COVID-19 Membuat Pesanan Tenun Ulos Merosot, Perajin Menjerit
loading...
A
A
A
DAIRI - Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia, sejak bulan Maret 2020, berdampak besar terhadap keberlangsungan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya, para pengrajin kain tenun Ulos khas Sumatera Utara .
(Baca juga: Berjasa Bangun Nisel, Warga Kumpulkan Dana untuk Idealisman Dachi )
Para perajin kain tenun Ulos di Kecamatan Silalahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara , sangat merasakan dampak pandemi COVID-19 . Pemasaran kain tenun Ulos merosot tajam, sehingga para perajin kesulitan ekonomi.
Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan dihentikannya segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan, seperti kegiatan resepsi pernikahan dan pesta adat, membuat pesanan kain tenun Ulos sepi.
Seorang penenun kain tenun Ulos, Rosianna Sagala mengaku, akibat pandemi COVID-19 pendapatannya kini turun hingga 50% bila dibandingkan pada kondisi normal sebelum adanya pandemi COVID-19 .
(Baca juga: Menikmati Legitnya Leumang Bersama Boh Manok Kocok Kopi Khas Aceh )
"Pekerjaan ini sudah saya tekuni puluhan tahun. Baru sekarang kondisinya sepi pembeli. Satu lembar kain tenun Ulos saya kerjakan tiga hari, upahnya Rp60 ribu/lembar," ujar Rosianna.
Kondisi serupa juga dirasakan Desiani Sijabat, yang merupakan pemilik toko penjual kain tenun Ulos. "Sejak adanya pandemi COVID-19 , pembelinya turun drastis karena memang tidak ada kegiatan pesta adat dan resepsi pernikahan," tuturnya.
(Baca juga: Jejak Bhatara Katong, Putra Brawijaya V Raja Terakhir Majapahit )
Kabupaten Dairi sendiri, saat ini masih masuk dalam zona merah penularan COVID-19 . Kondisi ini berdampak besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Mereka hanya bisa berharap pandemi COVID-19 segera berakhir.
(Baca juga: Berjasa Bangun Nisel, Warga Kumpulkan Dana untuk Idealisman Dachi )
Para perajin kain tenun Ulos di Kecamatan Silalahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara , sangat merasakan dampak pandemi COVID-19 . Pemasaran kain tenun Ulos merosot tajam, sehingga para perajin kesulitan ekonomi.
Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan dihentikannya segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan, seperti kegiatan resepsi pernikahan dan pesta adat, membuat pesanan kain tenun Ulos sepi.
Seorang penenun kain tenun Ulos, Rosianna Sagala mengaku, akibat pandemi COVID-19 pendapatannya kini turun hingga 50% bila dibandingkan pada kondisi normal sebelum adanya pandemi COVID-19 .
(Baca juga: Menikmati Legitnya Leumang Bersama Boh Manok Kocok Kopi Khas Aceh )
"Pekerjaan ini sudah saya tekuni puluhan tahun. Baru sekarang kondisinya sepi pembeli. Satu lembar kain tenun Ulos saya kerjakan tiga hari, upahnya Rp60 ribu/lembar," ujar Rosianna.
Kondisi serupa juga dirasakan Desiani Sijabat, yang merupakan pemilik toko penjual kain tenun Ulos. "Sejak adanya pandemi COVID-19 , pembelinya turun drastis karena memang tidak ada kegiatan pesta adat dan resepsi pernikahan," tuturnya.
(Baca juga: Jejak Bhatara Katong, Putra Brawijaya V Raja Terakhir Majapahit )
Kabupaten Dairi sendiri, saat ini masih masuk dalam zona merah penularan COVID-19 . Kondisi ini berdampak besar terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Mereka hanya bisa berharap pandemi COVID-19 segera berakhir.
(eyt)