Legenda Sumur Bandung dan Kisah None Belanda Temani Wisatawan

Senin, 12 Oktober 2020 - 05:00 WIB
loading...
Legenda Sumur Bandung dan Kisah None Belanda Temani Wisatawan
Sumur Bandung di teras belakang Kantor UID PLN Jabar. Sumur ini diselimuti cerita-cerita mistis dan airnya diyakini bertuah. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
SUMUR Bandung , berlokasi di teras belakang Kantor Unit Induk Distribusi (UID) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa Barat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung atau sebelah barat Sungai Cikapundung.

Sumur berdiameter sekitar 150 sentimeter itu, menyimpan cerita yang melegenda. Sejumlah literatur dan ulasan menyebutkan bahwa air Sumur Bandung memiliki tuah atau berkhasiat. (BACA JUGA: Mengapa Tak Ada Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk di Jawa Barat? )

Lantaran diselimuti legenda, sumur ini dianggap keramat. Tak sedikit orang berkunjung untuk memanjatkan doa bersama di malam dan bulan tertentu di sumur itu. (BACA JUGA: Sunan Kalijaga, Nyai Ratu Kidul dan Kisah Rompi Ontokusumo )

Karena alasan itulah, Sumur Bandung tak dihilangkan dan tetap berada di tempatnya meskipun di lokasi sekitar sumur telah berdiri gedung UID PLN Jawa Barat, dulu Gedung PLN Bandung yang dibangun dan diresmikan saat era kolonial Belanda pada 1930-an.

Sebelum jadi Kantor PLN Bandung atau kini UID PLN Jawa Barat, gedung rancangan arsitek Wolff Shcoemaker itu sebelumnya ditempati oleh sebuah perusahaan, NV Gebeo. (BACA JUGA: Misteri Ronggeng Gunung dan Keramat Jambu Handap )

"Mungkin karena sumur itu punya riwayat, semacam legenda, jadi gak boleh dipindahkan," kata Pian Sopian, anggota satuan pengamanan (satpam) Kantor UIN PLN Jawa Barat kepada SINDOnews, Sabtu (10/10/2020).

Semula, Sumur Bandung berada di lobi kantor. Namun agar para pengunjung lebih leluasa, sumur dipindahkan ke belakang. Pemindahan sumur tersebut dilakukan oleh Wali Kota Bandung Wahyu Hamidjaja pada 26 Oktober 1997.

Saat ini, selain ditutup menggunakan lempengan besi bermotif dan dicat warna kuning keemasan, di atas penutup sumur itu juga terpasang semacam mahkota warna perak.

Sisi sumur ditutup keramik warna hitam. Di sisi barat sumur terdapat sebuah prasasti dengan tulisan dipahat di atas batu marmer putih. Tulisan berbahasa Sunda itu berbunyi:

"Sumur Bandung mere karahayuan ka rahayat Bandung. Sumur Bandung mere karahayuan ka Dayeuh Bandung. Sumur Bandung rahayuning Dayeuh Bandung. Ayana di Gedong PLN Bandung. (Artinya: Sumur Bandung memberi kemuliaan bagi masyarakat Bandung. Sumur Bandung memberi kemuliaan bagi Kota Bandung. Sumur Bandung memuliakan Kota Bandung. Berada di Gedung PLN Bandung"). Bandung 25 Mei 1811. Raden Adipati Wiranatakusumah II."

Legenda Sumur Bandung dan Kisah None Belanda Temani Wisatawan

Sumur Bandung saat masih berada di lobi Kantor UID PLN Jawa Barat. Foto/Istimewa

Cerita None Belanda
Lantaran dianggap bertuah dan keramaat, Sumur Bandung kerap dikunjungi peziarah. Sebagian besar pengunjung berasal dari luar Kota Bandung, seperti Bogor, Garut, Cirebon, dan Indramayu. Bahkan pernah datang pengunjung dari Bali.

Anggota satpam Kantor UID PLN Jawa Barat Pian Sopian mengatakan, hal-hal mistis pernah dialami beberapa pengunjung. Seperti seorang ibu dari Bogor bercerita bahwa dia ditemni oleh seorang anggota satpam perempuan berdarah Belanda.

Kejadiannya siang hari. Si ibu dari Bogor itu diantarkan oleh sosok satpam perempuan Belanda tersebut sampai ke depan sumur Bandung. Bahkan sampai ke dalam gedung.

"Penampakannya gadis Belanda. Si ibu diantar sama none Belanda itu sampai ke atas (dalam gedung). Sosok tersebut jalan seperti orang biasa berdua dengan si ibu. Setelah itu, si ibu bertanya ke satpam di sini. Kata dia tadi ada satpam perempuan, keturunan Belanda, geulis (cantik), menemaninya. Satpam yang ditanya menjawab, tidak ada satpam cewek di sini mah," kata Pian.

Pian mengungkapkan, pengunjung bukan hanya warga Kota Bandung dan sekitarnya, tetapi justru sebagian besar dari luar Kota Bandung. Sebagian besar dari Bogor, Garut, Indramayu, dan Cirebon.

Bahkan pernah ada pengunjung dari Bali sengaja datang untuk meminta air Sumur Bandung yang diyakini memiliki tuah. "Pernah datang orang dari Bali minta air Sumur Bandung. Katanya untuk keperluan ritual," ungkap Pian.

Pian mengatakan, manajemen Kantor UID PLN Jawa Barat membuka pintu bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Sumur Bandung.

"Sebelum ada COVID, kunjungan dibuka mulai pukul 08.00 pagi sampai 20.00 WIB. Sekarang, karena ada COVID hanya dari jam enam sore (18.00) sampai delapan malam (20.00 WIB). Sebelum pandemi, sering orang berkunjung ke sini (Sumur Bandung). Bahkan ada yang wiridan (doa bersama) di sana. Tak sedikit pula yang mengambil air dari sumur itu," tutur Pian.

Legenda Sumur Bandung dan Kisah None Belanda Temani Wisatawan

Jadwal kunjung ke Sumur Bandung sebelum pandemi COVID-19. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi

Para pengunjung yang hendak melihat Sumur Bandung atau mengambil airnya, tutur dia, tak dipungut biaya. Satpam hanya meminta pengunjung menitipkan identitas diri mereka, seperti kartu tanda penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM).

Karena legenda dan cerita-cerita mistis yang melingkarinya, Sumur Bandung pernah dijadikan lokasi uji nyali oleh sebuah acara di televisi. "Tapi dua kali jadi lokasi uji nyali tak muncul penampakan (makhluk astral)," kata Pian.

Pian pun mengaku selama 17 tahun bertugas menjaga kantor UID PLN Jawa Barat, dirinya tak pernah melihat atau bertemu dengan makhluk astral di lokasi Sumur Bandung. "Walaupun jaga malam, saya tidak pernah mengalami atau menemui hal-hal mistis atau gaib di sekitar sini," ujar Pian.

Tongkat Sang Bupati Bandung
Konon, pada 25 Mei 1811, Bupati Bandung Raden Adipati Wiranatakusumah II menancapkan tongkat di sebuah lahan kosong di tepi Sungai Cikapundung dan Postweg atau Jalan Pos kini Jalan Asia Afrika, yang masih ditumbuhi pepohonan lebat.

Kisah lain menyebutkan Bupati RA Wiranatakusumah II bukan menancapkan tongkat melainkan sebatang nyere (lidi). Tanah yang ditusuk lidi itu memencarkan air sehingga dibuatlah sumur dalam semalam.

Ketika itu, ibu kota Kabupaten Bandung baru pindah dari Krapyak kawasan Dayeuhkolot ke wilayah agak ke utara, saat ini lokasi Pendopo Wali Kota Bandung dan Alun Alun Bandung, Jalan Dalem Kaum.

Dari lubang bekas tongkat sang Bupati itu memancar air sangat jernih. Lalu, Bupati Bandung memerintahkan di titik dia menancapkan tongkat tersebut dibuatkan sumur. Akhirnya, sumur tersebut diberi nama Sumur Bandung. Situs Sumur Bandung ini menjadi bagian dari penanda lahirnya Kota Bandung.

Sebenarnya, selain di kawasan Kantor UID PLN Jawa Barat, terdapat pula sebuah sumur di Jalan Alun Alun Timur atau depan Alun Alun Bandung. Sumur itu pun sama dibuat pada masa yang sama dengan Sumur Bandung dan atas perintah Bupati Bandung RA Wiranatakusumah II.

Legenda Sumur Bandung dan Kisah None Belanda Temani Wisatawan

Teras belakang gedung Kantor UID PLN Jawa Barat lokasi Sumur Bandung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi

Namun sayang, sumur tua tersebut kini sudah tidak ada, rata tanah seiring pembangunan pusat perbelanjaan di kawasan itu. Apalagi kini, pusat perbelanjaan yang berdiri di atas sumur tua itu pun telah dirobohkan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan air warga kota, Sumur Bandung menjadi sumber air untuk pembangunan gedung-gedung di sekitar Posweg (Jalan Raya Pos) atau Jalan Asia Afrika saat ini.

Sumur Bandung selain merupakan nama sebuah sumur, juga menjadi nama satu kecamatan di Kota Bandung. Kecamatan Sumur Bandung memiliki wilayah cukup luas dan penting bagi perekonomian kota.

Di antaranya, Pasar Baru Trade Center Bandung, Stasiun Bandung, Pasar Kosambi, dan Braga, masuk wilayah administrasi Sumur Bandung. Kemudian pusat pemerintahan Balai Kota Bandung dan Polrestabes Bandung juga masuk kawasan kecamatan ini.

Lalu Gedung Negara Pakuan, rumah dinas Gubernur Jawa Barat yang saat ini ditinggali oleh Ridwan Kamil dan istri Atalia Praratya.

Nyi Mas Dewi Kentring Manik Penjaga Alam Gaib Bandung
Dikutip dari berbagai sumber, mitos yang beredar menyebutkan Sumur Bandung dijaga oleh Nyi Mas Dewi Kentring Manik, penjaga alam gaib Kota Bandung. Dewi Kentring Manik merupakan permaisuri Kerajaan Pajajaran, putri dari Prabu Susuk Tunggal yang dinikahi Prabu Siliwangi.

Pian Sopian, satpam Kantor UID PLN Jawa Barat mengemukakan, Sumur Bandung memiliki air yang sangat jernih dan selalu ada sepanjang waktu. Tinggi muka air pun tak pernah lebih dan kurang, meskipun saat musim hujan atau kemarau.

Lantaran banyak yang percaya air sumur ini memiliki kekuatan gaib untuk segala keperluan, masyarakat memperlakukannya secara istimewa. Orang tak bisa sembarangan mengambil air Sumur Bandung.

Legenda Sumur Bandung dan Kisah None Belanda Temani Wisatawan

Cikapundung Riverspot, taman air mancur di tepi Sungai Cikapundung yang berada di belakang Kantor UID PLN Jawa Barat. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi

Konon, kondisi air yang diambil tergantung kepada niat dan hati orang yang mengambilnya. Jika hati orang yang mengambil air bersih, air Sumur Bandung yang diambil sangat jernih dan wangi.

Sebaliknya, kalau hatinya kotor, air yang diambil dari Sumur Bandung akan keruh. "Katanya, kalau air Sumur Bandung meluap, berarti Bandung tenggelam," pungkas Pian.
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1168 seconds (0.1#10.140)