Sudah Zona Oranye, Kasus Positif COVID-19 di Cimahi Masih Bermunculan
loading...
A
A
A
CIMAHI - Meskipun Kota Cimahi sudah menjadi zona oranye COVID-19, namun kasus positif akibat terpapar virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan China ini masih tergolong tingggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, hingga saat ini sudah ada 316 warga Kota Cimahi yang terpapar COVID-19. Rinciannya, sebanyak 244 orang sudah dinyatakan sembuh, 8 meninggal dunia, dan 64 terkonfirmasi aktif.
"Awalnya kan sempat zona merah sekarang jadi zona oranye, tapi kasusnya belum turun. Malah kecenderungan ada kenaikan lagi," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, Selasa (29/9/2020).
Dia menjelaskan, untuk kasus keselurhan, dalam sepekan terakhir penerapan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) dan kembalinya status zona oranye, jumlah warga Kota Cimahi yang terpapar COVID-19 malah cenderung meningkat.
"Hampir setiap hari ada penambahan kasus positif, kebanyakan dari cluster keluarga. Tapi kami cukup terobati dengan banyaknya pasien sembuh yang juga terus bertambah," sambungnya.
Menurutnya, kluster keluarga kini menjadi ancaman dalam penularan COVID-19. Tercatat hingga saat ini ada 43 kluster keluarga yang terpapar virus tersebut. Jumlah warga Cimahi yang terkonfirmasi positif terpapar virus korona dari puluhan kluster keluarga tersebut mencapai 107 orang.
Sistem penularan cluster kelurga ini berasal dari perjalanan luar daerah atau ada anggota keluarganya yang bekerja di luar daerah. Saat mereka kembali pulang ke Kota Cimahi tanpa disadari membawa virus COVID-16 yang menularkannya ke keluarga mereka.
Dia mencontohkan, ada salah satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan dari Jakarta untuk urusan pekerjaan. Saat pulang, yang bersangkutan tidak menyadari jika tubuhnya terpapar karena tidak merasakan gejala. Semestinya karena Jakarta adalah zona merah, baiknya jangan dulu pulang.
"Protapnya kan begitu, atau kalau ingin memastikan di swab test dulu. Kasus-kasus seperti itu yang akhir-akhir ini banyak ditemukan di Kota Cimahi," kata perempuan yang akrab disapa Rini ini.
Disinggung soal penanganan kluster keluarga, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jika rumah dan lingkungannya memungkinkan untuk jadi tempat isolasi mandiri, maka opsi tersebut akan dilakukan. (Baca: warga Jabar Tertipu Investasi Online, Polda Lakukan Pengusutan).
Namun jika tidak apalagi sampai menularkan ke warga lain, maka opsinya akan dievakuasi ke tempat yang sudah disediakan. "Kalau ga rumah sakit rujukan seperti RSUD Cibabat, Dustira, bisa ke BPSDM Jabar di jalan Kolonel Masturi, Cimahi Utara," pungkasnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, hingga saat ini sudah ada 316 warga Kota Cimahi yang terpapar COVID-19. Rinciannya, sebanyak 244 orang sudah dinyatakan sembuh, 8 meninggal dunia, dan 64 terkonfirmasi aktif.
"Awalnya kan sempat zona merah sekarang jadi zona oranye, tapi kasusnya belum turun. Malah kecenderungan ada kenaikan lagi," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, Selasa (29/9/2020).
Dia menjelaskan, untuk kasus keselurhan, dalam sepekan terakhir penerapan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) dan kembalinya status zona oranye, jumlah warga Kota Cimahi yang terpapar COVID-19 malah cenderung meningkat.
"Hampir setiap hari ada penambahan kasus positif, kebanyakan dari cluster keluarga. Tapi kami cukup terobati dengan banyaknya pasien sembuh yang juga terus bertambah," sambungnya.
Menurutnya, kluster keluarga kini menjadi ancaman dalam penularan COVID-19. Tercatat hingga saat ini ada 43 kluster keluarga yang terpapar virus tersebut. Jumlah warga Cimahi yang terkonfirmasi positif terpapar virus korona dari puluhan kluster keluarga tersebut mencapai 107 orang.
Sistem penularan cluster kelurga ini berasal dari perjalanan luar daerah atau ada anggota keluarganya yang bekerja di luar daerah. Saat mereka kembali pulang ke Kota Cimahi tanpa disadari membawa virus COVID-16 yang menularkannya ke keluarga mereka.
Dia mencontohkan, ada salah satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan dari Jakarta untuk urusan pekerjaan. Saat pulang, yang bersangkutan tidak menyadari jika tubuhnya terpapar karena tidak merasakan gejala. Semestinya karena Jakarta adalah zona merah, baiknya jangan dulu pulang.
"Protapnya kan begitu, atau kalau ingin memastikan di swab test dulu. Kasus-kasus seperti itu yang akhir-akhir ini banyak ditemukan di Kota Cimahi," kata perempuan yang akrab disapa Rini ini.
Disinggung soal penanganan kluster keluarga, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Jika rumah dan lingkungannya memungkinkan untuk jadi tempat isolasi mandiri, maka opsi tersebut akan dilakukan. (Baca: warga Jabar Tertipu Investasi Online, Polda Lakukan Pengusutan).
Namun jika tidak apalagi sampai menularkan ke warga lain, maka opsinya akan dievakuasi ke tempat yang sudah disediakan. "Kalau ga rumah sakit rujukan seperti RSUD Cibabat, Dustira, bisa ke BPSDM Jabar di jalan Kolonel Masturi, Cimahi Utara," pungkasnya.
(nag)