178 Ha Lahan Eks Tambang di Babel Disulap Jadi Kebun Jambu Mete

Selasa, 29 September 2020 - 17:22 WIB
loading...
178 Ha Lahan Eks Tambang di Babel Disulap Jadi Kebun Jambu Mete
Gubernur Babel Erzaldi Rosman meninjau lahan eks tambang yang ditanami jambu mete di Desa Kerakas, Bangka Tengah. Foto/INEWS/Haryanto
A A A
BANGKA TENGAH - Pemprov Kepulauan Bangka Belitung (Babel) memanfaatkan lahan eks tambang di Babel agar produktif dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Salah satu upayanya, Pemprov Babel mendorong masyarakat membudidayakan tanaman jambu mete di lahan tersebut.Seperti di Desa Kerakas, Kecamatan Sungai Selan, Kebupaten Bangka Tengah. (BACA JUGA: "Mobil Goyang" di Halaman Masjid Raya Hebohkan Warga Sidimpuan )

Gubernur Babel Erzaldi Rosman mengatakan, jambu mete merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi petani. Selain harganya cukup bagus, saat ini sudah ada investor yang akan membelinya. (BACA JUGA: Unik, Nama Bayi ini Berasal dari Game Kesukaan Ayahnya )

Untuk itu, kata Erzaldi, Pemprov Babel mengajak masyarakat memanfaatkan potensi tersebut. Apalagi budi daya jambu mete dalam waktu 2,5 tahun sudah dapat dipanen dan tidak memerlukan perawatan khusus, sehingga mudah dibudidayakan. (BACA JUGA: 2 Anggota Komplotan Becak Hantu Ditembak, 3 Anggota Wanita Kabur )

"Jambu mete ini diambil bijinya. Untuk kacang mete, harganya bagus, ada pembelinya, 2,5 tahun sudah panen. Jambu ini ditanam di lahan eks tambang. Di Desa Kerakas banyak lahan ini," kata Erzaldi, Selasa (29/9/2020).

Erzaldi mengemukakan, total luas lahan eks tambang di Babel yang ditelah diubah menjadi kebun budi daya jambu mete 178 hektare. Ratusan hektare lahan itu tersebar di beberapa wilayah.

"Petani agar serius menggarap lahan yang ada, pemprov akan memberikan bibit yang baik serta pupuk supaya hasil pertanian maksimal," ujar Gubernur.

Untuk mendorong petani dalam menekuni usaha pertanian, tutur Erzaldi, Pemprov Babel akan membangun jalan pertanian di desa. Selain itu, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan potensi lain seperti sawah.

"Harus banyak macam komoditi yang kita lakukan karena dapat menutupi komoditi yang rendah harganya. Di Bangka Selatan sudah terdapat tempat penggilingan pagi dengan kapasitas besar guna mendukung program persawahan," tutur Erzaldi
(awd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2158 seconds (0.1#10.140)