Bangunan Dibongkar, Sejarah Stadion Mattoanging Tetap Terjaga
loading...
A
A
A
Bagaimanapun kata dia, stadion ini merupakan bangunan bersejarah. Diketahui, Stadion Mattoanging dibangun sejak tahun 1955. Bahkan pernah menjadi saksi sejarah lokasi tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-IV pada tahun 1957. “Mungkin nanti di dalam (museum) ada fotonya Ramang (legenda sepak bola PSM). Lalu ada ditampilkan narasi tentang siapa itu Ramang," ucap Ilhamsyah mencontohkan.
Kehadiran museum itu nantinya tidak hanya untuk menjaga ingatan warga Sulsel akan sejarah stadion. Namun, diharapkan bisa menjadi pemacu motivasi para generasi muda dan atlet Sulsel untuk semakin bergairah dalam menggeluti bidang keolahragaan dan menyumbang prestasi bagi Sulsel.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel , Andi Arwin Azis menambahkan, pembangunan museum di kawasan Stadion Mattoanging memang direncanakan. Sebagaimana harapan dari Gubernur Sulsel agar ada tempat khusus penanda sejarah akan stadion tersebut.
“Memang berdasarkan arahan gubernur agar bisa mewujudkan museum di situ. Jadi misalnya ada barang-barang lama di stadion bisa juga disimpan di museum untuk menjadi penanda sejarah bahwa dulunya stadion begini," ungkap Arwin kepada SINDOnews.
Arwin menuturkan, ada bagian eksterior bangunan yang bisa tetap dipertahankan, utamanya fasad bangunan. Untuk menjaga kekhasan nilai estetika dan karakter bangunan gaya arstiketur jengki.
“Fasad bangunan, yang di bagian depan stadion itu paling tidak bisa mewakili model arsitektur jengki, istilahnya. Sebenarnya ini juga menjadi bagian rekomendasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya agar fasad bangunan dipertahankan bentuknya," ungkapnya.
Sementara, perwakilan PT Karya selaku kontraktor pembongkaran Stadion Mattoanging, Syarifuddin mengaku, pembongkaran bangunan baru bisa dimaksimalkan dalam dua hari ke depan. Dengan mempertimbangkan aspek keselamatan pekerjaan.
Makanya pihaknya masih akan melakukan persiapan, mulai dari alat berat hingga pekerja. Rencananya, pihaknya akan menurunkan tiga alat berat di lokasi stadion dengan total pekerja mencapai 50 orang. Pembongkaran bangunan akan dimulai dari atap tiap bangunan. Kemudian komponen lain yang menjadi pondasi bangunan.
Kehadiran museum itu nantinya tidak hanya untuk menjaga ingatan warga Sulsel akan sejarah stadion. Namun, diharapkan bisa menjadi pemacu motivasi para generasi muda dan atlet Sulsel untuk semakin bergairah dalam menggeluti bidang keolahragaan dan menyumbang prestasi bagi Sulsel.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel , Andi Arwin Azis menambahkan, pembangunan museum di kawasan Stadion Mattoanging memang direncanakan. Sebagaimana harapan dari Gubernur Sulsel agar ada tempat khusus penanda sejarah akan stadion tersebut.
“Memang berdasarkan arahan gubernur agar bisa mewujudkan museum di situ. Jadi misalnya ada barang-barang lama di stadion bisa juga disimpan di museum untuk menjadi penanda sejarah bahwa dulunya stadion begini," ungkap Arwin kepada SINDOnews.
Arwin menuturkan, ada bagian eksterior bangunan yang bisa tetap dipertahankan, utamanya fasad bangunan. Untuk menjaga kekhasan nilai estetika dan karakter bangunan gaya arstiketur jengki.
“Fasad bangunan, yang di bagian depan stadion itu paling tidak bisa mewakili model arsitektur jengki, istilahnya. Sebenarnya ini juga menjadi bagian rekomendasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya agar fasad bangunan dipertahankan bentuknya," ungkapnya.
Sementara, perwakilan PT Karya selaku kontraktor pembongkaran Stadion Mattoanging, Syarifuddin mengaku, pembongkaran bangunan baru bisa dimaksimalkan dalam dua hari ke depan. Dengan mempertimbangkan aspek keselamatan pekerjaan.
Makanya pihaknya masih akan melakukan persiapan, mulai dari alat berat hingga pekerja. Rencananya, pihaknya akan menurunkan tiga alat berat di lokasi stadion dengan total pekerja mencapai 50 orang. Pembongkaran bangunan akan dimulai dari atap tiap bangunan. Kemudian komponen lain yang menjadi pondasi bangunan.