Komunitas di Palopo Siapkan Makanan Gratis untuk Warga Terdampak Pandemi
loading...
A
A
A
PALOPO - Di tengah himpitan ekonomi masyarakat akibat pandemi COVID-19 , sejumlah komunitas di Kota Palopo hadir meringankan beban masyarakat.
Komunitas Pesantren Bisnis Indonesia (PBI), Komunitas Tangan di Atas (TDA), dan ZAM Organizer melalui Rumah Makan Rakyat, memberikan makan siang gratis bagi siapa saja. Bukan hanya warga Kota Palopo, tetapi setiap orang yang singgah makan di tempat mereka.
Rumah Makan Rakyat terletak di Kompleks Perumahan Anggrek, blok A nomor 4 tepat di belakang SMA Negeri 3 Palopo. Dendi Haryono dan empat orang rekannya melayani setidaknya 150 orang setiap harinya, mulai dari pukul 11.00 Wita hingga stok makanan mereka habis, atau sekitar pukul 14.00 Wita.
"Konsepnya berbagi, teman-teman lintas komunitas di situ ada TDA, TBI, Zam Organizer, semua berkolaborasi untuk menyisihkan sebagian rezekinya yang titipkan dari Allah SWT untuk berbagi kepada masyarakat," ujarnya.
"Supaya masyarakat bisa mendapatkan makanan secara gratis , konsep ini kami jalankan selama satu tahun ke depan atau 365 hari. Setiap makan siang kita buka seluas-luasnya untuk masyarakat Kota Palopo ataupun dari luar yang melintas, Insyaallah semua gratis pada jam makan siang dimulai jam 11.00 sampai porsi kami habis," lanjutnya.
Menurut Dendi, setiap harinya mereka menyiapkansekitar 150 porsi makanan atau menghabiskan 20 kilogram beras. "Menu tiap hari kami ganti, nasi, telur, sayur, perkedel, ikan, teh, susu, teh susu, dan kopi, air putih," sebutnya.
Rumah Makan Rakyat juga menerima sumbangan berupa uang tunai maupun bahan makanan, beras, ikan, sayur atau telur. Menurut pelaksana, penyaluran bantuan hanya satu pintu tidak melalui perantara.
"Ini juga kami lakukan terkait pandemi COVID-19 yang menimpa negara Indonesia termasuk di Kota Palopo. Kita tidak tahu status pandemi ini kapan bisa selesai sementara daya beli masyarakat terus menurun akibat adanya wabah COVID-19 ," ujarnya.
"Inilah mungkin salah satu upaya atau ikhtiar kami memberikan sumbangsih kepada pemerintah agar bisa membantu masyarakat, keluarga kita, teman-teman yang saat ini mungkin mengalami kesusahan di tengah pandemi COVID-19 ," tambahnya.
Kegiatan serupa menurut Dendi Haryono, juga telah dijalankan di beberapa kota besar di Indonesia seperti di Kota Pati Jawa Tengah, dan Kota Kudus.
"Harapan kami, semoga ini juga bisa memotivasi masyarakat khususnya Kota Palopo untuk kembali bangkit di tengah keterpurukan ekonomi bangsa. Kita kuat karena kita bersama dan saling membantu. Meski dalam situasi sulit pun wajib bagi kita untuk tetap saling menoleh dan bergandengan tangan, bersama melewati situasi sulit pandemi COVID-19 ," serunya.
Keberadaan Rumah Makan Rakyat yang menyajikan makan siang gratis bagi masyarakat disambut baik dan gembira kalangan masyarakat, utamanya yang bekerja sebagai tukang ojek dan tukang becak.
NA Mappinawang, salah seorang tukang ojek asal Kompleks Hartaco Kota Palopo, mengaku sangat terbantu dengan program makan siang gratis yang dilakukan Dendi Hartono dan kawan-kawan.
"Saya dan beberapa tukang ojek di Kota Palopo sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Dendi dan kawan-kawan. Ini sangat membantu beban kami, kami benar-benar diberikan makanan gratis dan dilayani dengan baik, ada teh bahkan teh susu," ujarnya.
NA Mappinawang, menceritakan awalnya dia mendapat ajakan dari rekannya sesama tukang ojek . "Di sini saya lihat tidak ada batasan individu, orang dewasa maupun anak kecil semua bisa dilayani bahkan bukan hanya kami tukang ojek dan tukang becak," katanya.
"Ada satu hal yang menarik yakni kebersamaan, satu rasa dan silaturahmi. Kami mendoakan semoga eksistensi keberadaan kegiatan sosial ini dan semoga makin ditambahkan dan berkah rejekinya, amin," doa Mappinawang.
Mappinawang menambahkan, kesulitan ekonomi dampak COVID-19 sangat Mappinawang dan rekannya rasakan. Sehingga dengan hadirnya makan siang gratis di Kota Palopo, diakuinya meringankan beban mereka.
"Sebelum COVID pada bulan Januari dan Februari pendapat kami rata-rata mencapai Rp150 ribu per harinya, setelah COVID pendapatan kami menurun drastis paling tinggi sekali Rp35 ribu, itu masih kotor belum terhitung bensin," sebutnya.
"Paling terasa dampak COVID ini pada bulan Juni sampai September saat diberlakukan larangan keluar. Kami juga tukang ojek saat itu tidak bisa dipaksa tinggal di rumah karena ini menyangkut kehidupan keluarga kami, kebutuhan sehari hari untuk hidup meski kami sadar akan bahaya COVID itu sendiri," lanjutnya.
Mappinawang mengaku, sebagai warga yang masuk dalam kategori kurang mampu, dirinya mendapat bantuan KKS dari pemerintah Kota Palopo berupa beras 10 kilogram dan telur satu rak setiap bulannya.
Komunitas Pesantren Bisnis Indonesia (PBI), Komunitas Tangan di Atas (TDA), dan ZAM Organizer melalui Rumah Makan Rakyat, memberikan makan siang gratis bagi siapa saja. Bukan hanya warga Kota Palopo, tetapi setiap orang yang singgah makan di tempat mereka.
Rumah Makan Rakyat terletak di Kompleks Perumahan Anggrek, blok A nomor 4 tepat di belakang SMA Negeri 3 Palopo. Dendi Haryono dan empat orang rekannya melayani setidaknya 150 orang setiap harinya, mulai dari pukul 11.00 Wita hingga stok makanan mereka habis, atau sekitar pukul 14.00 Wita.
"Konsepnya berbagi, teman-teman lintas komunitas di situ ada TDA, TBI, Zam Organizer, semua berkolaborasi untuk menyisihkan sebagian rezekinya yang titipkan dari Allah SWT untuk berbagi kepada masyarakat," ujarnya.
"Supaya masyarakat bisa mendapatkan makanan secara gratis , konsep ini kami jalankan selama satu tahun ke depan atau 365 hari. Setiap makan siang kita buka seluas-luasnya untuk masyarakat Kota Palopo ataupun dari luar yang melintas, Insyaallah semua gratis pada jam makan siang dimulai jam 11.00 sampai porsi kami habis," lanjutnya.
Menurut Dendi, setiap harinya mereka menyiapkansekitar 150 porsi makanan atau menghabiskan 20 kilogram beras. "Menu tiap hari kami ganti, nasi, telur, sayur, perkedel, ikan, teh, susu, teh susu, dan kopi, air putih," sebutnya.
Rumah Makan Rakyat juga menerima sumbangan berupa uang tunai maupun bahan makanan, beras, ikan, sayur atau telur. Menurut pelaksana, penyaluran bantuan hanya satu pintu tidak melalui perantara.
"Ini juga kami lakukan terkait pandemi COVID-19 yang menimpa negara Indonesia termasuk di Kota Palopo. Kita tidak tahu status pandemi ini kapan bisa selesai sementara daya beli masyarakat terus menurun akibat adanya wabah COVID-19 ," ujarnya.
"Inilah mungkin salah satu upaya atau ikhtiar kami memberikan sumbangsih kepada pemerintah agar bisa membantu masyarakat, keluarga kita, teman-teman yang saat ini mungkin mengalami kesusahan di tengah pandemi COVID-19 ," tambahnya.
Kegiatan serupa menurut Dendi Haryono, juga telah dijalankan di beberapa kota besar di Indonesia seperti di Kota Pati Jawa Tengah, dan Kota Kudus.
"Harapan kami, semoga ini juga bisa memotivasi masyarakat khususnya Kota Palopo untuk kembali bangkit di tengah keterpurukan ekonomi bangsa. Kita kuat karena kita bersama dan saling membantu. Meski dalam situasi sulit pun wajib bagi kita untuk tetap saling menoleh dan bergandengan tangan, bersama melewati situasi sulit pandemi COVID-19 ," serunya.
Keberadaan Rumah Makan Rakyat yang menyajikan makan siang gratis bagi masyarakat disambut baik dan gembira kalangan masyarakat, utamanya yang bekerja sebagai tukang ojek dan tukang becak.
NA Mappinawang, salah seorang tukang ojek asal Kompleks Hartaco Kota Palopo, mengaku sangat terbantu dengan program makan siang gratis yang dilakukan Dendi Hartono dan kawan-kawan.
"Saya dan beberapa tukang ojek di Kota Palopo sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Dendi dan kawan-kawan. Ini sangat membantu beban kami, kami benar-benar diberikan makanan gratis dan dilayani dengan baik, ada teh bahkan teh susu," ujarnya.
NA Mappinawang, menceritakan awalnya dia mendapat ajakan dari rekannya sesama tukang ojek . "Di sini saya lihat tidak ada batasan individu, orang dewasa maupun anak kecil semua bisa dilayani bahkan bukan hanya kami tukang ojek dan tukang becak," katanya.
"Ada satu hal yang menarik yakni kebersamaan, satu rasa dan silaturahmi. Kami mendoakan semoga eksistensi keberadaan kegiatan sosial ini dan semoga makin ditambahkan dan berkah rejekinya, amin," doa Mappinawang.
Mappinawang menambahkan, kesulitan ekonomi dampak COVID-19 sangat Mappinawang dan rekannya rasakan. Sehingga dengan hadirnya makan siang gratis di Kota Palopo, diakuinya meringankan beban mereka.
Baca Juga
"Sebelum COVID pada bulan Januari dan Februari pendapat kami rata-rata mencapai Rp150 ribu per harinya, setelah COVID pendapatan kami menurun drastis paling tinggi sekali Rp35 ribu, itu masih kotor belum terhitung bensin," sebutnya.
"Paling terasa dampak COVID ini pada bulan Juni sampai September saat diberlakukan larangan keluar. Kami juga tukang ojek saat itu tidak bisa dipaksa tinggal di rumah karena ini menyangkut kehidupan keluarga kami, kebutuhan sehari hari untuk hidup meski kami sadar akan bahaya COVID itu sendiri," lanjutnya.
Mappinawang mengaku, sebagai warga yang masuk dalam kategori kurang mampu, dirinya mendapat bantuan KKS dari pemerintah Kota Palopo berupa beras 10 kilogram dan telur satu rak setiap bulannya.
(luq)