Perajin Tas Cimahi Mampu Bertahan di Tengah COVID-19, Omsetnya Bikin Iri
loading...
A
A
A
CIMAHI - Pandemi COVID-19 membuat berbagai sektor usaha baik di bidang usaha menengah-kecil (UMK) dan usaha menengah-besar (UMB), mengalami depresiasi pemasukan akibat kebijakan pembatasan pergerakan orang maupun barang.
Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap 34.599 responden pelaku usaha kecil dan menengah yang terkena dampak COVID-19 selama 10–26 Juli 2020. Sekitar 84% pelaku UMK mengalami penurunan pendapatan, sementara UMB 82% akibat sepinya penjualan.(Baca juga : Relaksasi Iuran Jaminan Sosial Harus Dimanfaatkan Perusahaan di Cimahi dan KBB )
Namun meskipun babak belur dihantam pandemi, masih ada beberapa pelaku usaha yang masih bisa bertahan karena kegigihan dan strategi jitu pemasaran yang dijalankan. Salah satunya adalah perajin tas asal Kota Cimahi yang mengusung nama Newlight sebagai brand dari produknya.
Reza Dwi Alamsyah (26) adalah pemuda yang berada di balik kreator produk tasnya mampu bertahan di masa sulit. Bahkan sarjana ekonomi lulusan Universitas Parahyangan ini mengklaim, usaha rumahan yang dirintisnya sejak 2016 itu bisa menghasilkan omset Rp100 juta perbulan.
"Saya merintis tahun 2016, baru tahun lalu diproduksi massal dan respons pasar cukup bagus. Pertamanya jual ke temen lalu online dan penerimaannya sangat positif," tuturnya saat ditemui di bengkel produksinya, Jalan Pesantren, Kota Cimahi , Sabtu (10/10/2020).
Dirinya memproduksi beragam tas, mulai dari tas pinggang, tas ransel, tas tangan, tas slempang, hingga tas gitar. Konsep yang diusungnya adalah produk tas yang memiliki karakter serta ciri khas akan nilai Indonesia, pada desain, material, ataupun penamaannya.
Disinggung mengenai inspirasi produknya, itu berdasarkan pengalaman sewaktu masih kuliah. Saat itu tas yang dipakainya basah akibat kehujanan dan rembes kena laptop. Saat itu dirinya terobsesi untuk bisa membuat tas versatile yang waterproofing.
"Tipe tasnya yang bisa dipakai sehari-hari, tahan air, dan buat orang dengan mobilitas tinggi," imbuhnya.
(Baca juga : 41 Kasus COVID-19 di Cimahi Muncul dalam Seminggu, Klaster Keluarga Mendominasi )
Setelah berjibaku selama 1,5 tahun, kini dirinya telah berhasil mempekerjakan 16 pegawai. Harga tas miliknya dibandrol dari kisaran Rp200.000 sampai Rp3 juta dan banyak dipesan oleh konsumen dari luar Bandung. Seperti dari Jakarta, Medan, Palembang, sampai Kalimantan, termasuk Singapura, dan Kuala Lumpur.
Di saat pandemi COVID-19 tengah menggila di seluruh dunia, dirinya sempat khawatir karena banyak pelaku usaha yang terpaksa harus berhenti produksi. Ini dikarenakan sepinya penjualan dan bahan baku juga sulit didapatkan. Namun berkat kerja keras dan usaha pantang menyerah, bisnisnya masih bisa bertahan.
"Memang saat COVID-19 seperti ini ada penurunan penjualan, tapi itu lebih disebabkan bahan baku yang sulit diperoleh. Tapi kalau pembeli selalu ada saja," kata dia seraya menyebutkan lebih mengandalkan penjualan secara online daripada membuka gerai yang butuh biaya besar.
Dirinya berharap, pandemi COVID-19 bisa segera berakhir sehingga roda perekonomian masyarakat kembali normal seperti semula. Dengan demikian, para pelaku usaha juga bisa kembali berproduksi dan semakin berkembang. "Saya punya cita-cita membawa harum produk lokal di mata nasional, bahkan internasional," pingkasnya.
Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap 34.599 responden pelaku usaha kecil dan menengah yang terkena dampak COVID-19 selama 10–26 Juli 2020. Sekitar 84% pelaku UMK mengalami penurunan pendapatan, sementara UMB 82% akibat sepinya penjualan.(Baca juga : Relaksasi Iuran Jaminan Sosial Harus Dimanfaatkan Perusahaan di Cimahi dan KBB )
Namun meskipun babak belur dihantam pandemi, masih ada beberapa pelaku usaha yang masih bisa bertahan karena kegigihan dan strategi jitu pemasaran yang dijalankan. Salah satunya adalah perajin tas asal Kota Cimahi yang mengusung nama Newlight sebagai brand dari produknya.
Reza Dwi Alamsyah (26) adalah pemuda yang berada di balik kreator produk tasnya mampu bertahan di masa sulit. Bahkan sarjana ekonomi lulusan Universitas Parahyangan ini mengklaim, usaha rumahan yang dirintisnya sejak 2016 itu bisa menghasilkan omset Rp100 juta perbulan.
"Saya merintis tahun 2016, baru tahun lalu diproduksi massal dan respons pasar cukup bagus. Pertamanya jual ke temen lalu online dan penerimaannya sangat positif," tuturnya saat ditemui di bengkel produksinya, Jalan Pesantren, Kota Cimahi , Sabtu (10/10/2020).
Dirinya memproduksi beragam tas, mulai dari tas pinggang, tas ransel, tas tangan, tas slempang, hingga tas gitar. Konsep yang diusungnya adalah produk tas yang memiliki karakter serta ciri khas akan nilai Indonesia, pada desain, material, ataupun penamaannya.
Disinggung mengenai inspirasi produknya, itu berdasarkan pengalaman sewaktu masih kuliah. Saat itu tas yang dipakainya basah akibat kehujanan dan rembes kena laptop. Saat itu dirinya terobsesi untuk bisa membuat tas versatile yang waterproofing.
"Tipe tasnya yang bisa dipakai sehari-hari, tahan air, dan buat orang dengan mobilitas tinggi," imbuhnya.
(Baca juga : 41 Kasus COVID-19 di Cimahi Muncul dalam Seminggu, Klaster Keluarga Mendominasi )
Setelah berjibaku selama 1,5 tahun, kini dirinya telah berhasil mempekerjakan 16 pegawai. Harga tas miliknya dibandrol dari kisaran Rp200.000 sampai Rp3 juta dan banyak dipesan oleh konsumen dari luar Bandung. Seperti dari Jakarta, Medan, Palembang, sampai Kalimantan, termasuk Singapura, dan Kuala Lumpur.
Di saat pandemi COVID-19 tengah menggila di seluruh dunia, dirinya sempat khawatir karena banyak pelaku usaha yang terpaksa harus berhenti produksi. Ini dikarenakan sepinya penjualan dan bahan baku juga sulit didapatkan. Namun berkat kerja keras dan usaha pantang menyerah, bisnisnya masih bisa bertahan.
"Memang saat COVID-19 seperti ini ada penurunan penjualan, tapi itu lebih disebabkan bahan baku yang sulit diperoleh. Tapi kalau pembeli selalu ada saja," kata dia seraya menyebutkan lebih mengandalkan penjualan secara online daripada membuka gerai yang butuh biaya besar.
Dirinya berharap, pandemi COVID-19 bisa segera berakhir sehingga roda perekonomian masyarakat kembali normal seperti semula. Dengan demikian, para pelaku usaha juga bisa kembali berproduksi dan semakin berkembang. "Saya punya cita-cita membawa harum produk lokal di mata nasional, bahkan internasional," pingkasnya.
(nun)