Monitor Pak Iwan Bule, Ini Loh Anak-anak Kurang Mampu di SSB Bintang Lima Butuh Sentuhan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Membangun sekolah sepak bola (SSB) sebagai fondasi sepak bola Indonesia merupakan hal yang wajib dilakukan jika tim nasional Indonesia ingin berbicara banyak di kasta sepak bola Asia maupun dunia.
Menjamurnya SSB di seluruh Indonesia saat ini menjadi bukti bahwa masyarakat telah menyadari SSB merupakan awal mula wadah pembibitan atlet sepak bola.
Tentunya, potensi luar biasa anak-anak Indonesia yang mempunyai bakat sepak bola dari Sabang sampai Merauke ini harus difasilitasi dengan baik, tidak hanya oleh SSB, namun juga Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) selaku federasi tertinggi sepak bola Indonesia. (BACA JUGA: Direktur Televisi Swasta Tewas Setelah Alami Kecelakaan Tunggal)
Namun sayang, masih banyak anak-anak berbakat di berbagai daerah yang terbentur dengan mahalnya biaya untuk berlatih sepak bola di SSB.
Hal itulah yang membuat Komunitas Sepak Bola Bintang Lima tergugah untuk menggagas program anak asuh dan SSB gratis bagi anak-anak kurang mampu.
Komunitas Bintang Lima yang mempunyai homebase di Bandung ini mencoba bekerja sama dengan brand nasional Ortuseight untuk membangun sepak bola dan berkomitmen mendukung penuh persepakbolaan Indonesia. (BACA JUGA: Peserta Demo Tolak UU Ciptaker Tak Mau Pulang, Polisi Tembakan Gas Air Mata)
Komunitas ini mencoba memfasilitasi anak-anak kurang mampu melalui wadah SSB Bintang Lima. Sekolah yang didirikan di Mangungharja, Ciparay, Kabupaten Bandung ini sudah berjalan 8 bulan dengan total 45 anak asuh.
"Anak-anak di sini mayoritas dari kampung sekitar sini yang kebetulan secara ekonominya belum mampu, namun secara potensi dan kemampuan cukup baik. Orang tua mereka ada yang menjadi buruh cuci, TKW, dan lain sebagainya," tutur Irvan Bob, Ketua Umum Komunitas Bintang Lima, Rabu (14/10/2020).
Bahkan, kata Irvan, awalnya mereka pun berlatih dengan fasilitas seadanya. Irvan mencontohkan, karena ketiadaan biaya untuk membeli sepatu sepak bola, mereka awalnya menggunakan sepatu sekolah.
"Awalnya mereka berlatih memakai sepatu sekolah, namun karena kita kerja sama dengan Ortuseight, Alhamdulillah sebagian diberi sepatu bola dari Ortuseight" ungkapnya.(BACA JUGA: Juventus Dapat Kabar Buruk, Cristiano Ronaldo Positif Covid-19)
Selain mendirikan SSB gratis di Ciparay, Komunitas Bintang Lima dan Ortuseight juga memiliki beberapa anak asuh yang disekolahkan di SSB lainnya.
"Kami memiliki beberapa anak yang kami sekolahkan dan kami biayai di SSB Graha Permata di Bandung Barat. Mulai dari peralatan latihan, seperti sepatu bola dan lainnya, lalu uang bulanan juga kami tanggung semua. Ini bentuk komitmen kami dan Ortuseight dalam membangun sepak bola Indonesia, Alhamdulillah tim mereka juga berprestasi," beber Irvan.
Menurut Irvan, kolaborasi dengan stakeholder swasta yang peduli terhadap sepakbola Indonesia, seperti Ortuseight tentunya harus mendapat perhatian lebih dari Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan (Iwan Bule). "Apa lagi ketum PSSI sekarangkan pernah menjadi Kapolda Jabar," kata dia.
Federasi, kata Irvan, harus mau merangkul kelompok-kelompok yang memang berbuat untuk kemajuan sepak bola Indonesia. (BACA JUGA: PM Palestina: Tuhan Bantu Kami Jika Trump Menang Pemilu)
"Hal ini tentunya bisa menjadi kolaborasi yang baik, yang bisa membuat timnas kita berbicara banyak di kancah sepak bola dunia," tandasnya.
Menjamurnya SSB di seluruh Indonesia saat ini menjadi bukti bahwa masyarakat telah menyadari SSB merupakan awal mula wadah pembibitan atlet sepak bola.
Tentunya, potensi luar biasa anak-anak Indonesia yang mempunyai bakat sepak bola dari Sabang sampai Merauke ini harus difasilitasi dengan baik, tidak hanya oleh SSB, namun juga Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) selaku federasi tertinggi sepak bola Indonesia. (BACA JUGA: Direktur Televisi Swasta Tewas Setelah Alami Kecelakaan Tunggal)
Namun sayang, masih banyak anak-anak berbakat di berbagai daerah yang terbentur dengan mahalnya biaya untuk berlatih sepak bola di SSB.
Hal itulah yang membuat Komunitas Sepak Bola Bintang Lima tergugah untuk menggagas program anak asuh dan SSB gratis bagi anak-anak kurang mampu.
Komunitas Bintang Lima yang mempunyai homebase di Bandung ini mencoba bekerja sama dengan brand nasional Ortuseight untuk membangun sepak bola dan berkomitmen mendukung penuh persepakbolaan Indonesia. (BACA JUGA: Peserta Demo Tolak UU Ciptaker Tak Mau Pulang, Polisi Tembakan Gas Air Mata)
Komunitas ini mencoba memfasilitasi anak-anak kurang mampu melalui wadah SSB Bintang Lima. Sekolah yang didirikan di Mangungharja, Ciparay, Kabupaten Bandung ini sudah berjalan 8 bulan dengan total 45 anak asuh.
"Anak-anak di sini mayoritas dari kampung sekitar sini yang kebetulan secara ekonominya belum mampu, namun secara potensi dan kemampuan cukup baik. Orang tua mereka ada yang menjadi buruh cuci, TKW, dan lain sebagainya," tutur Irvan Bob, Ketua Umum Komunitas Bintang Lima, Rabu (14/10/2020).
Bahkan, kata Irvan, awalnya mereka pun berlatih dengan fasilitas seadanya. Irvan mencontohkan, karena ketiadaan biaya untuk membeli sepatu sepak bola, mereka awalnya menggunakan sepatu sekolah.
"Awalnya mereka berlatih memakai sepatu sekolah, namun karena kita kerja sama dengan Ortuseight, Alhamdulillah sebagian diberi sepatu bola dari Ortuseight" ungkapnya.(BACA JUGA: Juventus Dapat Kabar Buruk, Cristiano Ronaldo Positif Covid-19)
Selain mendirikan SSB gratis di Ciparay, Komunitas Bintang Lima dan Ortuseight juga memiliki beberapa anak asuh yang disekolahkan di SSB lainnya.
"Kami memiliki beberapa anak yang kami sekolahkan dan kami biayai di SSB Graha Permata di Bandung Barat. Mulai dari peralatan latihan, seperti sepatu bola dan lainnya, lalu uang bulanan juga kami tanggung semua. Ini bentuk komitmen kami dan Ortuseight dalam membangun sepak bola Indonesia, Alhamdulillah tim mereka juga berprestasi," beber Irvan.
Menurut Irvan, kolaborasi dengan stakeholder swasta yang peduli terhadap sepakbola Indonesia, seperti Ortuseight tentunya harus mendapat perhatian lebih dari Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan (Iwan Bule). "Apa lagi ketum PSSI sekarangkan pernah menjadi Kapolda Jabar," kata dia.
Federasi, kata Irvan, harus mau merangkul kelompok-kelompok yang memang berbuat untuk kemajuan sepak bola Indonesia. (BACA JUGA: PM Palestina: Tuhan Bantu Kami Jika Trump Menang Pemilu)
"Hal ini tentunya bisa menjadi kolaborasi yang baik, yang bisa membuat timnas kita berbicara banyak di kancah sepak bola dunia," tandasnya.
(vit)