Wisatawan Naik Signifikan, Pariwisata Jabar Setor PAD Rp47 Miliar

Selasa, 03 November 2020 - 22:05 WIB
loading...
Wisatawan Naik Signifikan, Pariwisata Jabar Setor PAD Rp47 Miliar
Petugas rapid test acak menyasar wisatawan di kawasan wisata Lembang Park Zoo pada libur panjang, akhir Oktober 2020 lalu. Foto/Humas Pemprov Jabar
A A A
BANDUNG - Libur panjang akhir Oktober 2020 lalu memberikan dampak positif terhadap tingkat kunjungan wisatawan di Jabar sekaligus menggerakan sektor pariwisata yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar mencatat, kunjungan wisatawan ke Jabar pada libur panjang naik signifikan. Bahkan, sepanjang Oktober 2020, sektor pariwisata mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp47 miliar. (Baca juga: Turuti Calon Istri, Pria di Lombok Timur Menikah dengan Mahar Ayam Panggang)

"Dari data yang ada, total PAD sepanjang bulan Oktober di sektor ini Rp47 miliar. Paling tinggi didapatkan Kabupaten Bogor dengan realisasi Rp17 miliar disusul Kota Bandung dengan realisasi Rp12 miliar," sebut Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik di Bandung, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: Lawan Gibran, Mentor Bajo Penjual Wedangan Hingga Sarjana Lulusan Amerika)

Jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di 11 kabupaten/kota di Jabar pada periode 27-31 Oktober 2020 mencapai 145.212 wisatawan. Adapun okupansi hotel di 11 kabupaten/kota itu meningkat hingga 48% dan wisatawan yang mendatangi restoran di 4 kabupaten/kota mencapai 18.513 wisatawan.

Menurut Dedi, okupansi hotel tertinggi masih ditempati hotel-hotel yang berada di destinasi unggulan, seperti Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Garut.

Di daerah tersebut, kata Dedi, okupansi hotel selama selama libur panjang berada di kisaran 70-80% dibandingkan libur biasa saat pandemi. Di luar daerah itu, tambah Dedi, okupansi hotel juga ikut meningkat, meski berada di kisaran 40-70%.

"Kalau dihitung rata-rata, okupansi hotel di Jawa Barat saat masa libur panjang kemarin itu berada di angka 55 persen. Artinya, ada peningkatan yang cukup signifikan. Dua bulan sebelumnya, okupansi hotel di kisaran 27 persen hingga 34 persen," jelasnya.

Disinggung mengenai evaluasi terkait upaya pencegahan penyebaran COVID-19 pada masa libur panjang, Dedi tidak berani mengklaim sempurna. Namun, jika dilihat indikator yang ada, pelaku industri pariwisata menurutnya sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Dia menyebut, pelaksanaan pengecekan kesehatan melalui rapid tes sudah makin baik. Total pengetesan dilakukan terhadap 14.000 wisatawan secara acak dengan hasil reaktif sebanyak 408 orang yang mayoritas ditemukan di wilayah Bogor.

"Kami berusaha merealisasikan instruksi Gubernur (Ridwan Kamil) yang ingin mencegah kenaikan kasus COVID-19. Pengawasan pengelola industri pariwisata, pengetesan, sudah kami lakukan dimana hasilnya 408 orang reaktif. Hal itu sudah ditindaklanjuti dengan swab tes dan kini masih menunggu hasilnya, mudah-mudahan hasilnya negatif," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)