Tiga Kecamatan di Kabupaten Pasuruan Terendam Banjir
loading...
A
A
A
PASURUAN - Tiga kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) terendam banjir setinggi 1 meter, Senin (2/11/2020) pagi. Banjir kali ini disebut terparah sejak kurun waktu 12 tahun karena intensitas hujan sangat tinggi sejak Sabtu (31/10), yang mengakibatkan Sungai Wrati tidak dapat menampung debit air hujan. (Baca Juga: bencana-banjir-dan-longsor-landa-kebumen-ribuan-warga-terpaksa-mengungsi)
Tiga kecamatan itu yakni, Kecamatan Kraton, Gempol dan Beji. Namun yang terparah yakni di Kecamatan Beji, tepatnya di Desa Kedungringin, dimana ada 7 dusun terendam banjir setinggi 1 meter lebih. Akibatnya, aktiviitas warga terganggu karena luapan Sungai Wrati masih menggenangi jalan desa dan rumah warga yang berada di lokasi pabrik.
Sebagian warga pun ada yang mengungsi kerumah sanak saudara menunggu banjir surut. “Hujan terus menerus selama tiga hari, air masuk sekitar jam 07.00 WIB Sabtu (31/10) malam. Sampai hari ini belum ada tindakan dari pemerintah, hanya warga saja yang berinisiatif mengungsi ke sanak saudara,” kata warga setempat, Wagiono. (Baca Juga: Bencana Banjir Bandang di Sukabumi, Begini Analisa Kejadiannya)
Sementara itu, Camat Beji, Thifatul Goni mengatakan, pihaknya sudah membuka dapur umum dan perlengkapan lainnya di kantor kecamatan, untuk memenuhi kebutuhan para korban banjir di wilayahnya.
“Tercatat sedikitnya ada 325 kepala keluarga di setiap dusun menjadi korban banjir,” katanya. Warga yang menjadi korban banjir pun berharap ada normalisasi Sungai Wrati agar banjir tahunan ini tidak terjadi lagi. (Baca Juga: Bencana Banjir dan Tanah Longsor Melanda Kecamatan di Bone Bolango)
Tiga kecamatan itu yakni, Kecamatan Kraton, Gempol dan Beji. Namun yang terparah yakni di Kecamatan Beji, tepatnya di Desa Kedungringin, dimana ada 7 dusun terendam banjir setinggi 1 meter lebih. Akibatnya, aktiviitas warga terganggu karena luapan Sungai Wrati masih menggenangi jalan desa dan rumah warga yang berada di lokasi pabrik.
Sebagian warga pun ada yang mengungsi kerumah sanak saudara menunggu banjir surut. “Hujan terus menerus selama tiga hari, air masuk sekitar jam 07.00 WIB Sabtu (31/10) malam. Sampai hari ini belum ada tindakan dari pemerintah, hanya warga saja yang berinisiatif mengungsi ke sanak saudara,” kata warga setempat, Wagiono. (Baca Juga: Bencana Banjir Bandang di Sukabumi, Begini Analisa Kejadiannya)
Sementara itu, Camat Beji, Thifatul Goni mengatakan, pihaknya sudah membuka dapur umum dan perlengkapan lainnya di kantor kecamatan, untuk memenuhi kebutuhan para korban banjir di wilayahnya.
“Tercatat sedikitnya ada 325 kepala keluarga di setiap dusun menjadi korban banjir,” katanya. Warga yang menjadi korban banjir pun berharap ada normalisasi Sungai Wrati agar banjir tahunan ini tidak terjadi lagi. (Baca Juga: Bencana Banjir dan Tanah Longsor Melanda Kecamatan di Bone Bolango)
(nic)