32 Desa di Sulawesi Nikmati Pertashop, Harga BBM Setara SPBU
loading...
A
A
A
MANADO - Sebagai wujud dukungan terhadap pemerataan pembangunan nasional, PT Pertamina (Persero) terus berupaya memperluas jangkauan distribusi energinya hingga ke pelosok. (Baca juga: Kapal Kayu Pencari Ikan Terbalik di Batam, 1 Orang Hilang )
Data internal perusahaan menunjukkan, dari 7.196 Kecamatan di Indonesia, 3.827 Kecamatan di antaranya atau sekitar 53% belum memiliki SPBU sebagai tempat resmi pengisian bahan bakar.
Masih belum meratanya distribusi energi ini, terkadang memicu melambungnya harga bahan pokok dikarenakan harga bahan bakar di daerah tersebut menyesuaikan akses untuk mendapatkan bahan bakar terdekat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pertamina menghadirkan Pertashop , sebuah solusi ketahanan energi nasional dengan konsep pemerataan jaringan distribusi. (Baca juga: Didukungan Relawan Sembodo, Suhandoyo Optimis Menang di Lamongan )
Diharapkan biaya distribusi dan transportasi, dapat ditekan dengan adanya jaringan distribusi Pertashop yang dapat menjangkau daerah yang belum terdapat SPBU. Hal ini tentunya mampu menjadi stimulus perekonomian bagi pembangunan suatu daerah.
Tahun ini, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII mendapatkan amanah dari Kementerian Dalam Negeri sejumlah 44 Pertashop untuk 44 desa yang termasuk dalam kategori desa 3T (Terpencil, Terluar, Tertiggal) dan desa berprestasi se-Sulawesi. Dimana hingga saat ini sudah terealisasi sejumlah 32 Pertashop.
Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, target tersebut dirasa masih kurang dibandingkan dengan jangkauan pemerataan energi yang ingin diwujudkan.
Oleh karena itu, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja WNI yang ingin memiliki Pertashop mulai dari pebisnis hingga UMKM. Pertashop dipersyaratkan di desa atau kecamatan yang belum ada SPBU atau Lembaga Penyalur Pertamina dalam radius 10 km.
(Baca juga: Alami Luka Berat, Hanafi Rais akan Dirujuk ke Rumah Sakit Bintaro )
"Dengan jaminan aspek keamanan, bahan bakar berkualitas, harga jual yang terjangkau ditambah jaminan kehandalan pasokan karna dipasok dengan menggunakan mobil tanki dari titik pasokan terdekat, membuat Pertashop menjadi outlet yang menjanjikan," jelasnya Laode, Senin (19/10/2020).
Terdapat tiga kategori Pertashop yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang dimiliki. Pertashop Gold untuk luas lahan minimum 210 meter persegi, Pertashop Platinum untuk luas lahan minimum 300 meter persegi, dan terakhir Pertashop Diamond untuk luas lahan minimum 500 meter persegi. Luasan tanki penyimpanan dan varian produknya tentunya menyesuaikan.
"Rata-rata penjualan Pertashop mencapai minimum 300 liter/hari untuk produk Pertamax dengan harga setara SPBU terdekat. Pertashop juga menjadi outlet yang menjual elpiji Bright Gas, pelumas dan produk retail pertamina lainnya," kata Laode.
(Baca juga: Gempa Bumi Berkekuatan M=3.0 Guncang Dataran Tinggi Dieng )
Laode menambahkan, bahwa Pertamina terbuka bagi semua pihak yang ingin mengajukan pendaftaran untuk menjadi calon pemilik Pertashop . Pertamina juga akan menganalisa dan mengevaluasi secara transparan calon lokasi Pertashop yang diajukan.
"Jika tidak ditemukan kesesuaian kita tidak akan proses lebih lanjut. Di Pertamina sudah lama menerapkan Good Corporate Governance (GCG)," imbuh Laode.
Data internal perusahaan menunjukkan, dari 7.196 Kecamatan di Indonesia, 3.827 Kecamatan di antaranya atau sekitar 53% belum memiliki SPBU sebagai tempat resmi pengisian bahan bakar.
Masih belum meratanya distribusi energi ini, terkadang memicu melambungnya harga bahan pokok dikarenakan harga bahan bakar di daerah tersebut menyesuaikan akses untuk mendapatkan bahan bakar terdekat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pertamina menghadirkan Pertashop , sebuah solusi ketahanan energi nasional dengan konsep pemerataan jaringan distribusi. (Baca juga: Didukungan Relawan Sembodo, Suhandoyo Optimis Menang di Lamongan )
Diharapkan biaya distribusi dan transportasi, dapat ditekan dengan adanya jaringan distribusi Pertashop yang dapat menjangkau daerah yang belum terdapat SPBU. Hal ini tentunya mampu menjadi stimulus perekonomian bagi pembangunan suatu daerah.
Tahun ini, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII mendapatkan amanah dari Kementerian Dalam Negeri sejumlah 44 Pertashop untuk 44 desa yang termasuk dalam kategori desa 3T (Terpencil, Terluar, Tertiggal) dan desa berprestasi se-Sulawesi. Dimana hingga saat ini sudah terealisasi sejumlah 32 Pertashop.
Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, target tersebut dirasa masih kurang dibandingkan dengan jangkauan pemerataan energi yang ingin diwujudkan.
Oleh karena itu, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja WNI yang ingin memiliki Pertashop mulai dari pebisnis hingga UMKM. Pertashop dipersyaratkan di desa atau kecamatan yang belum ada SPBU atau Lembaga Penyalur Pertamina dalam radius 10 km.
(Baca juga: Alami Luka Berat, Hanafi Rais akan Dirujuk ke Rumah Sakit Bintaro )
"Dengan jaminan aspek keamanan, bahan bakar berkualitas, harga jual yang terjangkau ditambah jaminan kehandalan pasokan karna dipasok dengan menggunakan mobil tanki dari titik pasokan terdekat, membuat Pertashop menjadi outlet yang menjanjikan," jelasnya Laode, Senin (19/10/2020).
Terdapat tiga kategori Pertashop yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang dimiliki. Pertashop Gold untuk luas lahan minimum 210 meter persegi, Pertashop Platinum untuk luas lahan minimum 300 meter persegi, dan terakhir Pertashop Diamond untuk luas lahan minimum 500 meter persegi. Luasan tanki penyimpanan dan varian produknya tentunya menyesuaikan.
"Rata-rata penjualan Pertashop mencapai minimum 300 liter/hari untuk produk Pertamax dengan harga setara SPBU terdekat. Pertashop juga menjadi outlet yang menjual elpiji Bright Gas, pelumas dan produk retail pertamina lainnya," kata Laode.
(Baca juga: Gempa Bumi Berkekuatan M=3.0 Guncang Dataran Tinggi Dieng )
Laode menambahkan, bahwa Pertamina terbuka bagi semua pihak yang ingin mengajukan pendaftaran untuk menjadi calon pemilik Pertashop . Pertamina juga akan menganalisa dan mengevaluasi secara transparan calon lokasi Pertashop yang diajukan.
"Jika tidak ditemukan kesesuaian kita tidak akan proses lebih lanjut. Di Pertamina sudah lama menerapkan Good Corporate Governance (GCG)," imbuh Laode.
(eyt)