Penanganan COVID-19 Sulsel Makin Baik, Angka Kesembuhan Meningkat

Minggu, 04 Oktober 2020 - 23:05 WIB
loading...
Penanganan COVID-19...
Prof Ridwan Amiruddin. Foto: Dokumen Pribadi
A A A
MAKASSAR - Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Sulsel semakin membaik. Sementara fluktuasi kasus terkonfirmasi positif cenderung menurun. Meski begitu, laju penularan tetap harus diwaspadai.

Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin menuturkan, pengendalian COVID-19 di Sulsel semakin membaik. Salah satu indikatornya, adanya kenaikan angka kesembuhan yang terus bertumbuh secara signifikan.

Lebih jauh dia menjelaskan, sejak awal kemunculan COVID-19 bulan Maret lalu hingga tanggal 3 Oktober 2020, jumlah kasus COVID-19 di Sulsel sudah mencapai angka 15.831 kasus, dengan jumlah kasus aktif mencapai 2.500 kasus (15.8%).



Sementara angka kesembuhan sudah mencapai 81,5%. Dengan akumulasi total pasien sembuh per tanggal 3 Oktober 2020 sebanyak 12.891 orang. Persentase angka kesembuhan Sulsel ini, bahkan melampaui nasional yang masih berada di kisaran 75,1%.

Angka kesembuhan yang meningkat inipun berkontribusi pada upaya menekan tingkat kematian atas COVID-19. Angka kematian COVID-19 di Sulsel juga dilaporkan semakin menurun dengan angka 2,7% atau di bawah nasional yang masih berada di angka 3,7%.

Meski demikian, Ridwan tak menampik laju penularan masih perlu diwaspadai. Apalagi angka positivity rate di Sulsel masih cukup tinggi dengan posisi 13,6%. Angka ini masih lebih tinggi dari standar organisasi kesehatan dunia (WHO) yang ditetapkan 5%.

"Semakin melebarnya jarak antar kesembuhan dengan angka kematian memberikan sinyal yang baik dalam pengendalian pandemi. Begitu juga dengan semakin menurunnya angka positif aktif menggambarkan program mitigasi trisula terus memberikan tekanan positif terhadap pengendalian COVID-19 di Sulsel," tutur Ridwan kepada SINDOnews, Minggu (4/9/2020).

Sedangkan, lanjut dia, angka pertumbuhan kasus COVID-19 selama satu minggu terakhir menunjukkan pergerakan yang semakin membaik dengan angka reproduksi efektif COVID-19 (Rt) per tanggal 3 Oktober 0,89, cenderung semakin menurun dan terkendali.

Hal itu diperkuat dengan semakin menurunnya kasus terkonfirmasi positif. Dari aspek testing PCR semakin menunjukkan sampel yang diperiksa semakin meningkat dengan kisaran 1.000-2.300 spesimen.



Meskipun dikatakan inipun masih lebih rendah dari kapasitas fasilitas pemeriksaan yang dimiliki Sulsel, dengan dukungan 12 laboratorium dan 2 unit mobil PCR dengan kapasitas pemeriksaan bisa mencapai hingga 4.500 spesimen.

"Dengan demikian perlu upaya lebih giat untuk meningkatkan tracing untuk menjangkau testing yang semakin membaik. Dari sisi standar WHO, Sulsel sudah memenuhi kriteria jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 1/1000 sampel per minggu dengan posisi per 3 Oktober sebesar 1,1/1000 per minggu," urai Ridwan.

Berdasarkan indikator layanan kesehatan, jumlah yang sedang dirawat di rumah sakit (RS) sekarang sebanyak 15,4%. Sementara yang menjalani isolasi mandiri terpusat melalui program wisata duta COVID-19 yang menjadi program unggulan Sulsel sebanyak 10%.

Dari aspek penggunaan tempat tidur isolasi juga cenderung semakin menurun dengan posisi sekarang sebesar 24%. Begitu juga dengan pemakaian tempat tidur ICU dengan persentase 19,5%.

Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini melanjutkan, dalam upaya mengelola pandemi COVID-19, pemprov Sulsel telah mengerahkan tenaga sebanyak 9.423 orang. Di mana 58% di antaranya perawat, dokter umum 7%, dokter spesialis 9%, tenaga penunjang 13%. Selebihnya radiographer, analisis laboratorium dan farmasi.

"Itu untuk tenaga di layanan rumah sakit. Tentu masih banyak tenaga yang lain yang menunjang dalam pengendalian COVID-19 ini. Misalnya tenaga surveilans untuk tracing, tenaga promosi kesehatan dan tenaga epidemiologi," sebut Ridwan.



Dalam menjalankan tugasnya, para tenaga tersebut diakui rentan terpapar COVID-19. Sejak pandemi, Ridwan mengaku sudah ada sebanyak 685 tenaga kesehatan (nakes) yang menderita COVID-19. Mereka terbagi 47% di antaranya merupakan perawat, 23% dokter, 13% administrasi, selebihnya dari berbagai jenis tenaga.

Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menambahkan, sebaran angka kasus reproduksi efektif menurut wilayah, hampir semua kabupaten/kota angka Rt-nya berkisar antara 0,23-1,11. Dengan angka Rt secara provinsi sekitar 0,89.

"Angka ini menunjukkan bahwa intervensi public health secara simultan seluruh program Trisula pengendalian COVID-19 di Sulsel cukup efektif untuk menekan pertumbuhan kasus," tandas Ridwan
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2948 seconds (0.1#10.140)