan ukuran 3 meter memang kerap kali wira wiri di wilayah Laut Somil. Kadang mereka bergerombol hingga enam ekor berenang bersamaan bersamaan dan hal itu kerap menjadi tontonan warga sekitar Pantai Somil.
Ponirin salah satu warga Somil mengaku sering melihat buaya muara di Pantai Somil. “Buaya muara di sini banyak sering wira wiri di pantai dan mayoritas berukuran 3 meter. Dulu buaya di sini nyaman ada salah satu hutan bakau yang menjadi sarang buaya. Ya tapi sejak ada tambang pasir, sekarang hutan bakau itu habis sudah ditebang dan beberapa sungai kecilnya termasuk rawa sudah mati terkubur sisa-sisa sedotan pasir, “ ungkap Ponirin.
“Dari tahun 2019 hingga 2020 sudah lebih dari 10 warga di Kecamatan Wonosobo dan Semaka yang menjadi korban akibat diterkam buaya meski demikian belum sampai jatuh korban jiwa,” tandasnya.
(sms)