Mengenal Cawabup Yekti Handayani, Pengusaha Sukses yang Jadi GTT di Pelosok Kendal
loading...
A
A
A
KENDAL - Calon wakil bupati (Cawabup) Kendal Yekti Handayani dikenal publik sebagai pengusaha. Namun sedikit yang tahu bahwa komisaris PT Cahaya Selomukti dan Cahaya Selomukti Indonesia ini juga seorang guru.
Di tengah kesuksesannya sebagai pengusaha, Cawabup yang mendampingi Ali Nurudin di Pilkada 2020 ini, masih mengajar sebagai guru honorer di pelosok kabupaten Kendal.
Ani, panggilan akrab Cawabup Yekti Handayani, saat ini masih tercatat sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) di SD Negeri 1 Kebongembong, Kecamatan Pageruyung, dan Guru Tetap Yayasan (GTY) di MTs Falahul Huda, Desa Mojoagung, Kecamatan Plantungan.
Sebelumnya, alumnus IKIP PGRI Semarang ini juga pernah menjadi GTT di SMP Negeri 2 Boja dan SD Negeri Kertosari, Kecamatan Singorojo. Istri dari pengusaha Gatot Herlambang itu mengatakan bahwa mengajar baginya sebagai panggilan jiwa. Ani menginginkan anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebagai bekal masa depan mereka. Karena itulah, saat kuliah dirinya mengambil studi ilmu keguruan jurusan bahasa Inggris.
Ani mengaku prihatin dengan kelangsungan pendidikan di daerah pedalaman. Karena akses yang sulit ditambah minimnya sarana dan prasarana. Menurutnya, pendidikan bagi anak-anak di daerah pelosok masih jauh dari kata layak.
“Saya mengajar di daerah yang bisa dibilang terpencil. Aksesnya tidak mudah, jalannya naik turun, sinyal internet juga susah. Kalau saya ngajar di sekolah terkenal, di perkotaan, itu sudah biasa. Tapi ketika saya mengajar di daerah seperti ini, berarti saya dibutuhkan. Mengajar itu memang panggilan jiwa saya,” terangnya saat ditemui di sela mengoreksi tugas siswa di MTs Falahul Huda, baru-baru ini.
Terkait pencalonannya sebagai Cawabup, Ani mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya. Dirinya merasa selama ini menikmati profesinya sebagai pengusaha dan guru, selain menjadi ibu rumah tangga. Selain itu, menurutnya selama ini kehidupannya jauh dari dunia politik dan hingar-bingar sorotan media.
“Pencalonan Ustad Ali dan saya di Pilkada Kendal ini sudah melalui serangkain proses, dari dukungan partai politik maupun dukungan dari berbagai elemen masyarakat, baik kalangan tokoh agama, ormas, profesi dan lain sebagainya. Jadi, saya niati bismillah, semoga bisa memberi manfaat untuk masyarakat Kendal,” terangnya.
Pasangan calon Ali Nurudin dan Yekti Handayani (Nurani) mendapatkan nomor urut 2 diusung oleh tiga parpol yakni PKB, Gerindra dan Nasdem dengan total 18 kursi di DPRD.
Angkat kesejahteraan guru
Dengan latar belakangnya sebagai guru dan pengusaha, dia merasa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman untuk membangun Kendal. Di antaranya di sektor pendidikan, infrastruktur, investasi dan perekonomian daerah.
Khusus untuk bidang pendidikan, dia menegaskan, Ustad Ali dan Ani akan memberikan perhatian khusus kepada GTT yang ada Sekolah Negeri. Minimal mereka mendapatkan penghasilan yang layak dalam aktivitas mengajarnya, yang besar kisarannya akan ditentukan oleh peraturan kepala daerah.
Sementara itu, untuk guru di sekolah swasta, yang mengajar di sekolah milik yayasan atau di bawah lembaga ormas, dia mencontohkan NU dan Muhammadiyah, pihaknya akan memberikan bantuan khusus dalam bentuk insentif dari APBD di luar dana BOS yang saat ini sudah diterima sekolah.
“Menjadi GTT dan GTY sudah saya alami bersama teman-teman ini. Perjuangannya seperti apa, berupa upahya… saya adalah pelakunya. Kalau kelak Ustad Ali dan saya dipercaya memimpin Kendal, hal itu lah diantaranya yang akan kami perjuangkan,” pungkasnya.
Di tengah kesuksesannya sebagai pengusaha, Cawabup yang mendampingi Ali Nurudin di Pilkada 2020 ini, masih mengajar sebagai guru honorer di pelosok kabupaten Kendal.
Ani, panggilan akrab Cawabup Yekti Handayani, saat ini masih tercatat sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) di SD Negeri 1 Kebongembong, Kecamatan Pageruyung, dan Guru Tetap Yayasan (GTY) di MTs Falahul Huda, Desa Mojoagung, Kecamatan Plantungan.
Sebelumnya, alumnus IKIP PGRI Semarang ini juga pernah menjadi GTT di SMP Negeri 2 Boja dan SD Negeri Kertosari, Kecamatan Singorojo. Istri dari pengusaha Gatot Herlambang itu mengatakan bahwa mengajar baginya sebagai panggilan jiwa. Ani menginginkan anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebagai bekal masa depan mereka. Karena itulah, saat kuliah dirinya mengambil studi ilmu keguruan jurusan bahasa Inggris.
Ani mengaku prihatin dengan kelangsungan pendidikan di daerah pedalaman. Karena akses yang sulit ditambah minimnya sarana dan prasarana. Menurutnya, pendidikan bagi anak-anak di daerah pelosok masih jauh dari kata layak.
“Saya mengajar di daerah yang bisa dibilang terpencil. Aksesnya tidak mudah, jalannya naik turun, sinyal internet juga susah. Kalau saya ngajar di sekolah terkenal, di perkotaan, itu sudah biasa. Tapi ketika saya mengajar di daerah seperti ini, berarti saya dibutuhkan. Mengajar itu memang panggilan jiwa saya,” terangnya saat ditemui di sela mengoreksi tugas siswa di MTs Falahul Huda, baru-baru ini.
Terkait pencalonannya sebagai Cawabup, Ani mengaku tidak pernah membayangkan sebelumnya. Dirinya merasa selama ini menikmati profesinya sebagai pengusaha dan guru, selain menjadi ibu rumah tangga. Selain itu, menurutnya selama ini kehidupannya jauh dari dunia politik dan hingar-bingar sorotan media.
“Pencalonan Ustad Ali dan saya di Pilkada Kendal ini sudah melalui serangkain proses, dari dukungan partai politik maupun dukungan dari berbagai elemen masyarakat, baik kalangan tokoh agama, ormas, profesi dan lain sebagainya. Jadi, saya niati bismillah, semoga bisa memberi manfaat untuk masyarakat Kendal,” terangnya.
Pasangan calon Ali Nurudin dan Yekti Handayani (Nurani) mendapatkan nomor urut 2 diusung oleh tiga parpol yakni PKB, Gerindra dan Nasdem dengan total 18 kursi di DPRD.
Angkat kesejahteraan guru
Dengan latar belakangnya sebagai guru dan pengusaha, dia merasa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman untuk membangun Kendal. Di antaranya di sektor pendidikan, infrastruktur, investasi dan perekonomian daerah.
Khusus untuk bidang pendidikan, dia menegaskan, Ustad Ali dan Ani akan memberikan perhatian khusus kepada GTT yang ada Sekolah Negeri. Minimal mereka mendapatkan penghasilan yang layak dalam aktivitas mengajarnya, yang besar kisarannya akan ditentukan oleh peraturan kepala daerah.
Sementara itu, untuk guru di sekolah swasta, yang mengajar di sekolah milik yayasan atau di bawah lembaga ormas, dia mencontohkan NU dan Muhammadiyah, pihaknya akan memberikan bantuan khusus dalam bentuk insentif dari APBD di luar dana BOS yang saat ini sudah diterima sekolah.
“Menjadi GTT dan GTY sudah saya alami bersama teman-teman ini. Perjuangannya seperti apa, berupa upahya… saya adalah pelakunya. Kalau kelak Ustad Ali dan saya dipercaya memimpin Kendal, hal itu lah diantaranya yang akan kami perjuangkan,” pungkasnya.
(ars)