Theofilus-Zadrak Kunjungi BPS Gereja Toraja, Ini yang Dibahas
loading...
A
A
A
TANA TORAJA - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Tana Toraja , Theofilus Allorerung-Zadrak Tombeg (Theo-Zadrak) menyambangi kantor Badan Pekerja Sinode (BPS) Gereja Toraja di Rantepao, Sabtu (3/10/2020).
Kedatangan Theo-Zadrak bersama rombongan itu diterima langsung Ketua Umum BPS, Musa Salusu yang didampingi sejumlah pengurus inti BPS Gereja Toraja.
Dalam kunjungannya, pasangan Theo-Zadrak mengemukakan tiga harapannya terkait pilkada yang akan dihelat pada 9 Desember 2020 mendatang.
Harapan pertama, BPS memberi masukan sebagai upaya pasangan Theo-Zadrak mengonsolidasikan ide dan gagasan. Kedua, berharap momentum pilkada kali ini sebagai pendewasaan iman agar peristiwa 2010 lalu tak terulang. Ketiga, BPS berharap pilkada kali ini tidak terkait dengan agama dan suku , yang dapat merusak tatanan sosial masyarakat.
"Yang kita harapkan adalah komunikasi politik dari semua paslon. Kita dianggap zona merah terus, nah ini bisa mempengaruhi situasi daerah kita," kata Theofilus.
Jalannya diskusi berlangsung santai dalam suasana penuh keakraban. "Terima kasih kedatangannya, ini sebuah penghargaan dan penghormatan bagi kami," kata Ketua Umum BPS Musa Salusu, mengawali sambutannya.
Musa mengatakan, BPS secara lembaga berada di posisi netral, namun secara pribadi dikembalikan kepada yang bersangkutan. Menurutnya siapapun yang datang, akan diterima.
Pilkada kata Musa memilih pemimpin masyarakat, bukan pemimpin agama dan gereja. Kendati begitu nilai spritualitas, integritas juga sangat menentukan."Nanti di dalam TPS kan sudah tidak netral lagi, pasti akan memilih," ujarnya.
Kedatangan Theo-Zadrak bersama rombongan itu diterima langsung Ketua Umum BPS, Musa Salusu yang didampingi sejumlah pengurus inti BPS Gereja Toraja.
Dalam kunjungannya, pasangan Theo-Zadrak mengemukakan tiga harapannya terkait pilkada yang akan dihelat pada 9 Desember 2020 mendatang.
Harapan pertama, BPS memberi masukan sebagai upaya pasangan Theo-Zadrak mengonsolidasikan ide dan gagasan. Kedua, berharap momentum pilkada kali ini sebagai pendewasaan iman agar peristiwa 2010 lalu tak terulang. Ketiga, BPS berharap pilkada kali ini tidak terkait dengan agama dan suku , yang dapat merusak tatanan sosial masyarakat.
"Yang kita harapkan adalah komunikasi politik dari semua paslon. Kita dianggap zona merah terus, nah ini bisa mempengaruhi situasi daerah kita," kata Theofilus.
Jalannya diskusi berlangsung santai dalam suasana penuh keakraban. "Terima kasih kedatangannya, ini sebuah penghargaan dan penghormatan bagi kami," kata Ketua Umum BPS Musa Salusu, mengawali sambutannya.
Musa mengatakan, BPS secara lembaga berada di posisi netral, namun secara pribadi dikembalikan kepada yang bersangkutan. Menurutnya siapapun yang datang, akan diterima.
Pilkada kata Musa memilih pemimpin masyarakat, bukan pemimpin agama dan gereja. Kendati begitu nilai spritualitas, integritas juga sangat menentukan."Nanti di dalam TPS kan sudah tidak netral lagi, pasti akan memilih," ujarnya.
(luq)