Cegah Kluster Napi Meluas, Seluruh Lapas di Bali Akan Gelar Rapid Tes
loading...
A
A
A
DENPASAR - Lembaga Pemasyarakatan ( Lapas ) di seluruh Bali akan menggelar rapid tes untuk narapidana (napi). Hal itu menyusul munculnya kluster COVID-19 di Lapas Kerobokan.
"Saya sudah perintahkan seluruh Lapas untuk segera melakukan rapid tes untuk mencegah penyebaran," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali Suprapto, Minggu (25/10/2020).
Dia menjelaskan, alat rapid telah didrop ke seluruh Lapas agar bisa dilakukan dalam waktu dekat. Untuk jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Lapas.
(Baca juga: Gugus Tugas Nyatakan Kasus Covid-19 di Asmat Transmisi Lokal )
Pihaknya juga memerintahkan setiap Lapas untuk menyiapkan satu blok untuk tempat karantina jika sewaktu-waktu ditemukan kasus reaktif maupun positif.
Untuk di Lapas Kerobokan dan Lapas Perempuan Denpasar, telah dilakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh blok.
Untuk memperkuat imunitas, Suprapto mengatakan telah membagikan vitamin dosis tinggi untuk dikonsumsi napi selama tujuh hari.
Menurutnya, ada banyak penyebab napi terpapar COVID-19. Yang paling banyak dirasakan adalah stres karena memikirkan kasusnya, lamanya menjalani masa hukuman dan lainnya.
(Baca juga:) Jumlah Napi Lapas Kerobokan Bali Positif COVID-19 Terus Bertambah, Sudah 91 Orang yang Terpapar
Over kapasitas juga membuat ruangan sempit dan tidur mereka juga menjadi kurang karena merasa tidak nyaman. Ada juga yang memilih begadang sehingga berpengaruh pada imunitas.
Kurangnya imunitas juga ditambah dengan kurangnya asupan nutrisi. "Mereka sukanya makan mi instan. Sedangkan buah kurang," ujar Suprapto.
Dia mengakui, over kapasitas membuat napi susah menerapkan protokol social distacing. "Mereka sudah tertib pakai masker. Tempat cuci tangan juga sudah disediakan. Tapi jaga jarak sulit dihindari," sebutnya.
Seperti diberitakan, kluster COVID-19 dari napi muncul setelah 91 napi Lapas Kerobokan dan 22 napi Lapas Perempuan Denpasar terkonfirmasi positif. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah karena masih banyak hasil tes swab yang belum keluar.
"Saya sudah perintahkan seluruh Lapas untuk segera melakukan rapid tes untuk mencegah penyebaran," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali Suprapto, Minggu (25/10/2020).
Dia menjelaskan, alat rapid telah didrop ke seluruh Lapas agar bisa dilakukan dalam waktu dekat. Untuk jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Lapas.
(Baca juga: Gugus Tugas Nyatakan Kasus Covid-19 di Asmat Transmisi Lokal )
Pihaknya juga memerintahkan setiap Lapas untuk menyiapkan satu blok untuk tempat karantina jika sewaktu-waktu ditemukan kasus reaktif maupun positif.
Untuk di Lapas Kerobokan dan Lapas Perempuan Denpasar, telah dilakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh blok.
Untuk memperkuat imunitas, Suprapto mengatakan telah membagikan vitamin dosis tinggi untuk dikonsumsi napi selama tujuh hari.
Menurutnya, ada banyak penyebab napi terpapar COVID-19. Yang paling banyak dirasakan adalah stres karena memikirkan kasusnya, lamanya menjalani masa hukuman dan lainnya.
(Baca juga:) Jumlah Napi Lapas Kerobokan Bali Positif COVID-19 Terus Bertambah, Sudah 91 Orang yang Terpapar
Over kapasitas juga membuat ruangan sempit dan tidur mereka juga menjadi kurang karena merasa tidak nyaman. Ada juga yang memilih begadang sehingga berpengaruh pada imunitas.
Kurangnya imunitas juga ditambah dengan kurangnya asupan nutrisi. "Mereka sukanya makan mi instan. Sedangkan buah kurang," ujar Suprapto.
Dia mengakui, over kapasitas membuat napi susah menerapkan protokol social distacing. "Mereka sudah tertib pakai masker. Tempat cuci tangan juga sudah disediakan. Tapi jaga jarak sulit dihindari," sebutnya.
Seperti diberitakan, kluster COVID-19 dari napi muncul setelah 91 napi Lapas Kerobokan dan 22 napi Lapas Perempuan Denpasar terkonfirmasi positif. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah karena masih banyak hasil tes swab yang belum keluar.
(msd)