Inovasi di Tengah Pandemi, Masker Batik Solo Sukses Tembus Eropa
loading...
A
A
A
Namun ia enggan membeberkan nilai omzet yang didapatkan. Ketika pandemi COVID-19, diakui sangat memukul usaha yang dijalankan. Termasuk di bidang bisnis konveksi. Namun berkat pendampingan yang diberikan, maka penjualan secara online bisa dijalankan dan membuatnya mampu bertahan.
Selain itu juga menawarkan kepada customer customer lama. Saat pandemi, dirinya fokus membuat dan berjualan masker dari kain batik. Bahkan perajin batik yang menjadi mitranya, kini turut membantu menjualkan. Sebab kerajinan membatik kini banyak yang berhenti sementara akibat pandemi. Dalam sehari, 200-300 masker dari kain batik dapat terjual. Bahkan terkadang bisa menembus 500 masker kain baik.
Penjualan dilakukan secara online dengan harga bervariasi antara Rp5.000 hingga yang paling mahal Rp35.000 dengan bahan batik tulis dari sutra. "Kalau yang Rp5 ribu yang print, yang cat Rp7 ribu,” bebernya. Konsumen yang menjadi sasaran berasal dari kelas menengah ke atas.
Sebab saat ini, memakai masker saat pandemi bukan hanya sekedar kebutuhan. Melainkan sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle. Bahkan masker batik produksi Griya Kain Solo mampu menembus pasar luar negeri, yakni di sejumlah negara Eropa.
Pjs Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Marthia Mulia Asri mengatakan, terdapat 99 mitra binaan di Soloraya dengan total penyaluran bantuan mencapai Rp7 miliar selama tahun 2019-2020. Selama pandemi COVID-19, terdapat sejumlah pembinaan Pertamina kepada mitra binaannya.
"Bantuan COVID-19 yang diberikan Pertamina kepada masyarakat terdampak dengan memesan dari UMKM (usaha mikro kecil menengah) mitra binaan, seperti masker, sembako, makanan, dan APD (alat pelindung diri)," terang Marthia Mulia Asri.
Selain itu, juga digelar Pertamina SMEXPO yang diselenggarakan 9-11 September 2020 sebagai pameran virtual terbesar menghadirkan lebih dari 1.200 produk. Kemudian peningkatan kapasitas dan pelatihan UMKM berbasis berbasis online, seperti pemasaran online menggunakan sosial media, memfasilitasi foto produk, dan membuat katalog produk. "Juga pelatihan teknik foto produk, baik yang diselenggarakan oleh Pertamina MOR IV, maupun Pertamina pusat, dan rumah BUMN se-Indonesia," imbuhnya.
Selain itu juga menawarkan kepada customer customer lama. Saat pandemi, dirinya fokus membuat dan berjualan masker dari kain batik. Bahkan perajin batik yang menjadi mitranya, kini turut membantu menjualkan. Sebab kerajinan membatik kini banyak yang berhenti sementara akibat pandemi. Dalam sehari, 200-300 masker dari kain batik dapat terjual. Bahkan terkadang bisa menembus 500 masker kain baik.
Penjualan dilakukan secara online dengan harga bervariasi antara Rp5.000 hingga yang paling mahal Rp35.000 dengan bahan batik tulis dari sutra. "Kalau yang Rp5 ribu yang print, yang cat Rp7 ribu,” bebernya. Konsumen yang menjadi sasaran berasal dari kelas menengah ke atas.
Sebab saat ini, memakai masker saat pandemi bukan hanya sekedar kebutuhan. Melainkan sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle. Bahkan masker batik produksi Griya Kain Solo mampu menembus pasar luar negeri, yakni di sejumlah negara Eropa.
Pjs Unit Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV, Marthia Mulia Asri mengatakan, terdapat 99 mitra binaan di Soloraya dengan total penyaluran bantuan mencapai Rp7 miliar selama tahun 2019-2020. Selama pandemi COVID-19, terdapat sejumlah pembinaan Pertamina kepada mitra binaannya.
"Bantuan COVID-19 yang diberikan Pertamina kepada masyarakat terdampak dengan memesan dari UMKM (usaha mikro kecil menengah) mitra binaan, seperti masker, sembako, makanan, dan APD (alat pelindung diri)," terang Marthia Mulia Asri.
Selain itu, juga digelar Pertamina SMEXPO yang diselenggarakan 9-11 September 2020 sebagai pameran virtual terbesar menghadirkan lebih dari 1.200 produk. Kemudian peningkatan kapasitas dan pelatihan UMKM berbasis berbasis online, seperti pemasaran online menggunakan sosial media, memfasilitasi foto produk, dan membuat katalog produk. "Juga pelatihan teknik foto produk, baik yang diselenggarakan oleh Pertamina MOR IV, maupun Pertamina pusat, dan rumah BUMN se-Indonesia," imbuhnya.
(shf)