19 Hari Jalani Isolasi, Bupati Cellica Tunggu Hasil Tes Swab Kedua
loading...
A
A
A
KARAWANG - Bupati Karawang Cellica Nurachadiana sudah 19 hari menjalani perawatan medis berupa karantina di ruang isolasi RSUD Karawang setelah dinyatakan positif terpapar virus corona (COVID-19).
Selama perawatan Cellica, sudah dua kali mengikuti swab tes yaitu 5 April 2020 dan 9 April 2020 lalu. Hasil negatif diperoleh saat pemeriksaan swab tes pertama di laboratorium kesehatan Provinsi Jawa Barat. Sedangkan hasil tes swab tes kedua masih ditunggu. Selama 19 hari menjalani perawatan di RSUD Karawang, ternyata Cellica termasuk pasien yang ''bandel".
Meski tengah menjalani perawatan dokter, ternyata bupati tidak benar benar istrirahat total sesuai anjuran dokter. Cellica diketahui masih mengawasi dan kadang memberikan instruksi kepada bawahannya dalam penanganan COVID-19. Penanganan COVID-19 pertama kali sempat membingungkan masyarakat hingga mengundang protes. Ini yang membuat bupati marah besar kepada bawahannya, meski masih menjalani perawatan Cellica ikut mengatur dan memerintahkan anak buahnya mengambil langkah-langkah strategis.
"Iya betul seharusnya beliau itu istirahat saat menjalani perawatan di rumah sakit. Namun kenyataannya beliau tidak bisa diam begitu melihat kondisi dilapangan penanganan corona tidak seperti yang diharapkannya.Dia minta Dinkes dan yang lainnya bekerja lebih cepat lagi membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Kadang sampai tengah malam beliau belum tidur hanya untuk mengurusi ini," kata Sekda Karawang, Acep Jamhuri, Minggu (12/4/20).
Acep mengatakan, Bupati Cellica mengaku tidak bisa tidur jika urusan penanganan covid -19 belum beres. Padahal setiap hari banyak persoalan yang muncul dalam penanganan COVID-19 dan Cellica selalu mengawasi hingga selesai."Kalau belum selesai beliau selalu nelpon dan minta laporan perkembangannya. Kalau belum selesai beliau terus menelpon walaupun tengah malam juga," katanya.
Menurut Acep, tidak seorangpun mau menyarankan Cellica agar tetap fokus dengan perawatan dirinya. Hingga akhirnya Acep terpaksa memberanikan diri memberikan masukan agar Cellica istirahat saja dan biarkan urusan ditangani yang lain. "Saya memberanikan diri meminta ibu bupati banyak istirahat, dan biarkan saya yang membereskan semua persoalannya. Bupati tidak ingin rakyat Karawang menderita karena wabah ini, makanya beliau selalu gelisah," katanya.
Acep mengaku maklum dengan kegelisahan Bupati Cellica, karena saat pertama kali menangani COVID-19 di Karawang memang sempat terjadi kebingungan. Yang sempat membuat panik karena Karawang belum memiliki alat seperti rapid tes saat itu, sedangkan jumlah yang terjangkit semakin bertambah. Belum lagi dengan minimnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis yang belum sesuai dengan kebutuhan.
"Tapi sekarang sudah berjalan semakin baik dalam penanganan COVID-19, apalagi kita dibantu dari Kodim 0604 dan Polres Karawang setiap harinya. Jadi semua persoalan yang muncul kami tangani bersama untuk diselesaikan." katanya.
Selama perawatan Cellica, sudah dua kali mengikuti swab tes yaitu 5 April 2020 dan 9 April 2020 lalu. Hasil negatif diperoleh saat pemeriksaan swab tes pertama di laboratorium kesehatan Provinsi Jawa Barat. Sedangkan hasil tes swab tes kedua masih ditunggu. Selama 19 hari menjalani perawatan di RSUD Karawang, ternyata Cellica termasuk pasien yang ''bandel".
Meski tengah menjalani perawatan dokter, ternyata bupati tidak benar benar istrirahat total sesuai anjuran dokter. Cellica diketahui masih mengawasi dan kadang memberikan instruksi kepada bawahannya dalam penanganan COVID-19. Penanganan COVID-19 pertama kali sempat membingungkan masyarakat hingga mengundang protes. Ini yang membuat bupati marah besar kepada bawahannya, meski masih menjalani perawatan Cellica ikut mengatur dan memerintahkan anak buahnya mengambil langkah-langkah strategis.
"Iya betul seharusnya beliau itu istirahat saat menjalani perawatan di rumah sakit. Namun kenyataannya beliau tidak bisa diam begitu melihat kondisi dilapangan penanganan corona tidak seperti yang diharapkannya.Dia minta Dinkes dan yang lainnya bekerja lebih cepat lagi membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Kadang sampai tengah malam beliau belum tidur hanya untuk mengurusi ini," kata Sekda Karawang, Acep Jamhuri, Minggu (12/4/20).
Acep mengatakan, Bupati Cellica mengaku tidak bisa tidur jika urusan penanganan covid -19 belum beres. Padahal setiap hari banyak persoalan yang muncul dalam penanganan COVID-19 dan Cellica selalu mengawasi hingga selesai."Kalau belum selesai beliau selalu nelpon dan minta laporan perkembangannya. Kalau belum selesai beliau terus menelpon walaupun tengah malam juga," katanya.
Menurut Acep, tidak seorangpun mau menyarankan Cellica agar tetap fokus dengan perawatan dirinya. Hingga akhirnya Acep terpaksa memberanikan diri memberikan masukan agar Cellica istirahat saja dan biarkan urusan ditangani yang lain. "Saya memberanikan diri meminta ibu bupati banyak istirahat, dan biarkan saya yang membereskan semua persoalannya. Bupati tidak ingin rakyat Karawang menderita karena wabah ini, makanya beliau selalu gelisah," katanya.
Acep mengaku maklum dengan kegelisahan Bupati Cellica, karena saat pertama kali menangani COVID-19 di Karawang memang sempat terjadi kebingungan. Yang sempat membuat panik karena Karawang belum memiliki alat seperti rapid tes saat itu, sedangkan jumlah yang terjangkit semakin bertambah. Belum lagi dengan minimnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis yang belum sesuai dengan kebutuhan.
"Tapi sekarang sudah berjalan semakin baik dalam penanganan COVID-19, apalagi kita dibantu dari Kodim 0604 dan Polres Karawang setiap harinya. Jadi semua persoalan yang muncul kami tangani bersama untuk diselesaikan." katanya.
(sun)