Progres Program Padat Karya Petani Terimbas COVID-19 Lebih Cepat dari Jadwal

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 19:31 WIB
loading...
Progres Program Padat Karya Petani Terimbas COVID-19 Lebih Cepat dari Jadwal
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas, Kemenaker, Budi Hartawan ketika meninjau program padat karya bagi petani dan masyarakat yang terdampak COVID-19, di Kompleks Pemda KBB, Jumat (16/10/2020). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Budi Hartawan meninjau program padat karya pertanian bagi petani yang terdampak COVID-19, di Kompleks Pemda KBB, Jumat (16/10/2020).

Didampingi Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemda KBB, Maman Sulaiman, Kepala Disnakertrans Iing Solihin, dan Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang Tuti Haryanti, Budi mengaku tidak menyangka jika program padat karya pertanian di KBB berjalan cepat. "Ini progresnya sangat cepat, saya tidak nyangka sudah seperti ini dan lebih cepat dari perkiraan," tuturnya. (Baca:Penyuluh Pertanian di Kabupaten Bandung Barat Dilatih Teknik Hilirisasi)

Melihat potensi yang dihasilkan dan keterlibatan masyarakat dalam jumlah banyak. Maka program padat karya pertanian bagi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan petani yang terdampak pandemi COVID-19 ini akan coba diterapkan di daerah lain.

Mereka bisa belajar juga dari KBB bagaimana pengelolaannya. "Imbas COVID-19 ini dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Maka kami akan coba terapkan program ini di daerah lain, semoga bisa seperti di KBB," imbuhnya.

Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang Tuti Haryanti menambahkan, program padat karya pertanian di lahan milik Pemkab Bandung Barat melibatkan 120 orang dengan anggaran lebih dari Rp 900 juta.(Baca:Pemda KBB Integrasikan Program Padat Karya Pertanian dengan Wisata Edukasi)

Selama mengikuti pelatihan sampai menggarap lahan, mereka tidak hanya mendapat ilmu pertanian tapi juga uang saku. "Nanti hasil pertaniannya seperti produk sayuran dan kacang edamame bisa dikonsumsi sendiri atau dijual sehingga menghasilkan dari sisi ekonomi," ucapnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1401 seconds (0.1#10.140)