Asal-usul Kota Pontianak, Benarkah Dulu Tempatnya Kuntilanak?

Jum'at, 08 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
Asal-usul Kota Pontianak, Benarkah Dulu Tempatnya Kuntilanak?
Pendiri Kerajaan Pontianak adalah Sultan Syarif Abdurrahman. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pontianak adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Banyak orang yang belum mengetahui persis asal-usul kota ini.

Banyak sumber yang menyebutkan asal muasal dengan latar belakang yang cukup berbeda. Salah satunya berhubungan dengan sosok hantu perempuan yang ada karena meninggal saat melahirkan, kuntilanak.

Kota Pontianak didirikan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H). Ditandai dengan pembukaan hutan di persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar. Di kawasan tersebut dibangun balai dan rumah tinggal.

Selanjutnya, pada tahun 1778 (1192 H), Syarif diangkat menjadi Sultan Pontianak pertama. Sebagai pertanda kekuasannya, dibangunlaj sebuah Masjid Jami', yang kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman dan Istana Kadariah yang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur.

Seorang sejarawan Belanda dalam buku "Borneos Wester Afdeling", V.J. Verth, menuliskan sejarah kota Pontianak yang isinya sedikit berbeda dengan cerita yang banyak beredar saat ini.

Verth dalam bukunya menyebutkan, Belanda masuk ke Pontianak pada tahun 1194 Hijriah (1773 Masehi) dari Batavia. Ada pun Syarif Abdurrahman merupakan putra ulama dari Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie, atau dalam versi lain dikenal sebagai Al Habib Husin. Syarif meninggalkan kerajaan Mempawah dan mulai hidup merantau.

Saat berada di wilayah Banjarmasin, Syarif menikah dengan adik sultan Banjar, Sunan Nata Alam dan dilantik sebagai Pangeran. Syarif berhasil dalam kegiatan berdagang dan mengumpulkan modal yang cukup banyak untuk mempersenjatai kapal pelancang dan perahunya.

Syarif memulai perlawanannya terhadap penjajahan Belanda. Dengan bantuan Sultan Pasir, Syarif berhasil membajak kapal Belanda yang berada di dekat Bangka dan kapal Inggris serta Perancis di Pelabuhan Pasir.

Setelah itu, Syarif menjadi orang yang berkecukupan dan mencoba untuk mendirikan permukiman di sebuah pulau di Sungai Kapuas. Syarif menemukan cabang dari Sungai Landak yang kemudian dikembangkan menjadi pusat perdagangan yang makmur. Nah, kawasan inilah yang kemudian dikenal dengan nama Pontianak.

Pontianak dikenal sebagai kota khatulistiwa yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di kota ini dibangun sebuah monumen atau Tugu khatulistiwa di daerah Siantan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1024 seconds (0.1#10.140)